#35

2.1K 329 97
                                    

"Ah, sudah jam segini. Maaf, teman-teman." Iida melirik arlojinya dan beranjak bangkit dari kursi.

Kaminari urung memasukkan sebatang kentang goreng ke dalam mulutnya. "Eh, sudah mau pulang?"

Iida mengangguk sambil tersenyum. "Aku ada acara keluarga nanti sore, jadi aku harus siap-siap."

"Begitu." Kaminari bergumam. Dalam dua detik langsung melahap kentang goreng miliknya.

"Mungkin sebaiknya kita pulang saja sekarang." tambah Midoriya, baru saja selesai mencuci tangan dan sekarang tengah mengelapnya dengan tisu. "Hari juga sudah semakin siang, kita semua juga sudah selesai makan, kan?"

"Kau benar, Midoriya-san." Yaoyorozu mengangguk setuju. Ia melipat kertas bungkusan burger miliknya menjadi kecil agar tidak terlalu mengotori meja.

Kaminari berdiri, memakai tas ranselnya. "Oke, kalau begitu, makasih banyak ya, buat hari ini!" Senyum Kaminari terbit riang. Kaminari terlihat begitu senang setelah seharian ini.

"Ah, aku juga berterima kasih!" Yaoyorozu ikut berdiri, membetulkan letak tas bahunya.

"Aku juga." sahut Todoroki, masih duduk sambil menyesapi sedotan dari minuman cola yang dia pesan.

Iida mengangkat kedua alisnya. "Todoroki-kun, kau tidak pulang?"

"Aku menunggu y/n. Katanya dia mau cetak tugas bersama." sahut Todoroki. Tangannya sibuk mengaduk minuman dengan sedotannya pelan.

"Oh, ya, y/n-san masih di kamar mandi, ya." tambah Midoriya. "Mau aku panggilkan, Todoroki-kun?"

Todoroki menatap Midoriya. Kepalanya terangguk.

Midoriya tersenyum. "Oke."

Midoriya berjalan menuju pintu kamar mandi umum di restoran fastfood tersebut dan hendak mengetuk pintunya.

"Apa maksudmu, Shigaraki?!"

Gerak Midoriya terhenti. Padahal kepalan tangannya sudah terangkat berhadapan dengan pintu dan tinggal jatuh mengetuk. Pasalnya, suara dari dalam kamar mandi terdengar. Lebih tepatnya, suaramu.

Midoriya meneguk liur, paham kalau kau tengah melakukan panggilan dengan Shigaraki Tomura.
Niatnya patah, urung mengetuk dan terpaku mendengarkan dalam diam.

"Shigaraki?! Ah, sialan-"

Suaramu terhenti dan terdengar bunyi kunci yang terbuka. Midoriya mengambil langkah mundur dan bersiap menghadapi sosokmu yang sebentar lagi akan nampak.

Pintu terbuka dan kau keluar dari sana. Kau terkesiap mendapati Midoriya yang menatapmu was-was.

"Y/n-san." ucap Midoriya pelan. Ia terlihat tidka enak dengan situasi. "Itu tadi Shigaraki Tomura?"

Kau memulas senyum ragu. "Kau ... mendengarnya, ya?"

"Ah, tidak! Hanya sedikit," sahut Midoriya cepat seraya menyilang-nyilangkan tangannya. "S-saat kau bilang 'Shigaraki sialan', begitu!"

Alismu terangkat. Kepalamu mengangguk-angguk paham. "Ah, begitu."

Midoriya menatapmu khawatir. "Apa ada misi, y/n-san?"

"Tidak!" jawabmu sembari tersenyum lebar. "Hanya hal yang enggak penting, kok."

"Oh, syukurlah kalau begitu." Midoriya tersenyum lega. "Todoroki-kun sudah menunggumu untuk cetak tugas, lho."

Midoriya bisa melihat gerak tubuhmu berhenti sejenak ketika nama Todoroki dilantunkan. Meski dalam hitungan detik selanjutnya kau  menoleh menghadap Midoriya dengan tatapan bingung. "Yang lain sudah pulang?"

"Iya."

"Beneran? Tanpa pamit padaku?!"

Midoriya hanya tertawa sebagai jawaban dan kau kecewa menganggap itu sebagai iya.

"Ngomong-ngomong y/n-san, aku minta maaf." ucap Midoriya tiba-tiba, membuatmu memiringkan kepala bingung. "Sebenarnya, aku menguping pembicaraan kelompok kalian saat di kelas. Karena itulah kelompokku juga kesini."

Kau melipat tangan di depan dada dan dahimu terlipat. "Ya gak apa, dong! Semua orang, kan, juga mau nilai bagus!"

"Bukan begitu!" tanggap Midoriya cepat. "A-aku awalnya berpikir untuk membuat Todoroki-kun lebih dekat denganmu.."

Matamu berkedip sekali duakali untuk mencerna kata-kata Midoriya. Wajahmu mendadak terasa panas dan pipimu merona. "N-ngapain kau berbuat seperti itu?!"

Midoriya tertawa patah-patah. "Yah, kau dan Todoroki-kun kan-"

"Aku dan y/n kenapa?"

Bahu Midoriya terloncat sementara kepalamu memutar cepat ketika merasa suara asing bergabung ke dalam percakapan kalian.

Todoroki menatap kalian dengan kepala memiring. Ditangannya tergenggam kemasan karton minuman soda miliknya.

"Todoroki-kun?! K-Kenapa kau kesini?" Midoriya tersentak dan menatapmu ragu. Kau balas menatap Midoriya dengan pandangan ragu yang sama pula.

"Aku merasa kau kelamaan untuk sekadar menjemput y/n di kamar mandi." Todoroki memicingkan sepasang mata heterokomnya. "Jadi, ada apa dengan aku dan y/n?"

"Kalian.." Midoriya terlihat mencari jawaban. Kau yang tidak bisa membaca pikiran Midoriya hanya berharap Midoriya memberi alasan rasional nan wajar yang bisa diterima oleh Todoroki. "K-kalian teman dekat! Iya, kan?"

Kau membuang napas panjang super lega. Nice, Midoriya.

Todoroki menyesap colanya. "Benar. Lalu kenapa?"

"Yah, tidak ada masalah dengan itu! Haha!" Midoriya tertawa lalu matanya melirikmu. "Kalau bisa, jadilah lebih dekat lagi."

Kau melotot, reflek menginjak kaki Midoriya.

Todoroki menatap kalian bingung. Ia berdeham pelan. "Y/n, yang lain tadi titip pamit untukmu."

"Oh, oke!" sahutmu tersenyum lebar. "Apa kita berangkat ke internet cafenya sekarang?"

Todoroki mengangguk.

"Ah, kalau begitu, aku duluan, ya." celetuk Midoriya. Wajahnya nampak senang. "Terima kasih untuk hari ini!"

"Oke, aku juga berterima kasih." jawabmu menepuk-nepuk sebelah bahu Midoriya.

Midoriya menaikkan alis, menyeringai iseng. "Atas apa?"

Kau kembali menginjak kakinya sebagai jawaban dan Midoriya meringis. Pada akhirnya, Midoriya pergi menuju pintu keluar duluan dengan gaya jalan yang agak pincang.

Todoroki menatapmu yang tengah membuang napas panjang. "Aku tidak tahu kau juga dekat dengan Midoriya."

Kau balas menatap Todoroki dengan alis tertaut. "Lho, kan, wajar. Namanya juga teman sekelas."

Todoroki tetap menatapmu tanpa balas ucapan. Keringatmu mulai menetes, antara waspada dan bingung.

Tatapannya kenapa terlihat tidak suka seperti itu?

Todoroki tiba-tiba berjalan mendahuluimu, membuat bahumu meloncat kaget karena sikapnya itu.

"Hei, kau ini kenapa, sih?!" Kau ikut berjalan, berusaha menyamai langkah laki-laki rambut dwi warna itu.

Todoroki mendengus. "Tauk, ah."

Kau mengernyit. Lagi-lagi dibuat bingung dengan sikap laki-laki ini.
--------


MAAAAPPP KEMAREN GA SEMPET UPDATE HADUH UHUH
SEBENERNYA YAA tadi pagi tuh udah mau apdet tapi Se malah lupa dan dengan santai berenang di pantai :D
//mohon_ampun

Doain aja bisa dobel apdet WAKAKAKA :)

Terima kasih sudah membaca,
Tunggu kelanjutannya ya!

When Frozen Melts [todoroki shouto X reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang