Fall For You - Secondhand Serenade
Landon benar-benar tidak bisa fokus dengan pekerjaannya sekarang. Kata-kata Clarence, istrinya, masih terngiang di indra pendengarannya tanpa bisa dikontrol. Kalimat sesimpel 'Aku masih menunggu janji kamu untuk membuat aku bahagia,' bisa membuatnya harus membaca satu paragraf yang sama berulang kali.
Alvareo, rekan kerjanya melirik jam dinding di ruangan itu, kemudian menggelengkan kepalanya. "Landon, apa kita sudah kerja sampai terlalu malam?" tanyanya.
Landon mengalihkan perhatiannya dari berkas yang sedang ia baca. Matanya melirik jam yang tadi dilihat Alvareo. "Seriously Re, kita sudah pernah kerja sampai subuh. Jam sepuluh malam itu masih sore untuk kita. Iya, kan?"
Alvareo menghembuskan nafasnya kesal. "Lalu, kenapa kamu terus membaca halaman yang sama selama tiga puluh menit, Mr. Najandra? Kamu sedang ada masalah sama istri kamu?" tanyanya bercanda.
Pernyataan Reo membuat Landon sadar bahwa dia sejak tadi hanya melamun. Landon melepaskan berkas yang ia pegang dengan segera. "Reo, sepertinya kita harus break sebentar. Saya ingin konsultasi sama kamu."
Alvareo yang duduk di seberang ruangan kemudian menaikkan alisnya. "Konsultasi apa? Kamu punya masalah hukum?" tanyanya dengan eskpresi setengah terkejut.
"What? No! Bukan soal hukum," kata Landon sambil mengerutkan dahinya. "Ini soal, hm, perempuan. Soal Clarence."
Alvareo tersenyum miring. Dengan satu gerakan lambat, sahabat Landon itu melepas kaca matanya dan menaruhnya di meja. "Jadi, kamu memang berkelahi dengan Clarence?"
"Tidak, kami tidak berkelahi," jawab Landon. Yah, mereka memang tidak berkelahi kan? Well, Clarence tadi memeluknya, berarti setidaknya, kalau mereka berkelahi, mereka sudah berbaikan kan?
"Apa Kayra selalu bahagia saat menikah dengan kamu?"
Pertanyaan Landon membuat Alvareo menyerngit. "Pertanyaan macam apa itu?" katanya sambil tertawa geli.
"Jawab saja, dude."
Alvareo terkekeh melihat ekspresi serius Landon. "Kamu harusnya tanya itu ke istri aku. But, I think Kayra tidak selalu bahagia setiap saat. Dia bahagia, saya tahu. Tapi ada saat dimana kita sering debat soal masalah tertentu. Apalagi saat dia hamil seperti sekarang. Kayra berubah jadi monster super sensitif."
"Clarence bahkan tidak hamil dan dia sering sekali marah."
Alvareo terkekeh. "Dia marah karena apa?"
"Karena banyak hal. Sebenarnya, kami bahkan akan berdebat karena hal kecil. Saya menceritakan ke dia tentang Ava dan dia menjadi bingung, kemudian marah. Dia," Landon mendesah. "Dia itu sulit dimengerti!"
Alvareo melebarkan matanya. "Kamu kasi tau dia soal Ava? Sudah?"
Landon mengangguk.
"Dan dia marah?"
Landon mendengus. "Dia marah."
"Saya tidak tau kenapa istri kamu marah Landon. Terlepas dari perjanjian dua tahun kamu dengan—"
Landon menongakkan kepalanya dan menatap Reo dengan tajam. "I've never told you. Hanya saya dan Clarence yang tahu itu Reo!"
Sebelum Landon berdiri dan marah kepadanya, buru-buru Alvareo menjelaskan. "Landon, chill. Sorry saya waktu itu sedang membuka berkas yang ada di meja kamu, dan surat itu ada di sana. Maaf karena saya mengganggu privasi kamu."
Landon melarikan tangannya ke rambutnya. "Okay, saya tidak akan marah," katanya. "Mungkin ada baiknya kamu tau. Dan karena sekarang kamu sudah tau Reo, kamu harus membantu saya."
Reo menaikkan alisnya. "Membantu apa?"
"Perjanjiannya berubah. Tidak ada lagi dua tahun Reo, sekarang saya hanya memiliki satu tahun sialan untuk membuat Clarence bahagia. Kalau tidak, saya dan Clarence akan bercerai. Saya harus membuat dia bahagia. Tepatnya, membuat dia mengaku bahagia."
Alvareo terkekeh kecil mendengar Landon. Dunia Landon selama ini terpaku kepada Ava, dan ketika Ava pergi, dunianya hancur. Sekarang, Clarence datang membuat Landon menemukan dunia yang baru.
"Jadi, kamu ingin membuat Clarence bahagia?"
Landon mengangguk.
"Apa kamu tahu apa yang Clarence sukai?" tanya Reo. "Karena, Kayra bahagia ketika saya melakukan apa yang dia sukai."
Landon tampak berpikir. "Apa yang Clarence sukai?" gumamnya.
"Kamu bahkan tidak tahu itu Landon?"
Landon menggeleng.
"Kalau begitu cari tahu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Affection
Romance((FINISHED)) He loves her, but his past doesn't allow him to love her. She loves him, but she doesn't let her feeling shown. They're just too afraid. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Kalau seseorang bilang ke Clarence satu tahun lalu kala...