"So, Aidan.."
Clarence menahan ekspresinya tetap serius. Namun, sedetik kemudian tawanya keluar begitu saja.
Dia sedang berlatih untuk memanggil Aidan tanpa embel-embel 'Abang' seperti apa yang biasa dia lakukan. Dan, itu sangat aneh dan lucu ketika dia memanggil nama pria itu.
"Come on, Claire. Tidak ada yang lucu dari namaku. Humor kamu terlalu rendahan."
Clarence mengentikan tawanya, menyisakan sebuah senyum geli di bibirnya.
"Okay, okay, sorry. Let's start it again."
Aidan tersenyum kemudian memanggil nama sapaan Clarence, "Claire.."
Clarence menahan senyumnya.
"Aidan.."
"Sayang?"
Clarence dan Aidan serentak menoleh ke suara lain yang mengganggu mereka barusan.
Dan apa yang tertangkap mata Clarence menbuatnya melebarkan matanya hingga batas maksimumnya.
"Landon..."
Aidan menoleh ke arah Clarence. "Siapa?" tanyanya.
Pertanyaan bodoh Aidan!
Clarence meneriaki Aidan di batinnya. Dia mengabaikan Aidan dan berdiri kemudian menatap Landon yang mengatupkan rahangnya.
"Hai! Kamu sedang apa di sini? Sama siapa?"
Landon tidak menggubris Clarence tapi malah memutuskan untuk menggenggam tangan perempuan itu dengan tangan kirinya dan mengulurkan tangan kanannya ke Aidan.
"Saya Landon, suami Clarence."
Aidan dan Clarence sama terkejutnya. Clarence yakin dia mendengar penekanan ketika Landon menyebut suami tadi.
Aidan melirik Clarence dengan tatapan bertanya.
"Kamu sudah menikah?"
Clarence berusaha melepaskan tangannya dari Landon namun Landon malah semakin mengeratkan genggamannya.
Clarence menatap Aidan dengan tatapan bersalah. Harusnya dia memberi tahu Aidan sejak awal.
"Iya, I forgot to mention it," Clarence menghembuskan nafasnya kemudian melanjutkan. "Kenalin, ini Landon. Suami aku."
Aidan tidak percaya Clarence bisa lupa menyebutkan hal sepenting itu. Dia lalu berdiri kemudian tersenyum lebar dan menjabat tangan Landon.
"Oh, hai. Saya Aidan, teman kecil Clarence."
Clarence menaikkan alisnya. Yah, benar juga, Aidan memang teman kecilnya.
Dan mantan kekasih Charly, dan...
Clarence menghapuskan pemikiran tadi dari otaknya.
"Teman kecil Clarence? Apa undangan kami luput waktu itu?" Landon menatap Clarence datar.
Clarence salah tingkah dan menjawab, "Um, Aidan tinggal di Australia, dan dia baru pulang, jadi aku gak ada pikiran buat undang dia kemarin."
"Ya Clarence, kamu lupain aja aku terus," kata Aidan sambil bercanda. Clarence bisa melihat Landon menatap Aidan tidak suka. Dan itu mengganggunya.
"Ah, iya, kamu belum jawab, kamu ke sini sama siapa?" Clarence mengalihkan perhatian Landon.
"Sama teman kerja, kami lagi makan di sana," Landon menunjuk restoran tempat temannya tadi.
Clarence mengangguk kemudian tersenyum, "Oh, kalau begitu enjoy your time with your friend, Sayang. Nanti kamu dinner di rumah kan?"
Landon menatap Clarence dalam. "Iya, dan saya rasa kita juga harus lunch di rumah, Clarence."
"Apa?"
"Kita pulang dan lunch di rumah. Berdua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Affection
Romance((FINISHED)) He loves her, but his past doesn't allow him to love her. She loves him, but she doesn't let her feeling shown. They're just too afraid. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Kalau seseorang bilang ke Clarence satu tahun lalu kala...