#78

1.5K 238 10
                                    

[((SEMUANYAAA!1!!1 DI CHAPTER SEBELUMNYA (#77), SE BENER-BENER NGELAKUIN BANYAK KESALAHAN HUHUHHHHH YA MEMANG HANYA SEKADAR PENEBALAN/CETAK MIRING TULISAN DAN BEBERAPA TANDA BACA, SIH, TAPI MENURUT SE ITU BERPENGARUH BANGEEEEET UNTUK MENGETAHUI SUASANA DAN TENSI DARI CERITA TERSEBUT:((( //bacot// TAPI TENANG UDAH DIPERBAIKI KOK! >:( JADI SILAKAN KALO MAU NGECEK KEMBALI!!!! MAKASIH BANYAAAAKK MWAH))]

3rd's POV.

Putih.

Semua yang kulihat hanya putih bersih. Tubuhku terasa ringan, rasanya seperti melayang tanpa beban.

Aku paham.

Selama ini aku hanya dipermainkan.

Pada akhirnya, mereka tetap membunuh orang tuaku. Pada akhirnya, setiap nyawa dan tumpah darah yang mengotori tiap sisi bersih kehidupanku tidak ada gunanya.

Aku pasti tadi marah sekali, ya. Kekuatan legendaris yang kubenci itu pasti sedang aktif sekarang. Itulah kenapa pasti tempat serba putih ini adalah ruang ketidaksadaranku.

Yah, biarlah.

Aku lelah.

Aku tidak perlu lagi hidup di dunia seperti itu.

Aku tidak akan lagi percaya dengan orang-orang. Aku tidak akan lagi mengikuti hatiku sendiri. Jika setelah ini aku masih terbangun, maka sejatinya aku akan menjadi monster. Aku akan menjadi malaikat maut yang sudah menyita berjuta nyawa. Aku tidak akan peduli lagi dengan yang benar maupun yang salah.

Aku benar-benar lelah..

Aku menyakiti semua orang, aku menyakiti diriku sendiri.

Lalu, aku menyakiti dia.

Aku benar-benar mengambil batu nyawanya. Ah, dia pasti semakin membenciku sekarang. Maksudku—aku sudah membunuh orang tuanya malam itu. Aku menghabisi kebahagiaannya. Semua kehangatan yang kami habiskan bersama semu, berganti kegelapan yang kembali menelan dirinya ketika ia mengetahui kebenarannya.

Maaf, ya, Todoroki Shouto.

Pada akhirnya, aku memang teman yang buruk.

Aku benar-benar minta maaf..

"Y/n."

Huh?

..hahah, aku pasti berhalusinasi sekarang. Jadi sampai titik bawah sadarku pun kau akan tetap menghantuiku, ya? Jahatnya. Tapi, rasanya memang setimpal. Lama-lama pasti aku akan gila karena suara berat khas milikmu itu.

Yang terdengar sangat menghangatkan setiap hari, seperti biasanya..

"Bangun, dong."

Kemudian warna putih di hadapanku mulai mendadak retak dan pecah, seiring dengan cahaya gelap menelan pandanganku.

Seakan ditarik kembali.

--------------------------

Se mao rajin mao rajin mwehehehehhehehehe

Terima kasih sudah menunggu dan membaca,
Tunggu terus kelanjutannya, ya!

When Frozen Melts [todoroki shouto X reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang