#77

1.5K 250 60
                                    

(Todoroki's POV)

Suara teriakan bersahutan dimana-mana. Penduduk saat ini begitu ricuh, orang-orang saling berdempetan dan ada banyak kaki yang saling menginjak. Takut. Mereka diberitahu bahwa nyawa mereka diperhitungkan dalam evakuasi yang dibatasi oleh waktu setengah jam.

"Cepat!" Banyak hero yang turun di tiap sudut perkotaan, mengarahi penduduk untuk mengungsi ke lapangan parkir bawah tanah maupun basement banguna. Hal itu sendiri tidak berjalan lancar karena nyatanya Shigaraki dengan senang hati telah menaruh banyak bom waktu di berbagai tempat bawah tanah. Bom itu pastinya disetel untuk segera menyela bertepatan dengan aktifnya kekuatan legendamu, sehingga reruntuhan memenuhi isinya.

Orang gila itu memang sudah merencanakan ini dengan sangat matang.

"Apa yang kalian lakukan disini?!" All Might membentak. Sosoknya yang terlihat gagah dipenuhi keringat. "Disini berbahaya!"

Dipisahkan oleh jarak sekitar lima puluh meter, kau ada disana. Di dalam sorot laser raksasa berwarna ungu, di tengah tanah lapang luas. Tanah lapang itu sendiri tercipta karena ledakan yang kau buat, menyisakan banyak puing bangunan markas Shigaraki yang terkuak keberadaannya. Tapi, mengetahuinya sekarang sama sekali tidak ada gunanya.

Semua pro-hero mengelilingimu, mempertahankan pijakan kaki mereka dari angin kencang tak terkendali dan gemuruh lantang dari suar yang menelanmu.

Aku sendiri masih berharap kalau ini semua hanya sekadar pemandangan dalam sebuah mimpi buruk.

Kau berdiri lesu disana dengan kepala tertunduk, memejamkan mata. Terselimuti cahaya ungu. Jujur saja, bagiku sekarang kau terlihat seperti hanya sedang tidur sambil berdiri. Sama seperti yang pernah lakukan ketika kau mengantuk ketika permainan basket tengah berlangsung.

"Kurang lebih lima belas menit lagi!" teriak salah satu pro-hero, terhubung dengan segala alat komunikasi. Situasi semakin buruk sekarang.

"Sial, kenapa dia tidak bangun-bangun?!" Present Mic mengumpat dan melepas kacamatanya frustasi. Aku bisa mendengar suaranya berubah serak. Tenggorokannya pasti sakit karena berteriak terus menerus dengan kemampuannya.

Benar, cara menghentikan bencana ini adalah dengan membuatmu sadar kembali.

Membuatmu terbangun sebelum tiga puluh menit terlampaui. Jika kau terbangun, maka proses penyerapan quirk radius tiga kilometer akan terhenti saat itu juga dan bencana ini bakalan usai.

"All Might-!" Midoriya bahkan tidak percaya ketika All Might melemparkan batu beton besar ke arahmu. Menghantam tubuhmu, membuatmu terjatuh. Aku benar-benar hampir memukul All Might karena itu, tapi, cahaya suarmu itu tetap menyala terang dan semakin menyilaukan.

Aku mengepalkan tanganku.

Heh, kau mungkin akan tertawa mendengar ini—

Tapi, aku takut.

"Hentikan! Dilempari apapun tidak akan membuatnya bangun!" teriak Best Jeanist.

"Ya justru itu, lah! Dilempari saja tidak mempan, apalagi yang lain! Mau kau bakar atau tusuk dia, dia tidak akan bangun! Hih, nyebelin!" balas Hawks kesal. Sayapnya terlipat rapi di punggung. Begitu mencoba membukanya, angin besar menyeretnya dan itu membuatnya terpental. "Cara menghentikan semua ini memang membuatnya terbangun, tetapi daritadi kita hanya buang energi dan tidak menghasilkan apa-apa!"

"Ingat, jangan sampai berlebihan membangunkannya! Dia bisa mati!"

"Yah, dibanding nyawa dalam tiga kilometer, sebaiknya dia saja yang mati-"

"TIDAK BOLEH ADA YANG MATI!"

Tidak ada yang tenang. Satu mulut dengan yang lain saling mengeluh dan melempar kepanikan tak terhenti.

Aku berkali-kali melemparimu es.

Begitu dihantam, atau dilempari, kau hanya terhuyung sana-sini tanpa proses penyerapan quirk yang berhenti. Tubuhmu sendiri bahkan sudah dipenuhi lecet dan darah, tetapi kau tetap saja tidur.

Hei, aku tahu kau suka tidur. Tapi, biasanya kau juga tetap bangun, kan? Kau hanya perlu membuka matamu, seperti biasanya. Jangan merepotkan banyak orang, dong, bodoh.

Karena kalau seperti ini terus, maka pada akhirnya yang akan menang dengan mutlak adalah kejahatan.

Kalau begini terus..

"S-sepuluh menit lagi!"

Aku menyeringai. Menarik tanganku, berhenti melempar es.

Pada akhirnya, keputusan ada pada diriku sendiri.

"Todoroki-san?" Yaoyorozu yang berposisi di sebelahku mengerutkan dahinya. Kedua tangannya memeluk senapan peluru karet rancangannya. "Kenapa kau berhenti menciptakan es—"

"Yaoyorozu." Aku menatap matanya.

Yaoyorozu semakin bingung.

"Maaf."

Yaoyorozu awalnya berpikir, tetapi dia tahu dia sudah terlambat ketika ia melihatku mulai berlari dari balik reruntuhan dan mulai menuju dirimu.

Aku bisa mendengar namaku dipanggil. Diteriaki dari segala sisi seiring langkah kakiku melebar.

"JANGAN BODOH, NAK!"

Aku tidak bodoh. Aku hanya ingin membangunkan sesorang.

Aku hanya ingin menyentuh bahunya, berbisik di telinganya untuk segera bangun. Sama seperti biasanya ketika ia tertidur di bangku sebelahku.

Beberapa pro hero mulai melempari dan menyerangiku sesuatu, tapi dinding es raksasa menghalangi mereka. Aku bisa mendengar All Might menyeru marah, maupun suara serak Midoriya yang meneriakkan namaku.

Sekitar sepuluh meter lagi.

"Ada cara paling efektif untuk membangunkan y/n-san dari dalam situasi buruk ini."

Aku terkekeh. Perkataan Yaoyorozu melintas di kepalaku, tetapi aku tidak terlalu peduli lagi dengan resikonya.

"Ia harus disentuh oleh seseorang. Kontak antar kulit, sama seperti yang biasa ia lakukan pada orang-orang yang ia serap batu jiwanya."

Aku mengulurkan tanganku.

Benar, aku memang takut.

Aku takut kehilanganmu seutuhnya.

Jadi, semakin aku merasa takut, maka yang semakin memenuhi benakku adalah keinginanku untuk menyelamatkanmu.

Entah bagaimanapun caranya.

"Namun, hal ini pastinya akan dilarang untuk dilakukan di dalam misi nanti."

"Hei, y/n." kekehku, mulai menerobos dinding suar dan meraih tanganmu.

"Karena siapapun pemilik tubuh yang akan bersentuhan dengannya, akan berubah menjadi patung kristal berwarna ungu—

kemudian hancur berkeping-keping."

"Bangun, dong."

----------------------------

AAAAAAAAAAAAAAAA

WAAAAAAAAAAAAAGHHHHHHHHHHHHHHHAKHIRNYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA SE BISA MENCAPAI TITIK INI//bacot

Selamat malam minggu! Baper kan kalian liat ini hem:) kurang baik apa Se tu, Se yang nulis aja nangis kok hEHEH //cengeng

Terus gimana tuuuuwww uwu apakah ini akan berakhir good atau angst hahehehehaheaheh hayo kalian maunya apa mau apa

Terima kasih sudah menunggu dan membaca,
Tunggu terus kelanjutannya, ya!

When Frozen Melts [todoroki shouto X reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang