Todoroki's POV
"Terkunci, gero." Daritadi Tsuyu memutar-mutar kenop pintu namun itu tidak berguna. Kenop itu benar-benar terkunci dan hanya bisa dibuka oleh kunci yang tergantung di ruang guru.
Kecuali jika menghancurkannya, seperti y/n tadi.
Aku mengerut dahi. Hal-hal tentang y/n mulai membuatku pusing.
Ada apa dengan dirinya?
"-doroki!"
Aku mengerjap sekali duakali, mendapati Tsuyu yang berteriak memanggil namaku, dan sepertinya sudah sedaritadi.
"Maaf, aku melamun. Kenapa?"
"Sebaiknya kita pikirkan nanti saja-gero. Tidak usah dibikin pusing-gero." sahut Tsuyu.
Aku merenung, hingga akhirnya mengangguk. Untuk sekarang, ucapan Tsuyu patut disetujui.
"Todoroki-kun ke kantin saja duluan, aku mau ke kamar mandi." Tsuyu melangkah. Tapak kakinya lebih dulu menuruni tangga hingga nampak punggungnya hilang di belokan.
Aku membuang napas, hingga akhirnya ikut menuruni tangga.
Aku sudah tidak mood untuk makan siang di kantin.
-----Tsuyu menekan flush pada toilet. Ia meraih tisu gulung dan merobek sebagian untuk diusapkan pada kedua tangannya.
Kakinya menapak pada pijakan kotak sampah, membuatnya membuka. Tisu dilemparnya masuk dan ia mengangkat kakinya sehingga kotak sampah itu berdentang menutup.
Tsuyu sudah mulai membuka pintu bilik, sebelum akhirnya dia menutupnya kembali dengan cepat dan meneguk liur.
Pasalnya, ia melihatmu melangkah masuk ke toilet bersama dengan Yaoyorozu.
"Y/n-chan, gero." gumam Tsuyu pelan. Pintu bilik didorongnya membuka sedikit hingga cahaya menerobos celah yang ia buat dan ia bisa melihat Kau dan Yaoyorozu tengah berbincang.
"Yaoyorozu," Kau angkat suara. Terlihat senyum manis tersungging pada wajahmu. "Waaaahh terimakasih, ya! Sudah mau menemani ke toilet,"
"Tidak apa," Yaoyorozu balas tersenyum, mencuci tangannya di wastafel. "Aku juga sedang mau cuci tangan kok."
"Oke," Kau bersenandung, mengeringkan tanganmu pada blower. "Oh ya, Yaoyorozu,"
Yaoyorozu mengangkat kepalanya, "Ya?"
"Ada benang lepas tuh pada bahu jas mu," Kau mendekat pada Yaoyorozu, memegang bahunya. Jemarimu menjepit seuntai benang abu-abu dari jas Yaoyorozu. "Tuh, kan?"
"Ah ya, makasih." balas Yaoyorozu tersenyum. "Nah, ayo kembali ke kelas. Istirahat hampir selesai."
"Ayo!"
Seharusnya hal yang seperti itu menjadi pemandangan yang biasa. Mengambil benang lepas dari jas, bukanlah hal yang patut dipermasalahkan.
Masalahnya, ini dari segi pandang Tsuyu yang mengintip.
Tsuyu gemetar. Ia bersumpah melihatnya.
Tsuyu melihat kau yang sengaja menciptakan seuntai benang saat kau memegang bahu Yaoyorozu. Juga melihat cahaya ungu redup yang merambat cepat dari dalam lengan bajumu.
Kau yang mengeluarkan batu ungu kecil dari telapak tanganmu, dan batu itu terhisap begitu saja ke dalam bahu Yaoyorozu ketika kau memegangnya.
"Apa itu-gero.." gumam Tsuyu menunduk. Ia mulai mengangkat kepalanya kembali untuk melihat kau dan Yaoyorozu yang tengah melangkah pergi.
Saat itulah Tsuyu membeku.
Kau tengah menolehkan kepalamu pada celah bilik kamar mandi Tsuyu, menghujamnya dengan tatapan datar yang tajam dan dingin. Tepat kearah Tsuyu.
Lalu akhirnya Kau dan Yaoyorozu keluar.
Meninggalkan Tsuyu yang gemetar, memikirkan apa yang harus dilakukan setelah tertangkap seperti tadi.
------
Hai!
Inget gak sih, aku janji akhir Desember kemari cerita ini bakal tamat?
Hahah! Lucu ya!
INI UDAH MAU AWAL APRIL.
Huwee maaf, sejak naik kelas, aku nyoba ikut OSIS dan jadi Ketua bidang, ikut komunitas, jadi ketua kelas, ketua ini itu, pengurus ini itu dan ITU LELAH BANGET SIH YA
plus, aku asrama yang gak boleh bawa hp, dan hanya noleh pulang dua minggu sekali.
:)))
Aku nggak heran kalo misalnya pembaca sudah mulai engga buka ff ini lagi, toh ini murni kesalahanku sendiri.
Tapi enggak apa. Toh aku bukan pengin tenar.
Aku cuma suka menulis dan bakal terus nulis, itu aja. Dan aku semakin senang kalau semisalnya memang ada yang menikmati karyaku.
Malah curhat et dah.
Anyway, makasih sudah mau mengikuti dan membaca! Tunggu kelanjutannya:)!
KAMU SEDANG MEMBACA
When Frozen Melts [todoroki shouto X reader]
FanfictionKau hanya siswi yang menyimpan dosa besar mengenai kecurangan yang menjadi rahasia bakat yang selalu menghantui kehidupan normal mu. Dan dia hanya siswa bersurai merah putih pendiam penyimpan dendam karena kejadian masa lalu yang sudah membuat hati...