#29

2.3K 351 56
                                    

"Terima kasih atas kunjungannya!"

Kau tersenyum tipis sementara tanganmu menerima uang kembalian. Sekilas kau melirik arloji, dan mendapati bahwa sekarang jam tujuh malam.

"Hup." Kau mengambil kantung plastik berisikan seluruh belanjaanmu dari atas meja kasir. Dalam hitungan detik mendadak lenganmu jatuh tertarik gravitasi dan kau melotot kaget. Astaga, apa sebanyak itu belanjaan yang kau beli hingga bisa seberat ini?

"Nona, anda tidak apa-apa?" Petugas kasir mulai menanyaimu, khawatir atas dirimu yang tengah berjuang menahan beban beberapa kantung plastik yang tergenggam pada kedua tangan. "Kau bisa meminjam kereta dorong kami jika kau mau?"

"Ah, terima kasih! Aku tidak apa!" Badanmu terhuyung miring kanan kiri, keseimbangan terganggu. Kakimu akhirnya melangkah keluar dari pintu otomatis supermarket dan kau mulai berjalan penuh beban.

Kau berdecih kesal. Apa Bibi tidak terlalu banyak membeli bahan?

Maksudmu, lihatlah. Mungkin ada sekitar empat hingga lima kantung yang kau gantung pada genggaman tanganmu dan semuanya titipan Bibi.

"Kalau begini, mending aku teleportasikan saja." dengusmu malas.

"Ya, tapi cuma orang bego cari sensasi yang menggunakan quirk di depan umun tanpa lisensi kepahlawanan."

Sebuah suara membuat bahumu bergidik terperanjat. Patah-patah kepalamu menoleh, dan bulu kudukmu meremang begitu bertatapan dengan asal suara tersebut. "B-Bakugou?!"

"Kau kurang ajar sekali, ya, main bolos piket begitu saja!" lanjut Bakugou tajam. Matanya mendelik tajam. "Gara-gara kau aku terpaksa bekerja sama dengan makhluk setengah-setengah itu, tahu?!"

Kau tertawa dibuat-buat, terkesan sarkas. "Aku rasa orang-oranglah yang merasa lebih terpaksa kalau harus bekerja sama denganmu."

"Haah?! Kau ini cari mati!" Kaki Bakugou terangkat dan menendang punggungmu keras. Membuatmu terdorong maju, tersungkur jatuh ke jalanan aspal.

"Ah--hei, kau! Bakugou sialan!" teriakmu keras, membuat beberapa orang meneguk liur memandangimu. Sementara itu Bakugou sudah jauh di depan, jalan dengan sikap acuh tak acuh.

Kau menggerutu sebal. Rasanya malu memunguti belanjaanmu yang berserakan dan menjadi pemandangan bagi pejalan kaki malam ini.

Saat mengambil salah satu kantung belanjaan, kau bisa merasakan sesuatu yang cair tumpah dari dalamnya.

"Eh, apaan, nih? Memangnya aku beli sesuatu yang cair?" Dahimu berkerut. Lalu mendadak teringat sesuatu, wajahmu memucat.

Baunya amis.

"AAAH!" Kau memekik panik. Tanganmu mengeluarkan sekotak telur titipan Bibi dari plastik. Bagus, pecah hancur semuanya.

Gigimu menggertak dan napasmu memburu. Sebisa mungkin menahan diri untuk tidak berteriak di tengah-tengah keramaian seperti ini.

Kau membuang kotak telur tersebut ke kotak sampah. Matamu melirik supermarket dan kau membuka isi dompet.

Kau mendesis, kembali masuk ke supermarket dengan menjinjing kantung belanjaan yang selamat.

Setelah membeli sekotak telur yang baru, maka habislah uang yang berada di dalam dompetmu.

Bagus, aku jadi tidak bisa beli es krim cone raksasa kesukaanku. Bagus, aku jadi tidak beli makanan apapun untuk diriku sendiri.

Wajahmu terus terlihat masam dengan dahi yang terlipat suntuk. Kalau begini, kau butuh penyegaran kembali. Tapi apa?

"Ada villain!" Orang-orang mendadak berteriak histeris, berlari menjauhi satu sumber dan menjadi keramaian besar.

Kau terus berjalan ke depan dengan mulut yang komat-kamit mengutuk Bakugou. Satu-dua kali bahumu tertabrak orang-orang yang berlari, namun kau masih diam saja disitu seolah tidak tahu apa yang tengah terjadi.

"Hei, anak kecil!" Mendadak kau merasa gelap, dibayangi oleh sesuatu. Kepalamu mendongak risih dan mendapati villain dengan postur badan tinggi tengah menunduk menaungi dengan tatapan tajamnya. "Sepertinya kau memang mau mati disini, ya?"

"Hah? Apa?" jawabmu lantang, masih kesal. "Ngomong yang jelas dong, dasar villain payah!"

Mata villain didepanmu membesar dan semakin geram atas sikapmu. "Mati kau, bocah!" Tangan kanannya yang penuh duri tajam terangkat dan siap untuk membuatmu merasakan sakit kapan saja--contohnya, sekarang.

Kau membuang napas dan menepis ayunan serangan villain itu tanpa menyentuhnya. Namun arah gerakan tangan villain mengikuti kemana arahmu menepis, sehingga tidak mengenaimu sama sekali.

(( kebayang lah ya:) ))

Villain itu terkesiap, tidak percaya. Kau masih menatap villain itu sangar.

"Bocah ini-"

"Cukup, deh! Aku tuh capek, tau!" bentakmu keras dan menginjak kaki villain itu. Villain itu terhuyung ke belakang karena hilang kesadaran. Bunyi jatuhnya berdentum dan mengakhiri kebisingan kota.

Kau menatap batu ungu yang baru saja keluar dari tubuh villain itu dan berada di genggamanmu. Kau menjejalkannya kedalam salah satu kantung belanja, dan memanfaatkan kondisi lingkungan yang sedang penuh debu ini untuk berteleportasi.

"Kabur dulu, deh."

Habisnya kan, kau baru saja menggunakan quirk di depan umum.

Repot sekali kalau harus menghabiskan malam di kantor polisi.

Dalam keadaan galau, lagi!
--------

YEEEEAY
HARI INI SE BISA UPDATE!!

Ng? Belum kok Se belum sembuh :D
Tapi ngotot nulis jadi ya gimana dong aku gerem mau cepet nyelesain :D

Besok lebaran ueheh
Se mohon maaf yak atas segala kesalahan h3h3

Kasih Se thr dong:"))))))

/y apaan
HEHEHEH

NAH,
Terima kasih sudah membaca,
Tunggu kelanjutannya ya! :)

When Frozen Melts [todoroki shouto X reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang