Macam suara acak bersahutan, saling balas kata-kata. Bunyi denting logam pintu loker sepatu yang dibuka tutup juga semakin mengesankan ricuh.
"Rumahmu jauh dari sini tidak, y/n-san?" tanya Yaoyorozu setelah ia mengenakan sepatu miliknya dan menutup pintu loker, mendekatimu.
"Eh, menurutku, sih, nggak." jawabmu, cengengesan. "Tenang aja. Karena kita pulangnya rame-rame, mau jauh pun gak bakal kerasa, kok!"
Yaoyorozu tersenyum tipis, mengiyakan. Syukurlah teman sekelas cantik yang sudah mengetahui semua tentang quirk-mu ini bisa bersikap seperti biasa sembari mengunci rapat rahasiamu itu.
"Usul! Gimana kalau kita beli cemilan dulu di supermarket? Pasti nanti lewat sana, kan?" seru Kirishima.
"Ah, di rumahku ada banyak cemilan, kok." balasmu. Kau duduk di pinggiran lantai kayu, mengenakan sepatumu.
"Masa? Bukannya sudah y/n habiskan semua?" Kirishima berkata iseng, membuatmu tertawa sembari memukul keras punggungnya.
Sore itu, kau dan murid kelas 1-A lainnya berjalan serempak menuju rumahmu. Berbaris memenuhi jalan.
"Anak kelas 1-A mau kemana, nih? Menuh-menuhin jalan." Suara asing tiba-tiba bertiup menarik perhatian. Setelah ditanggapi, ternyata itu Neito Monoma.
"Ke rumahku, mau rapat classmeeting." jawabmu singkat. Monoma itu anak kelas sebelah yang nyebelin banget. Jadi walaupun dia belum berbuat apa-apa, entah kenapa rasanya kesal saja melihat wajahnya.
"Kelasmu sendiri memangnya gak membahas tentang classmeeting minggu depan?" tanya Shoji.
"Kelasku? Ha! Kami sudah selesai membahasnya, dong! Memangnya kali--aduh!" Omongan Monoma terputus. Seseorang memukul kepalanya dari belakang.
"Maaf, ya. Tidak usah dihiraukan. Kami belum selesai membahasnya, kok! Kami bakal meneruskannya besok di kelas!" Kendo tiba-tiba datang. Ia menarik kerah leher Monoma, menggeretnya. Kemudian tersenyum sopan dan pamit undur diri sebelum meninggalkan kami dengan berbelok ke arah yang lain. Cewek itu memang figur ketua kelas yang baik.
"Anak satu itu memang otaknya sakit." gerutu Sero.
"Tapi gitu-gitu, sebenernya dia ganteng, lho." Mina cekikikan, kemudian iseng melirik arah Monoma dibawa pergi. Kirishima yang di sebelah Mina, langsung merengut mendengarnya.
Midoriya tiba-tiba menepuk bahumu. Kau menolehinya, ia tersenyum.
"Kenapa, Midoriya?"
"Ah, ti-tidak! Hanya saja, kupikir-pikir walau kita dekat, aku juga baru pertama kalinya main ke rumah y/n-san." balas Midoriya, membuatmu tersenyum.
"Kalau begitu, setelah ini kau harus sering-sering main ke rumahku!" tanggapmu sembari tertawa.
Todoroku berdeham, menyelamu. "Y/n, kita sudah sampai. Kau mau berjalan kemana lagi?"
Kau terkesiap dan menghentikan langkahmu. Rupanya kau hampir saja terus berjalan melewati rumahmu yang sekarang terlihat di sisi kanan jalan.
Kau cengengesan, menggaruk kepala dengan menatap mata Todoroki yang memutar matanya malas darimu.
"Todoroki-kun tahu rumah y/n-san?" tanya Midoriya ramah, agak terkejut.
Todoroki melirik Midoriya, setelahnya membuang arah tatap sembari membetulkan letak tali tas. "Tentu saja. Aku sering pergi kesini." ucapnya. Bukannya Midoriya berprasangka, tapi rasanya Todoroki memang menekankan nadanya pada kata tertentu untuk mengesankan tegas.
"Rumah yang sederhana, ya." komentar Kaminari. Kau segera melemparinya dengan kerikil di halaman depan rumahmu, berteriak sarkas meminta maaf kalau rumahmu tidak sesuai harapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Frozen Melts [todoroki shouto X reader]
Fiksi PenggemarKau hanya siswi yang menyimpan dosa besar mengenai kecurangan yang menjadi rahasia bakat yang selalu menghantui kehidupan normal mu. Dan dia hanya siswa bersurai merah putih pendiam penyimpan dendam karena kejadian masa lalu yang sudah membuat hati...