Lima

10.8K 636 1
                                    

"Saya kehilangan orang yang paling saya sayang."

Clarence tidak tahu harus berkata apa. Ekspresi Landon membuatnya bungkam. Pria itu mengatakan hal itu dengan nada paling menyakitkan, dan itu membuat Clarence merasakan sesuatu yang tidak bisa dia jelaskan.

"Intinya," Landon menghembuskan nafasnya berat. "Saya tahu alasan Papa kamu ingin menjodohkan kita. Saya merupakan pemegang saham terbesar di perusahaan orang tua saya, walaupun Kean lah yang menjadi pewaris perusahaan itu. Dan, jika kamu, anak tunggal dari keluarga Millard, menikah dengan saya, maka akan ada banyak sekali keuntungan di kedua belah pihak. Papa saya akan memberikan proyek pembangunan gedung barunya ke perusahaan arsitektur Ayah kamu."

Clarence memutar matanya. "Sejujurnya saya tidak terlalu perduli dengan itu."

Landon menatapnya lama.

"Jadi intinya kamu mau saya jadi istri kamu?"

"Ya."

Clarence tertawa ironis. "Pernikahan itu bukan permainan Mr. Najandra."

"Saya tahu."

"Dan kamu baru saja menyuruh saya untuk menghabiskan sisa hidup saya dengan kamu yang merupakan orang asing bagi saya!"

Landon tidak menjawab.

"Bagaimana jika kenyataannya saya atau kamu, jatuh cinta dengan seseorang?"

Landon menjawab dengan cepat. "Ketika kita menikah dan kamu jatuh cinta, kita bisa langsung bercerai."

Clarence mengerutkan keningnya. "Kamu pikir semudah itu?"

Landon mendesah. "Dengar Clarence, saya tahu ini bukan hal kecil dan merupakan langkah besar di hidup kita masing-masing. Tapi, saya benar-benar tidak bisa menolak ini. Membangkang, adalah hal traumatik bagi saya."

Clarence menyipitkan matanya marah. "Saya tidak mau lagi mendengar omong kosong ini! Dan sebaiknya, sekarang kita segera pergi ke rumah kamu karena saya ingin semua hal konyol ini cepat selesai."

Hal selanjutnya yang dilakukan Clarence adalah berjalan keluar cafe itu dan langsung diikuti Landon yang membayar bill kemudian masuk ke dalam mobil.

Mereka sudah hampir sampai ke kediaman Najandra ketika Landon membuka suara. "Saya minta maaf kalau kamu marah. Tapi, please, Clarence, setidaknya pertimbangkan perjodohan ini."

***

"Eh sudah datang rupanya." Vivianne menyambut mereka. "Clarence kenalkan ini adiknya Landon."

Clarence tersenyum tipis ke arah Vivianne dan pria tinggi di sebelahnya.

Pria itu menyodorkan tangannya kemudian menyebutkan namanya. "Kean."

Clarence membalas sodoran tangan itu dan memaksa sebuah senyum. "Clarence."

"Yasudah, ayo. Mama dan Papa kamu sudah menunggu."

Vivianne kemudian menuntun mereka ke meja makan. Clarence duduk di antara seorang perempuan ㅡyang akhirnya diketahui Clarence sebagai istri Kean yang bernama Alinaㅡ dan Landon.

Setengah waktu makan siang itu mereka habiskan dengan obrolan santai. Sampai akhirnya Giana menanyakan hal yang membuat mood Clarence turun drastis.

"Saya tidak menyangka Landon muncul di depan pintu rumah buat menjemput Claire. Tadi kalian kemana saja?"

Clarence memilih diam, membiarkan Landon menjawab. "Ke cafe sebentar. Ada yang kami bicarakan."

Rahardian Najandra meneguk air dari gelasnya kemudian berkata. "Jadi, kalian sudah membicarakan hal itu?"

Landon dan Clarence sepakat membungkam mulut.

"Kalian mungkin sudah paham, bahwa kami ingin menjodohkan kalian."

Clarence meneguk ludahnya susah payah sambil memperhatikan Rahardian.

"Jadi," giliran Arman yang mengeluarkan suara sembari menatap mereka bergantian. "Bagaimana pendapat kalian?"

Clarence merasakan mata Ayahnya seolah ingin menembus tubuhnya. Dia kemudian melirik Giana yang menatapnya dengan senyum khawatir.

Sialan!

Clarence meneguk ludahnya ketika Landon membuka mulut untuk bicara.

"Saya tidak keberatan. Lagipula saya tidak ada waktu untuk mencari perempuan dan berkencan. Semuanya terserah kepada, Clarence."

Double sialan! Triple sialan! Mereka semua memojokkan aku! Clarence meremas ujung dress baby blue-nya.

"Clarence?" Arman memanggil namanya.

"Aku," menolak. "Terserah Papa saja."

Hal selanjutnya yang Clarence tahu adalah bahwa kedua pasang orang tua itu berjabat tangan  dengan senyum merekah. Sementara Landon menatapnya yang hanya bisa diam mematung.

Hope you like it!

Deep AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang