#2

6.3K 857 170
                                    

"Todoroki.

Todoroki!"

Yang dipanggil mengerjap-ngerjapkan matanya, terbangun dari hibernasi lima menit. Mengernyit menatap sosok yang mengusiknya. "Iida?"

"Kenapa malah mendikte namaku? Ayo ke lapangan, pelajaran olahraga hampir dimulai." Iida memunggunginya lalu keluar dari ruangan itu.

"Uh," 'Dia' meregangkan tangannya ke udara lalu membuangnya ke bawah. Pelan pelan ia menegakkan posisi dan akhirnya melangkah keluar dari ruang ganti, menuju lapangan. Yah, dia sudah berganti baju tadi namun terlelap sebentar di ruang ganti itu.

Ia mengacak rambut merah putih nya pelan.

Ya, dia.

Todoroki's POV

Heuh, semua sudah di lapangan, ya.

Aku menatapi teman teman ku yang belum membentuk barisan rapi di lapangan lewat jendela monitor raksasa. Mempercepat langkahku sedikit menuju ke lapangan.

Namaku Todoroki Shouto. Siswa 1-A yang masuk ke SMA Yuuei dengan sistem surat undangan. Ya, sekolah ini yang menawarkanku untuk menjadi salah satu murid disini. Suatu kehormatan yang tidak bisa kutolak, bukan?

Ngomong-ngomong. Aku masih teringat kalimat gadis itu.

"Aku mah, pakai cara curang, hahah!"

.. Apa maksudnya?
Cara curang..?

Bagaimana pula seseorang bisa masuk ke sekolah ini dengan cara yang curang? SMA Yuuei tidak sebodoh itu. Mereka pasti mempunyai sistem atau setidaknya pemikiran dan insting untuk melacak adanya kehadiran kecurangan.

"Uwo, Todoroki belom ke bawah juga ya!"

Ah, itu dia. Panjang umur sekali.

3rd's POV

Kau berlari kecil ketika sudah keluar dari ruang ganti--kau yang terakhir. Uraraka sudah duluan, tepatnya, kau yang menyuruhnya duluan agar Uraraka tidak terlambat.

Ah kacau, sekarang malah kau sendiri yang akan terlambat.

Ng? Lho? Masih ada yang belum kebawah. Ergh, itu Todoroki Shouto.

"Wah, Todoroki belom ke bawah juga ya!" pekikmu iseng.

Todoroki menoleh pelan. "Y/n. Kenapa masih disini?"

"Todoroki," potongmu cepat. "Kenapa masih disini?" Kau menirukan nada suara Todoroki dan gaya bicaranya.

Todoroki diam saja, kau tertawa terbahak-bahak di sepanjang koridor. "Maaf, aku bercanda." timpalmu.

"Sudahlah, kita akan terlambat kalau begini. Lihatlah, Iida sudah mengatur barisan." Todoroki menunjuk lapangan, ke arah gerombolan kelas 1-A.

Kau mengangguk, lalu entah apa dan bagaimana, sepatumu tersandung sendiri di lantai koridor yang padahal sangat licin dan mulus, lalu kau jatuh terhempas ke arah depan.

"Wuah-!"

"Y/n-"

BRUAK!

"Duh.." rintih mu pelan, matamu terpejam karena refleks. Ada yang aneh, kenapa dirimu tidak merasa sakit- maksudku, kau terbanting ke keramik bukan?

"Kau.. tidak apa-apa?" Sebuah suara membuat matamu sontak terbuka. Lalu mengangkat kepalamu sedikit dan menatap ke bawah.

Kau jatuh menubruk Todoroki yang berjalan di depanmu sehingga ia ikut terhempas dan menjadi alasmu.

"Em, y/n-"

"EH?!- WUAH! MAAFKAN AKU!" Kau buru-buru berdiri, berjerit panik sendiri dengan sepasang pipi mu yang bersemu merah. "Aku tidak apa! K-kalau Todoroki, kau tak apa?!"

"Tak apa," sahut Todoroki, lalu merapikan rambut putih merahnya. Eh, lho,

dia tersenyum..?

Astaga, dia ganteng banget-

Kau menepuk pipimu pelan, berusaha membuyarkan pikiran gila yang terlintas di kepalamu. Kau mengulurkan tanganmu, Todoroki menjabatnya, lalu berdiri.

"Uwah- tanganmu dingin."

Todoroki menunduk sedikit, "Dari dulu."

Kau hanya tertawa, yah, itu memang kemampuan Todoroki. Pendingin dan Pemanas. Tangan kanannya dapat mendinginkan sesuatu sementara tangan kiri memanaskannya.

"Y/n," panggil Todoroki saat kalian berdua berlari berdampingan, menuju ke bawah.

"Ya?! Ugh, Iida akan menceramahi kita!"

"Apa yang kau maksud curang?"

Tak ada sahutan, tapi Todoroki menatap wajahmu serius-sambil berlari menuruni tangga. Agak lucu juga, ya, haha.

Kau hanya mengulum senyuman tulus ke arah Todoroki. "Suatu hari kau yang jenius ini pasti akan memahaminya."

Todoroki membuang wajahnya ke samping "Oh."

Kau terkekeh pelan, "Aku akan menjelaskannya padamu,"

Todoroki melihatmu, lagi.

"Nanti." sambungmu. Todoroki tersenyum tipis, lalu kalian menghentikan komunikasi karena sudah sampai di lapangan dan tentu saja, diceramahi oleh Iida---sang ketua kelas terbijaksana---habis habisan.
-O-

Wauww udah mau part #3 g
Makasih dukungannya ya man teman:")

Tunggu kelanjutannyaa!

When Frozen Melts [todoroki shouto X reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang