"Tapi bagaimana ini, tugasnya belum selesai." Kau cemberut, menunduk menatap aspal jalanan.
Todoroki menyahut datar. "Selama tahu caranya, ya semuanya bakal gampang, kok."
Kau melirik Todoroki yang berjalan di sampingmu, masih cemberut. "Ah ya, tentu saja." gerutumu kesal.
"Kau kenapa sih? Kan sudah aku ajarkan caranya?" Todoroki menatapmu. Tenang, itu hanya pandangan biasa.
"Tetap saja. Tiga belas lembar itu.. ugh-" Kau mengacak rambutmu lalu menatap langit. "AAAHH AIZAWA SENSEIII!"
"Mengeluh saja terus. Gak akan menyelesaikan apapun, lho." lanjut Todoroki.
"Bicara seperti itu padaku juga gak menyelesaikan apapun, tau?" Bibirmu semakin cemberut. Apa boleh buat, kau benar-benar bete. "Ah terserah, rumahku belok ke arah sini betewe." Telunjukmu terangkat, menunjuk sebuah jalan berbelok ke arah kanan.
"Aku juga, kok." sahut Todoroki singkat, membuatmu sempat bergeming. "Ayo, jalan. Langitnya sudah sore banget, tuh."
"Oke. Wah, kebetulan sekali ya, bisa searah." Kau bergumam pelan, lalu kembali memutar kepalamu ke arah depan dan fokus pada jalan. Matamu menatap langit dengan datar.
Searah apanya..
-----
"Ini rumahku," Kau memberhentikan langkah sementara tanganmu memegang pagar. "Dah, duluan ya.""Ya." sahut Todoroki. Lagi-lagi jawaban singkat dan sekarang ia tidak beranjak pergi sama sekali.
Kau tertawa kecil. "Berbalik badan saja sana. Aku tahu sebenarnya rumahmu gak searah denganku. Harusnya tadi lurus, kan?"
Todoroki tersentak. Matanya melebar meski tidak mengatakan apapun.
"Todoroki-kun." Kau menjauh dari pagar, mendekat pada Todoroki.
Todoroki memiringkan kepala bingung. "Ada ap-"
Kau dengan cepat menggerakkan seluruh saraf dan sendi tubuhmu. Memeluk tubuh tegap yang lebih tinggi darimu itu. Melingkari lehernya dan membiarkan dagumu bersandar pada bahunya.
"Terima kasih!"
Lalu kau melepaskan pelukan itu, dan dengan cepat melangkah masuk ke dalam rumah. Entah apa yang dilakukan Todoroki di depan pagar sana.
Yang jelas sekarang jantungmu seakan sudah meloncat entah kemana daritadi. Dadamu terasa sesak dan untuk menghirup napas rasanya sulit. Kau bisa merasakan wajahmu panas.
Punggungmu bersandar pada pintu dan akhirnya jatuh terduduk. Kau menepuk-nepuk wajahmu grogi. "AKU GILA."
Lalu kau menatap telapak tanganmu, menatap sedih.
"Rasanya sekarang aku adalah orang paling berdosa di dunia ini.."
----
AAAAHHH
Pengen dipeluk Todoroki jg akutu:((
//ApasihHeiyo kalian yang pastinya udah lama ya nungguin hehe maaf ya maaf juga kalo pendek,
Tapi tenang, Se lagi liburan jadi mungkin (GAJANJILHO) Se bakal update rutin eheiii doain aja
Btw Todoroki di season tiga ganteng bener yak AKU GA KUAT-
Udah dulu ya, tunggu kelanjutannya!

KAMU SEDANG MEMBACA
When Frozen Melts [todoroki shouto X reader]
FanfictionKau hanya siswi yang menyimpan dosa besar mengenai kecurangan yang menjadi rahasia bakat yang selalu menghantui kehidupan normal mu. Dan dia hanya siswa bersurai merah putih pendiam penyimpan dendam karena kejadian masa lalu yang sudah membuat hati...