"Ponsel, powerbank, dompet," Kau mengecek ulang isi string bag hitam milikmu. Tentu saja tidak mau ada apapun yang ketinggalan.
Kau mengangguk mantap begitu semuanya sudah lengkap dan segera menggantung string bag tersebut di sepasang bahumu. Langkahmu yang hendak mengarah ke pintu kamar terhenti, dan kembali ke arah cermin besar disamping lemarimu.
"Persiapan oke, aku juga sudah oke!" ucapmu pede sembari berpose aneh di depan cerminmu. Maksudmu-lihatlah, hari ini kau bahkan mengganti gaya rambutmu menjadi model kucir kuda. Rasanya sangat selaras dengan hoodie polos dan rok pendek yang menampilkan kesan energik.
Ponsel yang kau taruh di saku bergetar. Kau meraih dan menjawab panggilan yang masuk. "Yaoyorozu? Ya, aku sudah mau berangkat! Oke!"
Kau membuka pintu kamar dan melangkah keluar. Kembali menutupnya dengan berteriak pamit kepada Bibi dan mulai berjalan menuju keluar rumah, kearah kota.
Kau mendengus. Padahal lebih mudah kalau teleportasi. Ah, dasar aturan umum.
-------
"Y/n-san!"Kepalamu tertoleh reflek dan terlihat girang begitu mendapati lambaian tangan Yaoyorozu dari kejauhan. Kau balas melambai, melangkah mendekatinya di dekat pintu masuk perpustakaan.
"Maaf, aku kelamaan, ya?" tanyamu, menggaruk tengkuk. Pandanganmu menjelajahi penampilan Yaoyorozu pagi ini dan astaga, cantik sekali dia dengan balutan dress putih biasa.
"Ah, tidak. Aku juga baru sampai, kok. Iida katanya sebentar lagi tiba, dia mampir sebentar membeli persediaan jus jeruk katanya." jelas Yaoyorozu. Senyum ramah terukir di bibirnya. "Y/n-san cantik sekali, ya, hari ini!"
"EH WAH YA ENGGAK! Maksudku, kau jauh lebih cantik daripada aku, Yaoyorozu!" Kau mengibas-ngibaskan tanganmu malu diiringi tawa beruntung yang canggung. "Aku malah seperti orang yang tidak niat pergi, tuh, haha!"
"Tidak begitu, kok, y/n-san. Dikucir kuda begitu kau terlihat manis sekali!" puji Yaoyorozu lebih. Membuatmu semakin berteriak malu dan bertingkah over pede.
"Y/n-kun, Yaoyorozu-kun!"
Bersamaan, kau dan Yaoyorozu menoleh menanggapi suara yang memanggil tersebut. "Iida!"
"Maaf, aku kelamaan!" Iida membungkukkan badannya sedikit, merasa bersalah.
"Alah, gak apa. Kita semua juga baru sampe, kok." Kau menepuk bahu Iida, membuat badannya kembali terangkat tegak. "Nah, ayo masuk!"
Iida dan Yaoyorozu hanya mengekori dengan anggukan. Kalian bertiga memasuki perpustakaan kota dan sejenak tercengang dengan isinya.
Rak tinggi besar berbaris dimana-mana, rapi dan terurut sesuai jenis bukunya. Meski agak ramai, namun terkesan sepi karena ukurannya yang besar dan minim akan suara. Benar-benar terkesan elegan.
"Mendingan kita cari tempat duduk dulu." ucapmu setengah berbisik, takut membuat keributan.
"Disitu saja." Telunjuk Iida terangkat, mengarah ke satu meja bundar dengan beberapa kursi sofa tanpa senderan atau lengan. Kalian mendekatinya dan mulai mendudukkan diri disana.
"Ada yang jaga kursi, ada yang cari buku." celetukmu.
"Oke, aku saja yang jaga kursi." jawab Iida. Kau tersenyum setuju, sama sekali tidak keberatan. Rasanya menyenangkan bisa menelusuri tempat besar seperti ini.
Kakimu melangkah ke bagian ensiklopedia-yang kebetulan sepi-dan secepat mungkin mengambil semua ensiklopedia berbau quirk yang ada. Secepat mungkin pula kau mengecek daftar isinya, berharap tidak menemukannya.
"Oh Tuhan." Kau mengusap wajahmu lemas. Yang benar saja. Semua ensiklopedia yang kau ambil memiliki halaman khusus untuk membahas tema itu.
Kau akhirnya menelan liur, siap meski ragu.
Maafkan aku, perpustakaan kota!
Maka tanpa menimbulkan bising, kau mengoyak salah satu lembar dari masing-masing ensiklopedia. Secepat kilat meleburkannya dengan quirk Shigaraki Tomura, dan menepuk-nepuk kedua tanganmu untuk membersihkan debu leburan.
Kau membuang napas. Benar, teman-teman pokoknya tidak boleh sampai lihat halaman itu.
"Y/n?"
Punggungmu menegak dan menatap ke arah depan, bagian awal lorong rak. Kaget dua kali lipat. Pertama, karena dipanggil mendadak saat tengah melakukan tindak kriminal. Kedua, yang memanggil adalah orang yang tidak diduga-duga juga datang ke perpustakaan kota hari ini.
"T-Todoroki? Ngapain kau disini?"
"Eh, itu benaran kau, y/n?" Todoroki malah melontarkan pertanyaan penegas dengan nada menyelidik.
Kau merengut kecewa. "Apaan, tuh? Masa gak kenal aku dari jauh?"
"Yah, rambutmu.." Todoroki berdeham sementara telunjuknya terangkat kearahmu.
Alismu terangkat. Kau lupa bahwa kau mengubah gaya rambutmu.
"Benar juga." Kau mengangguk-angguk kecil. Merasa malu. Oh, ya ampun. "Yah, terlihat biasa banget, kan. Yaoyorozu hari ini malah menggerai rambut legam indahnya."
"Oh, Yaoyorozu ada disini?"
"Ya," jawabmu pendek sembari membolak-balik halaman salah satu ensiklopedia. "Kayaknya sedang ada di bagian sejarah, sih."
"Tidak. Aku disuruh mencari ensiklopedia quirk disini." Todoroki melangkah maju dan matanya menelusuri buku-buku di rak.
Kau menyusun lima ensiklopedia di lantai dan berdiri mengangkat kelimanya. "Oh, kau juga mengerjakan tugas disini?"
Todoroki mengangguk. "Tapi, sepertinya ensiklopedianya sudah kau sita semua."
Kau menjulurkan lidah merasa menang. "Kau boleh meminjamnya setelah kami."
"Pasti lama sekali."
"Ah, atau mau mengerjakannya bersama kami?"
"Boleh?"
"Aku, sih, gak keberatan." Kau bergumam pendek. "Ayo, ikut saja dulu."
Kau berbalik badan memunggungi Todoroki. Todoroki terdengar mendesis dan bersin, membuatmu kembali melirik ke belakang. Alismu terangkat dan kau tertawa. "Pengguna quirk sepertimu bisa flu?"
"Bukan," Todoroki mengusap hidungnya yang merah. "rambutmu tadi berayun mengenai dan menggelitik hidungku."
"Oh, waah, maaf!" Raut wajahmu mengendur merasa bersalah. Kau hendak meletakkan dulu buku-buku di ke lantai dan melepaskan kuciranmu. "Aku harusnya tahu mengucir seperti ini bukan ide bagus-"
"-Tidak apa." sela Todoroki, membuatmu mamatung tidak meneruskan gerakan. "Kuciran seperti itu ide bagus, kau terlihat manis."
Kau tergagap. Dengan gesit kau mengambil kembali lima ensiklopedia di lantai dan berbalik mengambil langkah lebar tanpa membalas perkataan Todoroki.
Bisa, gak, sih, gak membahayakan jantungku ini sekali saja?! batinmu protes, menyembunyikan malu dalam diam.
Todoroki yang kebingungan, hanya diam saja mengekori langkahmu menuju meja Iida. Hingga akhirnya mendapat restu untuk mengerjakan tugas bersama dengan kelompokmu.
----------------YEAY DOBEL APDET
meski malem si eheTerima kasih sudah membaca
Tunggu kelanjutannya, ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
When Frozen Melts [todoroki shouto X reader]
FanfictionKau hanya siswi yang menyimpan dosa besar mengenai kecurangan yang menjadi rahasia bakat yang selalu menghantui kehidupan normal mu. Dan dia hanya siswa bersurai merah putih pendiam penyimpan dendam karena kejadian masa lalu yang sudah membuat hati...