Yaoyorozu menyesap airnya. Setelah itu, bahunya terlihat lebih rileks.
Matamu tak lepas dari Yaoyorozu. Sebelah tanganmu menyangga pipi, dan sebelahnya memainkan sedotan yang tenggelam separuh di gelas es tehmu.
"Benar." ucapmu, membuka suasana. "Quirk ku yang sebenarnya adalah Bad Fate."
Yaoyorozu mengangguk, tersenyum tipis sembari balas menatapmu.
"Quirk yang hebat." pujinya.
"Iya." sahutmu, tertawa pelan.
Memang hebat, hingga kau tidak bisa lagi menghitung berapa nyawa yang sudah habis oleh tanganmu itu.
Yaoyorozu terkekeh. Melanjutkan percakapan. "Ada berapa quirk yang tengah kau pegang, y/n-san?"
Pandanganmu dilempar ke atap, berpikir mengira-ngira. "Empat."
Milik Shigaraki tidak kau hitung.
"Uwaah, salah satunya apa?"
Kau menyungging cengiran.
Yaoyorozu tersentak. Mendesis pelan dan menarik tangannya dari meja begitu kau mencubit keras kulitnya.
"Apa-apaan, y/n-saaan!"
"Ahaha, sori! Sini, tanganmu." Kau tersenyum miring dengan gestur mengulurkan tangan. Yaoyorozu menjabatmu, kemudian kau mengusap titik merah bekas cubitanmu.
Alis Yaoyorozu terangkat. "Ah, penyembuhan."
"Benar!" Kau menarik tanganmu. Kemudian tertawa pelan. Bangga dengan quirk Ibumu.
Meski tidak enak juga.
Mata Yaoyorozu melebar. Kalian tertawa beriringan. Tanda bahwa suasana antara kalian tidak canggung lagi.
"Lagi, dong!"
"Lho, kau cuma minta salah satunya, lho, tadi."
"Uhh."
"Yaoyorozu." Sepuluh jemarimu kau tautkan, menggeletak di atas meja. "Aku hanya punya satu permintaan."
Tawa Yaoyorozu mereda.
"Tolong jangan beritahu siapapun. Aku tekankan, siapapun." pintamu. Kau menggigit bibir dan cemas menatap Yaoyorozu.
"Kalau kau membongkarnya," sambungmu. "Aku takut kalau aku harus melukaimu nantinya."
Rahang Yaoyorozu mengeras. Terlihat tegas dan matanya menatap pasti.
"Aku janji." ucapnya nihil ragu. "Aku janji akan menjaga hal tentang quirkmu ini."
Kau membuang napas panjang. Lega akhirnya bisa merasa rileks sedikit di jiwa maupun ragamu. "Terima kasih banyak.."
"Apa hanya aku yang tahu?"
"Tidak, Midoriya juga tahu."
Alis Yaoyorozu terangkat. "Berarti, Todoroki-san juga tahu?"
Bibirmu bungkam. Dan Yaoyorozu terlihat sudah bisa menerka sebelum akhirnya kau bilang, "Justru dari dialah aku menutup hal ini paling rapat."
Yaoyorozu menatap matamu. Tangannya bergerak, memegang tanganmu yang tertaut.
"Berjuanglah, ya, y/n-san."
Kau tersenyum getir.
Berjuang dalam apa, sih, yang bisa kau lakukan?
---------------YEAY 2 CH YUHU
EH UDAH YA INI SE NULIS DI ATAS MOTOR WKWKWK
BYEEETerima kasih sudah menunggu dan membaca,
Tunggu terus kelanjutannya, ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
When Frozen Melts [todoroki shouto X reader]
FanfictionKau hanya siswi yang menyimpan dosa besar mengenai kecurangan yang menjadi rahasia bakat yang selalu menghantui kehidupan normal mu. Dan dia hanya siswa bersurai merah putih pendiam penyimpan dendam karena kejadian masa lalu yang sudah membuat hati...