Savanna, usia 5 tahun...
"Ma, dia cengeng sekali. Ava enggak mau temenan sama dia."
Wyna mengelus kepala Ava kecil ketika anaknya itu mengadukan soal teman yang baru saja ia temui. "Dia baik loh Va, namanya Landon. Dia anak Om Rahardian. Ava kan sering dibelikan barbie oleh Om Ardi."
Ava mendengus.
"Tapi Ava hanya mendorongnya pelan sekali dan dia malah menangis Ma. Masa iya, ada cowok yang lebih cengeng dari Ava. Ava tidak suka!"
Wyna menghembuskan nafasnya tidak sabaran dengan pelan. Kali ini ia menarik tangan Ava dan menuntunnya berjalan menuju Landon Najandra yang duduk bersama dengan nannynya di sebuah ayunan.
"Halo Landon," kata Wyna sambil mengelus pipi Landon. "Ava datang mau minta maaf. Dia ingin jadi teman Landon lagi. Ava tidak sengaja ketika mendorong Landon tadi."
Landon turun dari ayunan kemudian beringsut, bersembunyi dibalik nannynya. "Den, itu Neng cantik minta maaf loh, masa tidak diladeni," kata nannynya sembari menarik pelan Landon agar mau berhadapan dengan Ava.
Ava mendengus kemudian menarik tangannya dari genggaman Wyna. "Aku minta maaf. Kamu jangan cengeng dong! Nanti pas besar kamu gapunya teman!"
Ava kemudian menarik Landon dan memeluknya setelah selesai mengucapkan kata-katanya. "Kita jadi teman lagi ya!" katanya sembari mengecup pipi Landon.
Savanna, usia 16 tahun...
"Ava, Mama dengar Landon punya pacar ya?" tanya Wyna sembari duduk di pinggir kasur Ava. Nada ketidaksukaan terdengar samar dari nada bicaranya.
Ava hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari playstation yang sedang ia mainkan.
Wyna mendengus. "Bukannya Landon suka dengan kamu? Kenapa dia punya pacar perempuan lain?"
Ava tidak menggubris dan memilih tetap memencet-mencet stik di genggamannya. "Ava, Mama sedang bicara dengan kamu!"
Ava mendengus kemudian menoleh setelah terlebih dahulu mempause gamenya. "Apa sih Mama? Landon tidak pernah bilang dia suka dengan aku. Dan aku tidak suka dengan Landon. Dia seperti saudara aku!"
Wyna merubah ekspresi wajahnya menjadi datar tanpa emosi. "Ava, kamu dan Landon itu sudah ditakdirkan bersama! Sejak pertama kali Mama kenalkan kamu dengan dia, Mama mau kamu suatu saat nanti akan jadi istri Landon! Kamu harus jadi Nyonya Najandra!"
Ava melebarkan matanya, menatap Wyna, mamanya yang baru saja melontarkan ide gila. "Ma?! Aku dan Landon pertama kali bertemu saat kami masih kecil sekali dan Mama sudah memikirkan kami sebagai suami istri?! Dan lagi, aku saja belum tujuh belas tahun! Are you mad?!"
Wyna melebarkan matanya dan langsung menampar pipi Ava. "Jangan pernah Ava, jangan pernah sekalipun kamu menyebut mama gila!"
Ava menahan nafasnya. Wyna segera berdiri dan meninggalkan kamar Ava. Suara pintu yang dikunci membuat air mata Ava menetes. Mamanya baru saja menguncinya di kamar, hanya karena Landon. Dan, hanya karena Landon, Ava tidak pernah melihat Wyna sebagai orang yang sama.
Savanna, usia 17 tahun...
"Ava kamu ada apa tiba-tiba menyuruh aku datang ke markas jam sembilan malam seperti ini?"
Ava mengambil tempat favoritnya di markas mereka. Sebuah matras empuk di sudut dekat jendela di rumah pohon yang berada di halaman belakangnya. "Aku sakit hati Landon, orang yang aku suka baru saja mencium cewek lain!" katanya sambil berurai air mata.
Landon menatap tidak suka Ava yang menangis. Dia kemudian memposisikan dirinya di sebelah Ava dan menarik sahabatnya itu ke dalam pelukannya.
"He's such a jerk. Tidak pantas kamu menangisi dia Ava. Ada banyak orang di luar sana yang bisa kamu cium selain dia. Lagipula apa kamu tidak geli membayangkan berciuman dengan cowok berkawat gigi seperti dia?"
Ava memanyunkan bibirnya. "Kiss me then. Aku mau kamu yang mengambil first kiss aku Landon. Selain Gerard jelek itu, hanya kamu yang paling aku sayang!"
Landon menyerngitkan dahinya. "Va, ide kamu gila. Aku tidak mau berciuman dengan sahabat aku sendiri!"
Ava menangis semakin keras. "Apa tidak ada yang mau berciuman dengan aku?! Apa karena aku agak tomboy? Apa aku kurang cantik?"
Landon menghela nafasnya. "Kamu cantik dengan menjadi diri kamu sendiri," katanya.
Ava tidak menjawab dan memilih untuk langsung menempelkan bibirnya di bibir Landon. Cukup lama. Dan lebih lama lagi Landon memikirkan tentang ciuman mereka.
***
"Mama tadi lihat Va, congratulation! Kamu dan Landon akhirnya resmi!"
Wyna berkata setengah memekik ketika Ava baru saja masuk ke rumahnya setelah mengantar Landon ke gerbang depan dengan canggung. "Mama ngomong apa sih?" kata Ava tak acuh.
"Mama lihat siluet kamu dan Landon yang berciuman di rumah pohon dari jendelanya! Akhirnya kalian sadar kalau kalian itu memang ditakdirkan! Astaga Mama tidak sabar bisa merubah nama kamu menjadi Savanna Najandra. Istri dari keluarga Najandra yanh tersohor-"
Mamanya belum selesai meracau ketika Ziral, Ayah dari Ava masuk ke dalam rumah. "Papa pulang," katanya sambil menenteng jasnya di satu tangan.
Wyna langsung menoleh dan tersenyum antusias. "Pa! Akhirnya Landon dan Ava akan menikah Pa!" kata Wyna.
Ziral menyerngitkan dahinya. "Wyna, kamu bicara apa? Mereka masih tujuh belas tahun," jawabnya dengan lesu. Terlihat malas menanggapi.
Wyna langsung merubah raut wajahnya. "Walaupun begitu! Setidaknya Ava akan memiliki peluang- tidak, dia harus menjadi istri Landon saat besar nanti! Kamu tidak mau nama keluarga naik status?! Selama ini kamu hanya bisa menjadi sekretaris keluarga mereka! Aku tidak bisa bergaul dengan teman-teman Vivianne karena kamu! Tapi kalau Ava menikah dengan Landon, aku akhirnya bisa bergaul dengan kawan-kawan aku, kawan Vivianne, memakai pakaian mahal-"
Ucapan Wyna kembali terputus saat Ziral memilih berjalan melewatinya, dan dengan sengaja menabrakkan bahu mereka. Ziral kemudian menghampiri Ava yang sedari tadi membulatkan matanya kaget mendengar ucapan mamanya.
"Ava, sudah malam, mending tidur saja ya. Naik, kemudian kunci pintu kamu, dengarkan lagu dengan headset, lupakan kata-kata Mama kamu."
Wyna kali ini membulatkan matanya marah dan hendak berbicara lagi, tapi Ava sudah terlebih dahulu berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
Suara teriakan dan adu mulut adalah alasan kenapa Ayahnya menyuruhnya untuk menggunakan headset malam itu. Ava sadar, ada seusatu yang tidak benar dengan Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Affection
Romance((FINISHED)) He loves her, but his past doesn't allow him to love her. She loves him, but she doesn't let her feeling shown. They're just too afraid. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Kalau seseorang bilang ke Clarence satu tahun lalu kala...