#24

2.7K 429 167
                                    

Telunjukmu bergerak, berulang kali mengetuk permukaan meja. Tatapanmu kosong tanpa fokus tertentu, lurus ke arah depan. Kau menggigiti bibirmu cemas dan mulai memejamkan mata geram.

"Todoroki," panggilmu sembari menoleh. "Ini sudah lima menit kau menatap padaku, lho? Ada apa? Aku takut lho, ini."

Todoroki mengerjap. "Tidak, hanya saja kurasa ada yang berbeda darimu."

Gerak tubuhmu mendadak kaku.

"Matamu sembab." Telunjuk Todoroki terangkat, menunjuk sepasang matamu.

"HA EH MASA-"

"Iya, sembab."

Wajahmu memerah malu. Ini pasti karena menangis semalaman dan bicara terlalu larut dengan Midoriya semalam.

Kau berdiri dari bangku, setengah memekik."S-siapa yang bawa cermin?!"

Aoyama menoleh. "Aku bawa~ Kau mau pinjam~?"

Kau mengangguk cepat, mendekati Aoyama yang menyodorkan kaca bergagang miliknya. Begitu bayanganmu terpantul, kau bisa tahu yang dikatakan Todoroki benar.

"Kenapa?" Tiba-tiba suara tegas terdengar jelas di samping telingamu. Mendadak bahumu menegak, dan melirik Todoroki yang sudah berdiri di belakangmu. "Habis menangis?"

Sejak kapan?!

"T-tentu saja tidak! Ahahaha!" sahutmu lantang, membuat kepala Todoroki mundur sedikit karena ia merasa telinganya pekak karena suaramu. "Aku? Menangis? Haha, yang benar s-"

"Ya benar, kan. Soalnya kemarin kau juga menangi-"

Kalimat Todoroki tidak sempat selesai karena kau keburu menginjak kakinya dalam satu hentakan mendadak. Todoroki meringis lalu menatap wajahmu was-was. "Oke, maaf."

Kau mengembalikan kaca tersebut pada Aoyama. "Terima kasih, Aoyama."

Aoyama menerimanya dan menaruhnya di loker bawah meja. Ia menatapmu, sementara dahimu terlipat bingung kenapa ditatap seperti itu. "Kau~"

Kau meneguk liur. "Ya?"

"Sepertinya dekat dengan Todoroki, ya~?" tanya Aoyama. Sukses membuat engsel dan persendian tubuhmu seketika sulit bergerak.

"Dekat bagaimana?"

"Akhir-akhir ini kalian memang terlihat sering bersama." Tokoyami ikut-ikutan, tetap duduk pada bangkunya. "Sepertinya kalian juga pulang bersama?"

Kau menoleh pada Tokoyami, ingin membalas.

"Iya, iya! Aku pernah lihat kalian pulang berdua! Yah, wajar jika kalian tidak menyadari aku, sih." timpal Hagakure. Dari gerak tubuh yang terlihat, sepertinya ia tengah melompat-lompat.

"Hoo~ Jangan-jangan, kalian selama ini di belakang kami..?" Lalu sekarang orang paling bawel di kelas  juga mulai tertarik pada pembicaraan ini (baca: Kaminari).

Kirishima mulai berapi-api. "Calon pasangan?! Atau memang pasangan?!"

"Tidak." sela Todoroki cepat, singkat, tegas, dan mampu membungkam semua suara. "Aku dan y/n hanya berteman. Rumah kami searah, tempat duduk kami bersandingan,wajar kalau kalian menganggap kami dekat. Tapi nyatanya, kami tidak terlalu." lanjutnya lagi.

"Kalian, sebaiknya jangan terlalu menganggu mereka berdua!" Iida berdiri, membetulkan letak kacamatanya.

"Baik~"

"Maafkan kami ya, y/n, Todoroki."

Semua mulai kembali pada kesibukan masing-masing. Kelas kembali normal dan Todoroki membuang napas, sempat melirikmu sebelum ia kembali ke kursinya.

When Frozen Melts [todoroki shouto X reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang