#36

2.1K 327 115
                                    

Internet cafe hari ini benar-benar ramai. Tidak heran kalau mengingat sekarang adalah akhir pekan. Untunglah kau dan Todoroki bisa menemukan PC dan printer lowong untuk menumpang mencetak tugas kalian.

"Y/n, kau bawa klip?" tanya Todoroki dari bilik sebelahmu. Tangannya mengapit kumpulan kertas tugasnya dan diantuk-antukkan ke meja dengan posisi vertikal untuk membuatnya rapi.

"Tidak, tuh." jawabmu pendek, juga mengantuk-antukkan kumpulan tugasmu.

"Lalu bagaimana kau membawanya pulang? Nanti kertasnya berceceran," Todoroki memundurkan kursi berodanya agar bisa melihatmu dan tak terhalang pembatas bilik.

"Yah, aku anak bandel, sih." jawabmu singkat.

Todoroki menatapmu datar meski yang ia rasakan bingung. Kemudian ia reflek berkedip begitu merasakan cahaya flash ungu muncul sekilas dari kedua tanganmu dan kumpulan tugas di tanganmu sudah menghilang.

Kau menepuk-nepuk kedua tanganmu, seakan membersihkan debu. "Tinggal diteleportasikan kerumah, ehe!"

Todoroki bergumam menanggapi. "Sepertinya quirk di tubuhmu ada banyak, ya. Punya siapa saja yang kau curi?"

Kau merasa aliran darah untuk sejenak berhenti mengalir. Dadamu sesak sepertu ada anak panah yang menancap tepat disana. Kau tertawa pucat. "Jangan bilang begitu, dong, Todoroki."

"Maaf." Todoroki melirikmu sekilas lalu membuang napas. "Sekalian, tolong teleportasikan tugasku."

Kau menarik napas hendak menjawab cepat. Tetapi sepertinya kau memerlukan ralat untuk kalimatmu dan niatmu terurungkan.

Aku hampir saja bilang 'tidak bisa.'

Kau menatap Todoroki ragu dan perlahan tanganmu terulur. "Sini, deh. Kerumahmu, kan?"

Todoroki mengangguk menyerahkan tugas itu ke atas tanganmu. Dalam hitungan sepersekian detik, tumpukan kertas itu sudah hilang dari tanganmu. "Nih, sudah."

Mata Todoroki melebar. "Hebat."

"EH APA ULANGI DONG-"

Todoroki menatapmu, tersenyum tipis. "Hebat."

Kau mematung. Oh, ini tidak sesuai ekspetasimu.

Kau kira Todoroki akan mendecih cuek atau memutar matanya malas kearah lain. Kau bahkan sudah siap untuk dengusannya atau perkataan seperti: "Aku tarik kata-kataku."

Tapi ini? Dia bahkan tersenyum!

"Err," Kau tergagap. Kau yakin wajahmu terlihat aneh sekarang. "M-Makasih?"

Todoroki diam sejenak. Namun dalam waktu kisaran lima detik ia bangkit berdiri dan mendorong kembali kursi beroda tersebut ke arah bawah meja.

Kau mengikuti tingkahnya. Kau merasa lega karena beban sekolah sudah hilang sepenuhnya karena aktivitas hari ini.

"Oh ya Todoroki, tadi kenapa kau hanya memesan minuman cola dan kentang goreng saat di restoran? Bisa kenyang, ya?"

Todoroki terlihat meneguk liur. "Aku tengah menabung untuk membeli sesuatu."

Kau ber-oh pendek. Kemudian berbalik memunggungi Todoroki dengan kaki berayun. Kau melambaikan tanganmu. "Nah, aku langsung pulang, ya, Todoroki. Makasih buat hari ini!"

Kau hendak maju melangkah tetapi suatu hal menahanmu. Matamu membulat kaget begitu merasakan hangat di pergelangan tangan kananmu.

Kau berbalik, menatap Todoroki yang menahan lenganmu. "Todoroki?"

Todoroki menarik lenganmu, membuatmu memekik pelan karena kaget dan memendekkan jarak tempat antara kalian berpijak.

"Kau ada acara?"

When Frozen Melts [todoroki shouto X reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang