You Don't Know — Katelyn Tarver
(Vote first babes)
Clarence kembali mengecek ponselnya, memastikan pesan yang dikirimnya untuk Landon benar-benar terkirim.
Tepat setelah kembali dari Tower Bridge, Clarence memutuskan dia akan pergi dari hidup Landon. Tapi sebelum itu, dia harus menyelesaikan semuanya dengan Landon. Bukan kabur tiba-tiba dari pria itu. Alhasil, Clarence mengirimkan pesan kepada Landon agar pria itu bisa datang ke hotel sebentar.
Clarence menatap jam tangannya. Berulang kali dia mondar-mandir di antara meja fine dining yang kini dipenuhi makanan dan jejeran sofa di living room tempatnya menaruh koper.
Satu jam lagi.
Sudah kesekian kalinya Claire mengulang kalimat itu di kepalanya. Pada akhirnya, ketika satu jam kemudian Landon masih tidak muncul Clarence akan mengulang kalimat itu lagi.
Satu jam lagi, sampai Landon datang.
Clarence mendesah gusar. Jika masih sampai satu jam sebelum penerbangan terakhir ke Indonesia Landon belum muncul, Clarence berjanji dia akan langsung pergi.
Clarence memilih berdiri kemudian berjalan menuju balkon. Melihat ke luar, gedung-gedung yang sangat ia gemari. London, dia suka London, sampai kemarin.
Suara pintu terbuka membuat Clarence menjadi siaga. Badannya menegang, berharap kalau itu adalah Landon.
"Clarence?" suara Landon terdengar samar di telinganya. Tapi ia yakin, itu adalah suara Landon.
Clarence mati-matian menahan hasratnya untuk segera berlari ke arah suara itu. Dia tidak boleh terlihat sedesperate itu.
Langkah pelan Clarence berhenti saat dia masuk ke living room dan mendapati Landon berdiri kaku menatap kopernya yang sudah siap di sana sejak tadi.
"Aku pikir kamu gak akan datang," kata Claire kepada Landon yang kini memunggunginya.
Landon diam beberapa saat sebelum berbalik dan menatapnya. "Kamu nunggu aku?"
Clarence merasa geram. Tentu saja, bodoh! Dengan sabar Clarence menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. Matanya menatap Landon. Dia akan jujur, untuk terakhir kalinya.
"Ya, aku menunggu kamu. Karena aku berharap kamu datang."
Landon diam. Matanya melebar sedikit.
"Bagaimana kalau aku tidak datang? Bagaimana kalau harapan kamu itu membuat kamu kecewa?"
Clarence tersenyum miris mengabaikan jantungnya yang kini berdetak kencang, lagi.
"Bagus kalau kamu tidak datang, aku hanya akan kecewa sekali."
Landon menaikkan alisnya. Kentara bingung akan kata-kata Clarence. "Maksud kamu?" katanya beberapa detik kemudian.
Clarence mengedikkan bahunya.
"Well, kamu datang. Artinya sekarang ada pertanyaan kedua. Apakah kamu akan pergi lagi, atau diam di sini."
Landon diam menatapnya. Perasaan bersalah terpampang jelas di matanya. Clarence menatap Landon tepat di matanya. Pria itu perlahan mendekat ke arahnya.
Clarence menahan nafasnya. Tepat ketika Landon berada beberapa centi di depannya, perempuan itu berkata, "Kalau kamu pergi lagi, aku akan kecewa dua kali. Yang pertama, karena kamu datang untuk mengucapkan perpisahan, dan yang kedua karena aku dengan bodohnya menunggu kamu untuk datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Affection
Romance((FINISHED)) He loves her, but his past doesn't allow him to love her. She loves him, but she doesn't let her feeling shown. They're just too afraid. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Kalau seseorang bilang ke Clarence satu tahun lalu kala...