"Y/n-san, disini kelasnya!"
"Oh? Baiklah." Kau mendekati Midoriya, mengekor di belakangnya. Lalu tangan kanan Midoriya menggeser pelan pintu kelas persegi panjang yang menjulang itu. Kau bisa mendengar Midoriya meneguk liurnya.
"Ini bukan pintu masuk rumah hantu lho, Midoriya." Kau menepuk bahu Midoriya pelan, mengembalikannya pada kenyataan.
"Maafkan aku, aku sangat gugup!" Midoriya meringis. Kau hanya geleng-geleng lalu menarik lengan kanan Midoriya, menyebabkan pintu itu tergeser. Midoriya sontak menjerit panik.
"Ah. Sudah terbuka." Kau menjulurkan lidahmu iseng. Menangkap semua pandangan yang menuju ke arah mu---tepatnya kepada siswa yang baru datang bergelagat aneh di ambang pintu itu.
"Lho, itu dia, kah? Yang menghancurkan robot dengan satu tinju?"
"Ya, yang tangannya patah kemarin, kan?"
Kau memutar bola mata malas, kehadiranmu tak berarti. Tak segan segan kau menendang bokong Midoriya agar ia terdorong masuk ke kelas.
Midoriya meringis, terhempas ke lantai. "Aduh! Y/n-san!
Kau menjulurkan lidah mu iseng ke arah bocah bersurai hitam hijau itu. Lalu melangkah masuk ke dalam kelas, membiarkan orang-orang mengerubungi Midoriya. Kau sama sekali tak dianggap ketika kau masuk dan dengan senyuman hambar kau terus melangkah ke arah bangku yang masih lowong di bagian belakang.
"Hup." Kau menghempaskan punggungmu santai di senderan kursi. Di barisan agak menengah, namun paling belakang. Dia juga menggantung tas nya di sisi pinggir meja. Lau menghela napas pendek.
Kau hanya tokoh samping, y/n, hahaha.
"Tokoh utamanya.." Kau melingkari beberapa helai rambutmu, membuatnya ikal. "Midoriya, sepertinya." Lalu menyengir puas.
"Apa maksudmu?'
"Ng?" Kau menoleh ke samping, terlihat jelas sosok laki laki bersurai aneh. Setengah putih salju, setengah merah membara. Barusan saja bertanya padamu dengan nada yang terkesan dingin.
"Ah, maaf, sekeras itu kah?" Kau menyengir salah tingkah seraya menggaruk tengkukmu yang tidak gatal. "Kau siswa yang masuk lewat sistem undangan?"
Dia membuang pandangannya dari mu, mengacuhkanmu. Lalu menatap kosong ke arah depan. Tak ada tanda tanda memberi sahutan. "Bukannya kau juga?"
Kau hanya tersenyum masam. Hendak melontarkan jawaban. "Aku mah,
pakai cara curang. Hahah!"
-O-Hai haiii makasih sudah membaca btw~
Oh ya to be continued ya dan doakan saya bisa membuat #2 sebagai chapter banyak:")
Tunggu kelanjutannya, ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
When Frozen Melts [todoroki shouto X reader]
ФанфикKau hanya siswi yang menyimpan dosa besar mengenai kecurangan yang menjadi rahasia bakat yang selalu menghantui kehidupan normal mu. Dan dia hanya siswa bersurai merah putih pendiam penyimpan dendam karena kejadian masa lalu yang sudah membuat hati...