Kau memijit pelipis, berpikir keras.
"Bagaimana? Soal yang begitu saja belum bisa?" Terdengar suara menekan dari arah depanmu. Kau membalas tatap, stress. Itu Todoroki yang memutar kursi bangku yang ada didepannya menuju ke hadapan bangkumu.
"Sebentar, Todoroki." Kau kembali menatap lembar LKS di atas mejamu. "Kenapa jawabannya tidak ada di pilihannya?"
"Ada."
"GAK ADA!"
"Ada." sahut Todoroki membuang napas. "Kau salah pakai rumus. Coba lihat lagi catatanku."
Kau berdesis kesal, mencoba menatap lagi buku catatan Todoroki yang tertimpa di bawah buku LKS mu.
"Benar kok!"
"Aku berani bertaruh, kau salah lihat tanda bagi sebagai tanda kurang." balas Todoroki cepat. Telunjuknya bergerak ke arah simbol matematis yang dimaksud pada rumus di catatannya. "Apa aku salah?"
Kau tertegun. Oke, matamu mulai sliwer.
"Maafkan aku." Kau mendesah, meraih penghapus dan melingkari jawaban yang benar. Mulai berjalan ke soal selanjutnya.
Todoroki menatapmu, lalu meletakkan pensilnya.
-----
Todoroki's POV"Kau haus?"
Gadis didepanku ini mendongak. Tidak bertanya balik. Wajahnya menggariskan frustasi. Ia hanya menatap sebagai balasan.
Tidak biasanya, karena dia selalu tersenyum dan tertawa gila.
"Kutraktir minum dari mesin." Aku berdiri, lalu mendorong kembali kursi.
"Eh, waaah, benarkah?" Y/n tersenyum meski dia lelah. Dia masih saja berusaha semangat meski otaknya diperas daritadi. "Aku mau jus jeruk dingin, ya!"
Aku mengangguk, berjalan menuju pintu keluar dan menggesernya membuka. Setelah beberapa belokan dan aku menemukan mesin minuman otomatis, segera kumasukkan beberapa recehan yen dan menekan tombol yang ada.
"Todoroki-kun!"
"Ada apa, Tsuyu?"
"Aku melihat y/n-chan di toilet tadi, dia-"
Lalu setelah itu, Tsuyu menceritakan semuanya.
Aku sebenarnya tidak terlalu kaget. Toh, dia pernah melakukan itu padaku sekali tanpa sadar. Yang membuat kepalaku sakit adalah sederhana; sebenarnya apa kekuatan gadis itu?
Dia pernah bertelepati padaku sekali. Dia juga dengan gampang menghancurkan es yang memebekukan kakinya saat hendak olahraga dulu. Dia melakukan penciptaan. Dia mengeluarkan batu-batu itu.
Dia mempunyai luka jahitan panjang pada lengan kanannya, dan cahaya ungu bersinar dari sana.
Dia menangis dengan bersembunyi di atap.
Dia terlihat panik di bis begitu aku mendesaknya.
"Hah.." Aku membuang napas. Rumit sekali, dan sekarang aku malah mengajarinya fisika.
Tanganku meraih kaleng minuman pada bagian bawah mesin dan mulai berjalan kembali ke kelas.
"Lho, Todoroki-kun?"
Kepalaku tertoleh. "Pak Kepala Sekolah, selamat sore." Aku membungkukkan badanku.
"Sore! Kenapa kau masih disini? Sekolah sebentar lagi akan dikunci, lho. Sebaiknya kau pulang sekarang." ucap Kepala Sekolah berwujud tikus putih itu.
"Ah, baiklah. Maafkan aku, terima kasih." Aku meneruskan langkahku.
Padahal aku masih ingin bersamanya.
"Y/n, sekolah akan ditutup jadi-"
Ucapanku terhenti dan begitu pula langkahku ketika memasuki kelas. Aku tertegun, dan mulai mendekat pada bangku y/n.
Y/n tertidur dengan memiringkan kepalanya pada lengannya yang menumpuk silang.
Aku menatapnya termenung. Wajahnya terlihat letih, aku tahu dia letih. Meski ia tersenyum tadi, aku tahu dia sudah benar-benar terkuras.
Entah kenapa tanganku bergerak, menyingkirkan beberapa helai rambut dan sekarang wajah tertidurnya terlihat jelas.
Cantik-
"Bangun."
"ADUH--" Gadis itu terbangun spontan, memegangi pipinya. "GAK HARUS NAMPAR JUGA KAN MAS-"
"Cerewet, sekolah mau ditutup. Ayo bereskan barang-barangmu." Aku meraih tas dan melangkah cepat menuju pintu kelas.
"Hei, tunggu aku! Ah, dasar!"
Gadis itu terus mengomel tidak jelas dari dalam kelas dan terlihat membereskan barang-barangnya.
Aku menyenderkan punggung pada dinding di lorong, mengatur napasku dan aku bisa merasakan wajahku memanas. Apa-apaan ini?
Kenapa jantungku jadi berdetak cepat seperti ini?
------
AH GILAK AKU MBAYANGIN AKU YANG TERBANG INI
Hehe aku lagi rajin yak ahaha, soalnya nanti sore aku udah balik ke asrama
:"(
Dan cerita ini bakal lanjutnya dua minggu lagi, pas aku lagi libur dari asrams. Tunggu yang sabar ya TAT maaf mengecewakan.
Terima kasih sudah membaca, tunggu kelanjutannya, ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
When Frozen Melts [todoroki shouto X reader]
FanfictionKau hanya siswi yang menyimpan dosa besar mengenai kecurangan yang menjadi rahasia bakat yang selalu menghantui kehidupan normal mu. Dan dia hanya siswa bersurai merah putih pendiam penyimpan dendam karena kejadian masa lalu yang sudah membuat hati...