Empat Puluh Delapan

6.9K 395 7
                                    

The Way - Ariana Grande

"Kamu bisa berhenti liatin aku Aidan?"

Clarence merengut kesal saat Aidan terus-terusan melihat ke arahnya saat mereka berlari kecil. "Dimana-mana, kalau lari itu selalu lihat depan. Bukan lihat samping."

Aidan memperlambat langkahnya, membuat Clarence mau tidak mau ikut memperlambat langkahnya juga. Aidan melangkah mendekat ke arah Clarence sambil memajukan wajahnya.

"What?!" kata Clarence kesal.

"Bisa jadi mata aku yang salah, tapi Claire bibir kamu..," katanya menggantung.

Clarence membulatkan matanya. Tangannya secara spontan langsung memegang bibirnya. "Bibir aku kenapa?!" katanya sambil berusaha menyembunyikan rasa gugupnya. Kalau ada sesuatu yang salah dari bibirnya, sudah jelas itu karena tadi dia baru saja mencium Landon. Pipinya memanas memikirkan tingkah bodohnya itu.

"Yup, kamu baru saja ciuman dengan Landon kan?" kata Aidan membuat pipi Clarence semakin memanas.

Clarence mundur satu langkah menjauhi Aidan. Satu tangannya meninju dada Aidan karena salah tingkah. "Are you crazy?! Bagaimana bisa otak kamu itu menyimpulkan kalau aku dan Landon berciuman hanya karena ada yang aneh dengan bibir aku? Otak kamu terlalu banyak mengkhayalkan cerita fiksi romantis Aidan!"

Aidan terkekeh melihat reaksi Clarence. "Jadi bibir kamu yang agak bengkak dan merah itu kenapa?" tanyanya to the point.

Clarence mengerutkan keningnya sambil berusaha mengarang cerita. "Well, ada— hm— produk lip-mask baru yang aku cobain. Ya! Produk lip-mask baru! Hasilnya bagus ya?" jawavnya sedikit terlalu antusias.

Aidan menggelengkan kepalanya kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Clarence. "Merek lip-masknya Landon Najandra's lip ya?" bisiknya untuk menggoda Clarence. Sebelum Clarence berhasil menghajarnya karena ucapannya barusan Aidan mulai berlari lagi meninggalkan Clarence.

"Aidan!" teriak Clarence sembari berusaha mengejar pria itu.

Aidan yang sudah cukup jauh berbalik kemudian tersenyum lebar ke arah Clarence.

"Charly, aku cuma suka dia karena dia mirip kamu aja kan ya?"

***

Clarence masuk ke dalam rumahnya dengan cepat dan langsung menuju ke dapur. Joggingnya dengan Aidan berlangsung lebih cepat dari yang ia duga. Aidan yang sangat menyebalkan karena membahas bibirnya itu, mendapatkan ide tentang novelnya tiba-tiba dan memutuskan pergi untuk mendiskusikannya dengan editornya.

"Lebih keras Landon!"

Sebuah suara wanita membuat Clarence menghentikan gerakannya untuk mengambil air dari dalam lemari pendingin. Kewaspadaannya entah mengapa menjadi naik beberapa kali lipat.

Perempuan lain yang setahunya bisa keluar masuk rumah ini hanya Ari. Tapi, Ari tidak akan datang sampai jam delapan kurang lima belas menit. Dan ini masih jam enam. Terlebih lagi Ari tidak akan berteriak menyebut nama Landon seperti itu.

Clarence berjalan perlahan ke arah sumber suara tadi. Langkahnya sampai ke sebuah ruangan yang ia sendiri belum pernah masuki. Sekarang ia sadar, dirinya sama sekali belum pernah menjelajahi segala seluk beluk rumah itu.

"Kamu lemah sekali Landon! Lebih cepat!"

Terdengar lagi suara wanita itu. Clarence merasakan jantungnya berhenti berdetak dan jatuh ke lantai. Kenapa Landon bersama seorang wanita padahal dia harus kerja satu jam dari sekarang?

Clarence merasakan bimbang antara harus membuka pintu itu atau tidak. Bagaimana jika ia melihat sesuatu yang dia tidak ingin lihat?

"Berhenti dulu Arina, saya sudah lama tidak melakukan ini," kali ini suara Landon terdengar.

That's it!

Clarence mengeluarkan tenaga lebih banyak dari seharusnya untuk membuka pintu itu sehingga pintu ruangan itu terbuka dengan hentakan yang keras.

Hal yang pertama Clarence lihat adalah Landon yang duduk di lantai sambil berusaha mengatur nafasnya. Matanya beralih dan mendapati ada dua orang lain di sana. Seorang wanita, dan satu orang pria yang juga terlihat sedang mengatur nafasnya.

"Claire? Kamu pulang lebih cepat dari yang aku kira," kata Landon sambil mengerutkan keningnya. Pria itu langsung berdiri dan berjalan mendekati Clarence.

"Aku, Aidan harus pergi," jawab Clarence asal. "Kamu sedang apa? Mereka siapa?" tanya Clarence. Matanya melirik wanita yang sudah pasti pemilik suara tadi. Rambutnya berwarna kecoklatan senada dengan warna kulitnya yang terlihat agak gelap. Hasil tanning, pikir Clarence sekali lihat.

"Ah, kenalin, dia Arina, atlet boxing, dan juga instruktur boxing aku," kata Landon sambil mengarahkan tangannya ke wanita itu. Tangannya bergerak menunjuk pria yang kini berjalan mendekat ke arah Clarence juga. "Dia Andro, partner latihan aku hari ini."

Clarence menatap dua orang itu bergatian. Otaknya masih memproses informasi itu.

Landon dan boxing?

"Hai, saya Andro," kata pria yang Landon katakan sebagai partnernya itu sambil mengulurkan tangannya ke arah Clarence. Clarence menjabat tangan itu kemudian tersenyum. "Hai, Clarence," katanya memperkenalkan diri.

"Hai Claire, Landon sudah cerita banyak soal kamu. Aku Arina," kata perempuan itu mengulurkan tangannya, yang entah sejak kapan berada di depan Clarence.

Clarence tersenyum paksa ketika menjaba tangan itu. "Well, aku tidak tahu Landon cerita apa saja ke kamu. Tapi semoga yang baik-baik aja ya," katanya.

"Oh, percaya deh, Landon tidak pernah curhat apalagi meminta bantuan aku sebelum ini," kata Arina. "Dan Claire, aku kira kita pasti sering ketemu kedepannya."

Wanita bernama Arina itu tersenyum penuh arti. Dan Clarence tidak suka.

***

Hai babes! Aku gak mau bilang apa-apa soal aku yang menghilang selain I'm sorry!!!! Dan mungkin part ini gak sesuai sama apa yang kalian ekspektasiin alias enggak bagus banget, karena jujur pas nulis part ini aku lagi kena writer block pake banget:(

DAN AKU LAGI PATAH HATI</3

KEMARIN HAMISHKU NIKAH!!!!!

Ya, seneng sih liat Wiley ku bahagia. Tapi, tapi, rasanya nyesek lihat dia finally settle down.

Well, udahan ah soal nyesekin suami orangnya, daripada kebanyakan ngebacot. POKONYA VOMENT YA GUISE!!!

Nb : Kemarin ada yang bilang Landon jangan sampe selingkuh. Heheheheh aku mau ngerjain dikit ajasih (hug). Mana bisa Landon yang masih gamon sama mantannya bisa selingkuh, yagak?

With Love—hy

Deep AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang