#48

1.7K 292 11
                                    

"Kau daritadi menggigiti kukumu."

Karena ucapannya benar, kau buru-buru menjauhkan jemarimu dari depan mulut. Menurunkannya tergeletak ke atas meja. Tidak memutuskan untuk membalas kata-kata Todoroki karena kau memang tidak menyangkalnya.

"Fokuslah dulu, ini pelajaran sejarah." Todoroki menekan ujung pensil mekanik, lalu melanjutkan mencatat. "Kau bilang mau menandingi nilai sejarahku di semesteran nanti, kan?"

"Ah, i-iya." Kau menarik ujung bibir terpaksa. Berusaha mengusir pikiran buruk jauh-jauh dan memerhatikan guru di depan.

Bawah tanah?

Kata itu benar-benar mengusikmu. Pasalnya, kau punya hubungan yang kurang baik antara quirk yang kau miliki dengan dunia bawah tanah.

"Argh-" Ganti keningmu yang dipijit, kau merasa semakin pusing.

Sudahlah masalah batas waktu yang tersisa untuk menghabisi Todoroki, tentang Ibu dan Ayah, lalu ditambah ini..

Belum lagi perasaanmu sendiri.

Kau meringis pelan. Ah, kepalamu sakit memikirkannya.

"Y/n, ada apa? Kau terdengar mengeluh terus." ucap Jirou. Tiba-tiba kepalanya menolehimu di bangku belakang, mengerjap penasaran.

"Eh? Ah, tidak apa! Maaf menganggu konsentrasimu!" bisikmu pelan. Jelas merasa bersalah.

Jirou mengangguk. Kembali meneruskan fokusnya pada penerangan materi.

Kau mengulum bibir. Bagus, kau sekarang juga menganggu lingkungan sekitarmu. Mari mulai berusaha untuk konsentrasi sekarang.
----------

Oke, percuma.

Kepalamu tergeletak di atas meja, pasrah. Tidak ada materi apapun yang terserap ke dalam otakmu daritadi dan bel istirahat baru saja berdering lima detik lalu.

Kau mengernyit. Bukan, rasanya berbeda. Ini tidak seperti dirimu yang biasanya. Pikiran-pikiran itu seharusnya masih bisa dialihkan sebentar walaupun bisa mengusikmu pula.

"Y/n! Kue cokelat!"

Suara Kaminari yang terdengar dekat membuatmu mengangkat kepala, duduk tegak. Ternyata memang laki-laki berkemampuan listrik itu sudah berdiri di dekatmu dengan tangan yang menjulur.

"Ah, benar." Kau memaksa senyum, lalu membuka tas yang digantung pada samping mejamu. Mengeluarkan kotak bekal besar. "Tolong dibagikan ke teman-teman sekalian, Kaminari."

"Uwah, harum banget!" Kaminari membuka tutup kotak bekal milikmu dan menarik napas, hendak melantangkan pengumuman. "Hei, semuanya, y/n bagi-bagi kue cokelat, nih!"

Todoroki yang baru saja memasukkan bukunya ke dalam tas menoleh.

"Kaminari, kau jadi dapat kue?" tanya Kirishima sarkas, sukses mendapat pelototann tajam oleh Kaminari.

"Kue!" Ashido menjerit girang, langsung mengambil satu potong dari kotak bekalmu.

Jirou menatapmu. "Makasih, y/n. By the way, ada acara apa sampai ada kue tart besar begini?"

"Bibiku memang hobi menghabiskan bahan-bahan di dapur." jawabmu cepat. "Sudah, jangan sungkan. Habiskan saja semuanya." lanjutmu, tersenyum.

"Yah, tidak mungkin kalau kau sendiri yang buat."

Senyummu hilang. Dahimu mengerut mendengar komentar Todoroki yang sedang mengunyah kue cokelatmu.

"Oh, jadi menurutmu aku tidak bisa memanggang kue, begitu?" Kau berdiri dari kursimu. Pandanganmu menyipit dengan napas terengah.

Todoroki sialan. Mengajak berkelahi di saat kepalamu sakit seperti ini.

"Aku tidak bilang begitu. Ck, sensitif." dengus Todoroki. Jelas-jelas meremehkanmu.

"Oi, Todoroki-" Kau hendak melangkah maju. Hendak menggebrak meja Todoroki dan menginjak kakinya.

Tetapi, tubuhmu tidak mau.

"Hei, y/n-"

Teriakan Todoroki adalah hal terakhir yang kau dengar sebelum merasakan tubuhmu terbang jatuh oleh gravitasi dan gelap menyeluruhi pandanganmu. Setelahnya semua terdengar samar, pergerakan sendi dan ototmu enggan bekerja.

Kau bisa merasakan rasa tidak nyaman dalam bernapas. Maupun sakit yang terus berdentum di tengkorak kepalamu, mengakar di otak.

Ini dia, salah satu hal yang benar-benar kau benci di hidupmu karena kau sama sekali tidak bisa mengatasinya.

Orang-orang biasa memanggilnya demam, dan demam ini baru saja membuatmu pingsan dan nihil kesadaran.
----------------

YES DUA MINGGU HAHAH
Tunggu ya dua minggu lagi:")
Se dangat berterima kasih sekali kalian sudah bersabar mau menunggu terus cerita ini, hiks maaf ya:"""(( Tapi apa daya Se, memang beginilah aturan asramanya.

Pulang dua minggu sekali, ciih.

Terima kasih sudah menunggu dan membaca,
Tunggu terus kelanjutannya, ya!

When Frozen Melts [todoroki shouto X reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang