Todoroki's POV
"Todoroki-kun, Todoroki-kun, bangun-gero!"
Suara itu menggema dalam gelap, cukup untuk memulihkan kesadaranku. Aku bahkan tak sadar kalau tertidur. "Ah, aku ketiduran?"
"Iya, tidak biasanya Todoroki-kun ketiduran-gero." Tsuyu berbalik badan. "Kalau begitu, mau ke kantin bareng tidak? Ini istirahat makan siang-gero."
Aku mengangguk dan berjalan di samping Tsuyu menuju ke kantin. Saat di belokan-belokan lorong, tanpa sengaja aku mendapati sosok yang tengah melangkah di tangga menuju ke arah atap.
y/n?
Aku bergumam, "Atap sepertinya cocok untuk menikmati makan siang, ya."
"Iya-gero, tapi sayangnya atap selalu dikunci saat istirahat." sahut Tsuyu penuh intonasi kecewa. "Kalau tidak dikunci, aku juga ingin sekali-kali ke atap-gero."
Langkahku terhenti.
Dikunci?
-----"Kau benar-benar melihat y/n-chan ke arah atap-gero? Apa yang mau dilakukannya-gero?" Tsuyu mengekor di belakangku, melangkah perlahan menapaki satu-persatu anak tangga dan berusaha tidak menimbulkan bising.
Jaga-jaga kalau semisalnya ada sesuatu yang aneh dari gadis itu, yang dari awal segala tentangnya juga aneh.
"Tidak tahu," Aku berbisik pelan. "makanya kita begini."
Lalu tak lama, aku dan Tsuyu sudah mendapati pintu atap yang seharusnya terkunci,
malah mendapati kenop pintunya hilang.
"Apa-apaan ini?" Aku mencoba untuk mendorong pintu itu sedikit, dan mendapati y/n sedang berdiri sambil bercakap. Menelpon?
"Kenapa harus di atap-gero? Sampai-sampai dia menghancurkan kenopnya-gero." Tsuyu meneguk liur. "Ada yang y/n sembunyikan dari kita-gero?"
"Begitulah, berarti ini hal yang penting sekali sampai-sampai dia merusak pintu atap hanya untuk membuat panggilan keluar." sahutku pelan. Dan entah kenapa, perasaan tidak enak itu memenuhi nurani ku.
Eh?
Dia menangis?"Aku.. tidak mau... tidak mau...!" isakan y/n terdengar dari balik pintu.
"Tidak mau?" Aku menggertakkan gigiku.
Ayolah, menggerutulah yang lebih jelas lagi, y/n. Agar rasa curigaku ini padamu sekarang lenyap dan semuanya menjadi jelas.
Aku tidak mau menaruh perasaan benci padamu.
Aku merasa ingin menyeka air mata itu dari pipimu agar sirna sekarang.
"Eh, y/n-chan menangis-gero." Tsuyu meneguk liur. "Ah-gawat, dia menuju kesini-gero!"
"Tsuyu, gendong aku dan kita bersembunyi di langit-langit!" Aku menaiki punggung Tsuyu. "Dan semoga saja kita tidak tercyduk."
"B-baik-gero." Tsuyu dengan cepat memanjat dari sisi dinding dan bersembunyi di langit-langit yang lumayan tinggi. Kemungkinan besar tidak akan ketahuan, apalagi kami bersembunyi di bagian ujung yang lumayan gelap karena bayangan matahari.
Betul saja, y/n segera keluar seraya menyeka beberapa air menggenang di ujung matanya dan kami melihatnya, ia meletakkan tangannya di tempat dimana seharusnya kenop itu berada.
Lalu kenop itu muncul lagi dan terdengar suara 'klik' pintu terkunci. Setelah itu, dia berlari menuju kebawah.
"Bakat y/n-chan adalah penciptaan-gero? Sama seperti Yaoyorozu-gero?"
Aku mengernyit seraya mengeratkan peganganku pada pundak Tsuyu.
Tidak.
Aku yakin bukan itu.Peluh tiba-tiba mengucur dari pelipisku, dan perasaan tidak enak tadi membuat jantungku berdentum cepat.
Auranya itu,
aura yang membuatku merasa seperti ini.
Aura yang sama seperti saat itu..!-------
WOOHOO!
HAI AKU KEMBALI HAHAHAHHayolo aura apaan hayoloo
kayaknya sih aku bakal rajin update selama liburan ini,
Rencananya sih akhir desember kelar, doain ya:"))))
Makasih ya, tunggu terus kelanjutannya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
When Frozen Melts [todoroki shouto X reader]
FanficKau hanya siswi yang menyimpan dosa besar mengenai kecurangan yang menjadi rahasia bakat yang selalu menghantui kehidupan normal mu. Dan dia hanya siswa bersurai merah putih pendiam penyimpan dendam karena kejadian masa lalu yang sudah membuat hati...