"Apa Vin?" tanyaku saat menemuinya.
"Ya belajarlah". Jawabnya datar nan agak cool yang dibuat-buat.
Srek
Suara Kevin membuka tas ranselnya.Dan bruk ia mengeluarkan buku setebal kertas HVS satu rim.
Glek aku menelan ludah.
"Itu buku apa Vin?" tanyaku.
'Buku PKN" masih dengan nada yang sama."Uh pasti ada udang dibalik bakwan nih?" Tanyaku menyelidiki.
Tapi Kevin hanya menggelengkan kepalanya.
"Uh pasti ada maunya" gumamku dengan sangat lirih.
"Kamu barusan ngomong apa Nan?" tanya kevin memastikan.
"Gak, paling kamu yang salah denger", sangkalku dengan cepat.
Sepuluh menit berlalu, tapi Kevin masih saja hanya membolak balikkan buku tebalnya.
"Hei, kamu kesini mau belajar bareng apa numpang belajar", protesku yang kesal karena sejak tadi ia masih berkutat dengan buku tebalnya itu.
Krik..krik..krik.
Hening"Ini hanya formalitas Nan" katanya datar.
"Ha?" tanyaku rada bigung
"Setengah jam lagi kita cabut!" perintah Kevin
"Wait."
"Kita."
"Aku dan kamu."
"Gak mau aku lagi mager" jawabku acuh.
"Aku gak terima penolakan Nan."
"Ini perintah."Hufft.
Merepotkan dengusku kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa
HumorNanda yang periang, cantik, pintar,suka menolong, dan rajin menabung di warung. Eitss... keceplosan. Maaf. Maaf. Saya ralat. Nanda yang sedikit diatas rata-rata. Iya hanya sedikit, mungkin cuma 5 cm diatas lutut. gak lah diatas rata-rata maksudnya. ...