#3

5.4K 786 195
                                    

"Olahraga kali ini berpasangan, aku sudah mencatat apa yang akan kalian lakukan. Ini juga undian untuk menentukan dengan siapa kalian berpasangan. Jika sudah, naiklah ke bis untuk pergi ke USJ. Ah, tenang saja, kali ini tidak akan ada penjahat-penjahat seperti itu lagi." Gurumu itu menyeru malas. "Nanti kalian panggil All Might ya, Bapak mau ngopi di warung depan. Bapak malas ikut kalian. Iida, pimpin mereka."

"Baik, Pak!"

Kau hanya tertawa kecil. Wali kelas memang hanya mau melakukan apa yang ingin dia lakukan. Eraser Head, itulah kemampuan wali kelas mu. Bakat menetralisir bakat orang lain.

"Nah, silahkan ambil undian kalian!" Iida membawa kotak di pelukannya, memutari barisan kami.

Hm, nomor 4. Angka sial.

"Siapa yang dapat nomor 5?!"

"Aku mau dengan Tsuyu chan, hiks."

"Dekuu kita berpasangan lagi lhoo!!"

"U-uraraka?!"

Kau malas mencari, toh, nanti juga datang sendiri pasanganmu. Kau hanya tegap di tempat sambil tersenyum tipis dengan secarik kertas undian itu.

"Y/n, kau nomor berapa?" Yaoyorozu tiba tiba mendekatimu- melirik lirik kertas mu.

"Empat." sahutmu jelas. "Apa Yaoyorozu nomor empat?"

"Ah, bukan. Aku nomor sembilan, ahahah." Yaoyorozu menggaruk tengkuknya. "Kalau tidak salah, Todoroki dapat nomor empat juga."

Hah? Serius?

"Coba kupanggil saja. Todoroki!"

Todoroki menoleh.

"Kau dapat nomor berapa?!"

Todoroki mengangkat kertasnya. Nomor empat.

Kau tersenyum lebar, menatap Todoroki. Balas mengangkat kertasmu ke arah Todoroki. Menaik nurunkan kedua alis mu iseng.

Todoroki terlihat kaget.

"Lompat tali dua orang, memecahkan balon dua orang, lari bergendongan, apa-apaan ini?!" Kaminari hampir berniat meremukkan kertas itu menjadi bola sampah. Namun dengan sabar ia mengembalikannya ke pada Iida.

"Perintah yang aneh. Tapi karena ini perintah kita harus melakukannya. Mungkin ini hanya menguji hubungan pertemanan kita." ucap Iida sambil melipat kertas itu, menjejalkannya ke saku celana nya. "Baiklah! Semua berbaris berdasarkan nomor absen! Kita akan memasuki bis!"

"Baiikk."
-O-
Tidak ada yang spesial di dalam bis. Kau sibuk menahan rasa mual mu, ya, kau tak pernah bisa tahan dengan kendaraan beroda empat. Kepalamu pusing dan perutmu terasa panas.

"Y/n-chan? Apa kau tak apa-gero?" Tsuyu yang duduk disebelahmu, memegang bahumu khawatir. Tempat duduk bis ini lumayan unik, barisan kursi bukan menghadap ke arah depan namun malah di tiap sisi bis kursi kursi tersebut berderet menghadap ke arah sisi lain. Jadilah kau yang duduk di barisan kiri menghadap ke barisan kanan dan posisi ini malah semakin membuatmu mual.

"Ah , tidak.. Aku memang mempunyai sedikit masalah mental jika menaiki kendaraan beroda empat, hehe." Kau tersenyum pucat, dan kau merasa perutmu semakin panas dan ada sesuatu yang semakin naik di tenggorokan mu.

"Kau tipe yang mual?! Duh, kenapa tidak bilang?!" Iida entah kenapa bangkit dari kursinya dan mendekatimu. "Apa kau mau dipindahkan ke bagian depan?"

"Ah, tidak, itu kan tempat duduk orang lain-" kilahmu pelan, dunia mulai semakin berputar di pandanganmu. Lalu tiba tiba kau menutupi mulutmu dengan kedua telapak tangan, refleks kebanyakan orang jika mereka ingin-

-muntah.

"Y/n?"

Kau diam saja, berusaha menahannya. Satu kata saja dan 'itu' akan buyar keluar dari mulutmu.

"Ya, baiklah semuanya. Kita berhenti sebentar di toilet umum ini, siapa yang ingin buang air? Ayo selesaikan secepatnya."

Tepat setelah bis mengerem dan berhenti sempurna, kau berdiri dan berlari kencang keluar bis tanpa izin. Mencari toilet umum yang ada di dekat situ, mendobrak pintunya dan melakukan ritual mu itu.

"Hh.. hh.." Keringat bercucuran dari pelipismu, nafasmu tersengal-sengal dan badanmu terasa lega sekali. "Phew, untung saja tidak kelepasan di bis."

"Yn-chan?! Kau tak apa-apa!?" Uraraka muncul di ambang pintu tepat setelah engkau membersihkan muntahan mu itu.

"Ya, setidaknya lebih baik, ahahah!" Kau tersenyum tipis, walaupun wajahmu masih pucat. "Ugh, apa perjalanan nya masih cukup jauh?"

"Iya, lumayan. Apa kau benar benar tidak kuat?"

"Memikirkan wewangian dalam bis itu saja membuatku mual lagi, ughh." Kau mendesah pasrah. "Biasanya aku tidur sehingga tidak mual, tapi karena kursi kali ini tidak memiliki senderan.."

"Seingatku bangku di samping Todoroki-kun kosong, lho, Yn-chan! Posisinya agak di depan, dan kursinya juga bersender. Dan di tepi jendela dan menghadap ke depan, bukan ke samping!"

Oh. Benarkah. Tapi kenapa. Harus. Todoroki
Lagi. Apa ini. Semacam. Takdir. Daritadi. Todoroki. Melulu.

"Eh.. Todoroki, ya?"

"Eh, kenapa dengan Todoroki-kun?

"Ah tidak! Hanya saja aku merasa hari ini Todoroki selalu muncul di hadapanku, haha." Kau menggaruk tengkuk gelisah, lalu meneguk liur.

Dan bagaimana jika dia menanyakan tentang kecurangan itu lagi, cih.

"Ah, Y/n-chan, waktunya sudah habis! Jadi? Bagaimana? Nanti aku minta Iida-kun memindahkan mu ke samping Todoroki-kun, ya?!" Uraraka tersenyum manis, menarik tanganmu keluar dari toilet. Langkah kaki mu berlari tergopoh gopoh, berusaha menyesuaikan.

Kau meneguk liur, lalu mencetak senyum tipis. Berbisik pelan:

"Ya, baiklah.",
-O-
Pheww akhirnya update juga maap ya readers yang dah nunggu lama ;w;))/ //memangnya ada yang baca ya hahaha

Soalnya baru pulang dari asrama trus nanti ini di apdet dua minggu lagi kalo dah pulang dri asrama lagi :v

Makasih dah bacaaa

Tu bi kontinyuu

When Frozen Melts [todoroki shouto X reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang