I'm Not The Only One — Sam Smith
"You better hurry Claire, kita nanti ketinggalan pesawat," kata Sarah di balik kaca mobilnya.
Clarence mengangguk kemudian berjalan menjauhi Sarah dan mobilnya. Clarence menuju front desk dan resepsionis di balik meja itu membulatkan matanya.
"Ibu? Saya pikir Ibu dan Pak Najandra sedang berlibur?"
Clarence tersenyum kecil kemudian berkata, "Saya ingin bertemu dengan Alvareo Miller."
Resepsionis itu dengan bingung mengangguk kemudian melakukan panggilan singkat yang Claire yakini sedang memberitahu Alvareo tentang keberadaannya.
"Pak Miller menyuruh Ibu langsung ke atas. Ibu tahu kan?" kata resepsionis itu.
Claire mengangguk. Ia langsung berjalan menuju lift dan tidak butuh waktu lama baginya untuk sampai di ruangan Alvareo.
Clarence tersenyum ketika Alvareo menyuruhnya duduk di sofa di sana.
"Landon belum cerita apa-apa, but I guess, semuanya tidak berjalan lancar. Benar Clarence?"
Clarence terdiam.
"Kamu tahu selama ini Ava masih hidup Alvareo?"
Alvareo atau yang biasa dipanggil Reo itu kemudian melebarkan matanya. Jakunnya bergerak naik turun pertanda dia baru saja menelan ludahnya dengan terkejut. Alvareo tidak tahu.
"Well, saya tidak bisa lama-lama di sini karena pesawat saya sebentar lagi take off," kata Claire sembari mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
"Ini, tolong berikan ke Landon," kata Claire sambil menyerahkan amplop coklat besar kepada Alvareo.
Reo menatapnya gusar. Ia kemudian melonggarkan dasinya, lalu mencondongkan tubuhnya ke depan. Dengan perlahan Reo mengambil amplop itu.
"Saya bisa tebak apa isi amplop ini."
Clarence mengangguk.
"Ya, saya mengajukan gugatan cerai."
Reo mendesah.
"Kamu— ingin saya jadi kuasa hukum kamu?"
Clarence mengerutkan alisnya.
"No, saya tidak pernah sedikitpun berpikir begitu. Saya hanya ingin kamu berikan itu ke Landon saat dia kembali nanti. Karena saya tidak ingin bertemu dengan Landon lagi."
Alvareo memejamkan matanya.
"Kalau begitu Mr. Miller, saya akan pergi sekarang. Senang berkenalan dengan Anda," kata Clarence sopan sembari berdiri.
Alvareo mengangguk.
"Please think about it carefully, Claire. Terkadang Landon bisa sangat bodoh, dan tidak tahu apa yang dia lakukan."
Clarence menarik nafasnya kamudian tersenyum sekilas ke arah Alvareo dan berbalik. Berjalan cepat keluar dari gedung itu.
***
"You ruin yourself dude!"
Landon meneguk isi kaleng minumannya sampai habis. Dengan perasaan berkecamuk Landon meremas kaleng itu. Sedikit bagian tajam mengiris tangannya namun dia tidak meringis. Sesuatu di dalam dirinya lebih sakit dari irisan kaleng itu.
"Landon?"
Landon menarik nafasnya. Pria menatap kursi kosong di seberangnya yang merupakan tempat terakhir kalinya ia melihat Clarence dua hari yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Affection
Romance((FINISHED)) He loves her, but his past doesn't allow him to love her. She loves him, but she doesn't let her feeling shown. They're just too afraid. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Kalau seseorang bilang ke Clarence satu tahun lalu kala...