SAVANNA 4

4.4K 239 5
                                    

Savanna, usia 20 tahun.

Ava merasakan dunia terhenti di momen Landon memutuskan untuk melepasnya. Bahkan, dia tidak sadar sejak kapan dia sudah kembali duduk di depan Rahardian Najandra selepas Landon pergi dari ruangan itu.

"Kamu sudah dengar sendiri kan, Savanna," kata Rahardian.

Ava menatap pria di depannya dengan tatapan kosong.

Kamu harus menjadi Nyonya Najandra!

Suara mendiang mamanya menggema di telinganya. Ava merasakan sesak memenuhi dadanya. Satu-satunya keinginan mamanya saat hidup. Obsesi gila mamanya.

"Saya tahu kamu pasti terguncang. Tapi saya juga tahu, kamu selama ini tidak benar-benar mencintai Landon kan?"

Ava menaikkan alisnya. Dia seharusnya mendebat Rahardian Najandra saat ini. Dia mencintai Landon kan?

"Mama kamu, sejak dulu selalu menempel dengan istri saya, Vivianne. Mereka adalah sahabat dekat," Ava menyimak setiap perkataan Rahardian tentang mamanya.

"Setiap saya dan Vivianne kencan, Wyna selalu ikut. Vivianne bilang, mereka adalah teman dekat, jadi saya menerimanya.

"Sampai suatu hari, ketika saya melamar Vivianne, Wyna menelpon saya di tengah malam untuk mengajak bertemu," Rahardian menatap Ava dalam. "Kami bertemu di taman saat itu. Dan Wyna, datang sembari menangis histeris dan mengatakan bahwa saya selingkuh dari dirinya."

Ava menahan nafasnya.

"Dia membawa cutter dan mengancam akan bunuh diri kalau saya tidak memutuskan hubungan saya dengan Vivianne dan segera menikah dengan dia."

Ava merasakan setitik air matanya jatuh. Mamanya, orang yang melahirkannya. Ava selalu tahunada yang salah dengan obsesi mamanya. Tapi, ia tidak tahu mamanya separah ini.

"Saya tetap menikah dengan Vivianne. Dan tidak mendengar kabar Wyna sampai suatu hari, Ziral datang dan memberitahu bahwa dia akan menikahi Wyna karena kasihan dengan kondisinya."

Ava menghapus air matanya.

"Cukup tentang Wyna. Sekarang saya akan menawarkan hal bagus untuk kamu. Anggap saja sebagai kompensasi dari putusnya hubungan kamu dengan Landon."

Rahardian mengeluarkan amplop coklat dan memberikannya kepada Ava.

"Saya akan membiayai kamu untuk sekolah di luar negeri. Ayah kamu akan saya berikan beberapa saham, dan dia akan ikut bersama kamu ke manapun kamu pergi. Hidup kalian akan saya tanggung sampai kamu memutuskan untuk tidak mau menerima uang saya lagi."

Ava menatap amplop coklat itu. Tangannya menggapai amplop itu kemudian membukanya. Terdapat dua tiket pesawat dan beberapa hal lain di dalamnya.

"Ada dua tiket," gumamnya. Kalimat pertamanya kepada Rahardian adalah kalimat itu.

Rahardian mengangguk.

Sydney, dan London.

"Pilih salah satu. Yang satunya lagi adalah pengecoh bagi Landon. Jika kamu memilih pergi ke Sydney, maka Landon akan tahu bahwa kamu pergi ke London. Dan begitu pula sebaliknya."

"Jadi, kamu pilih yang mana Savanna?"

***

Landon, usia 21 tahun.

Landon merasakan seluruh tubuhnya mati rasa. Televisi di depannya masih terus menayangkan breaking news tentang kecelakan pesawat yang sedang terbang menuju Australia.

Ava berada di dalam pesawat itu. Avanya.

Kamu yang memilih untuk melepaskan aku Landon. Jadi sekarang biarkan aku pergi!

Deep AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang