"Daaan pada akhirnya aku harus naik kendaraan terkutuk ini. Lagi." Kau melipat tangan, berdecak.
"Makanya itu," Jiro yang hendak naik ke dalam bis menoleh kearahmu yang mengantre di belakangnya. "Sekarang kan bisnya kosong melompong, kau bisa memilih yang bersender dan dekat jendela."
Kau mengangkat dagumu, menjetikkan jari. "Ah, kau benar."
Jiro cuma terkekeh pelan.
Kau langsung masuk dan memilih kursi. Dan kau membuat senyum tipis, "Asyik." Kau menemukan tempat yang kau inginkan.
Sebenarnya, sih, itu duduk bekas Todoroki. Kau saja yang lupa kalo kau hanya berpindah satu kursi ke sebelahmu.
"Ciee." Uraraka yang duduk di kursi depanmu berdeham tidak jelas.
Kau mengernyit. "Apaan?"
"Duduk bekas Todoroki, digendong Todoroki pas pingsan, terus nanti, beberapa hari lagi, pacaran sama Todor-"
"URARAKA!" potongmu cepat, lalu mulai melingkari lenganmu di leher Uraraka dan menjitakinya. "Sori, tapi aku ogah date sama yang model cuek begitu."
"Oh ya? Cuek? Lalu kenapa dia membopongmu?"
"Heh, diam kau!" Kau memperkencang serangan. Uraraka sekarat, wajahnya berubah biru.
"Oh ya, ngomong-ngomong dimana Todoroki?" Yaoyorozu celingak celinguk.
Iida juga mulai menelusuri seisi bis. "Lho, hanya Todoroki yang belum naik?"
Seseorang mengacungkan tangan, "Ah, tadi sepertinya dia ke toilet." Kaminari mengangkat suara.
"Buang hajatan dulu kali."
"HAHAHA KAMINARI KAU TIDAK BOLEH BILANG BEGITU-"
krek
Suara tapak kaki menghentikan seluruh tawa. Membuat semua pandangan tercuri oleh arah pintu masuk bis. Ada Todoroki disana, mengerutkan kening. "Apa?"
Tawa kencang kembali mengisi bis. Iida pun terbahak. Yaoyorozu mengelus dadanya. Kau sendiri menghentak hentakkan kaki dan memukul mukul jendela saking terpingkalnya.
Pria bersurai merah putih hanya berjalan menuju kursi kosong dengan tatapan mengernyit, agak kaget melihatmu duduk di bekas tempatnya.
Kau menyeka ujung mata, masih mengatur nafas. "Haaahh, haaah, aku duduk disini, ya." Kau membentuk tanda peace dengan jari tangan mu.
Todoroki hanya mendengus, lalu duduk di bekas tempatmu. Sudah-intinya kalian bersebelahan lagi.
"Heh, apa-apaan dengusanmu itu?" Kau cemberut. "Kau mau duduk sini? Oh, kau mau aku muntah lagi, begitu?"
"Apa sih." Todoroki berdecak. Kau hanya menjulurkan lidah.
Bis mulai berjalan. Sama seperti ingatan Todoroki yang terputar ulang.
-O-
Tadi."Hup," Todoroki meletakkanmu di ranjang ruang kesehatan dengan perlahan. Sebenarnya, mau dibanting pun kau susah untuk sadar. "Dasar merepotkan sekali. Hh."
Tangan Todoroki mencari obat mual di etalase. Yah, persiapan kalau kau sudah bangun.
Pssh
"Ng?" Ada aura aneh.
Todoroki menoleh ke belakang, tepatnya ranjangmu. Ada seberkas cahaya ungu yang bersinar dari lengan baju panjang mu.
Ia mengernyit, lalu menggulung lengan baju mu (tanpa izin).
Napas Todoroki tertahan.
Ada bekas luka sayatan panjang dan lebar dari telapak tangan hingga pangkal lengan. Dan cahaya ungu bersinar di sepanjang luka sayatan itu. Redup, tapi sangat menimbulkan beribu pertanyaan di kepala Todoroki.
"Ini-"
Lalu tiba-tiba cahaya itu mati. Dan ada sesuatu yang jatuh ke lantai.
Batu berwarna ungu.
"Apa ini?" Todoroki memungut batu itu, yang seketika langsung menyesap ke dalam kulitnya. Membuat Todoroki hampir memekik.
Apa yang barusan itu?
-o-
Todoroki mengernyit, ia menggigit bibir bawahnya sambil menunduk.Yang tadi itu apa?
"Heiii,"
Sontak Todoroki menoleh kearahmu. Jadinya kau juga ikut kaget. Kau membuang nafas. "Santai dikit, dong!"
Todoroki memutar mata, "Kenapa?"
Kau memamerkan deretan gigi putihmu. "Sebentar, kau harus tutup mata."
"Hah?" Todoroki mengernyit.
"Kau tidak dengar? Tutup matamu, bego!"
Todoroki menurut saja. Maka ia membiarkan hitam menyeluruh di pandangannya.
Tiga detik. Terdengar suaramu yang membuat gaduh pelan.
Lima detik, kau mulai terdengar panik, "Eh?"
Todoroki mulai tahu apa yang hendak kau lakukan. Maka ia membuka matanya dan kau terkejut.
"Hei, siapa yang suruh kau buka mat-"
"Kalau kau hendak mengeluarkan batu ungu yang langsung masuk kedalam kulitku, maka tadi saat kau pingsan tanpa sadar kau melakukannya."
Hening.
Mata Todoroki membulat begitu melihatmu. Lihatlah bagaimana reaksimu sekarang, gemetaran. Raut wajahmu tegang dan keringat membasahi kening.
"K-kau-" Nafasmu tersangkut di tenggorokan. "Bagaimana aku-"
"Itu apa, y/n?" desak Todoroki. Ia harus tau. "Dari awal bakat mu memang tidak jelas."
Kau bungkam dan hanya menunduk.
"Y/n," tegas Todoroki. Memegang erat tanganmu. "Bekas luka apa itu?"
Kau makin kaget. Tapi tetap hanya bisa diam. Maka kau menepis tangan Todoroki dan hanya menyahut pendek.
"Ini terlalu cepat,
Aku belum siap mengungkapkan semua kecurangan yang aku lakukan."
-o-Haluww Se is back✨!
Hayo y/n curang ngapain hayo:''))As always, thank your for reading and your time!
KAMU SEDANG MEMBACA
When Frozen Melts [todoroki shouto X reader]
FanfictionKau hanya siswi yang menyimpan dosa besar mengenai kecurangan yang menjadi rahasia bakat yang selalu menghantui kehidupan normal mu. Dan dia hanya siswa bersurai merah putih pendiam penyimpan dendam karena kejadian masa lalu yang sudah membuat hati...