Rehat Sejenak

46 3 0
                                    

Hari ini aku pulang sekolah nebeng Kevin, bukan kali pertama sih.

Kurasakan kami sedang membelah arusnya angin.
Rambutku juga rambutnya Kevin menari-nari diterpa angin nakal siang ini.
Terlebih rambutku yang agak panjang, walau dengan potongam cepak ini tetap saja berantakan.

Aku sedikit mengantuk.
Rasanya inginku rebahkan tubuh ini ke angin yang bertiup kencang tapi menyejukkan kala siang ini.

*_*

"Turun woi, udah sampe" suara Kevin membuatku terbangun dari tidur siangku diatas motornya tadi.

"Busyet dah, udah ngiler aja kamu, seragamku jadi berpulau ta" omel Kevin sambil menunjuk nunjukkan bekas ilerku di bahu kirinya.

Aku yang belum sadar sepenuhnya hanya meringis sedikit, lalu menguap lebar-lebar.

"Hah, dimana ini? kok gak kamu turunin depan rumahku aja sih!" gerutuku.

"Masuk, istirahat gih, nanti kita belajar" dekte Kevin.

Aku yang mendengar kata belajar langsung mengerutkan dahi.

Dia belajar mulu bawaanya kalau ada aku.

"Iya nanti, numpang tidur ya" ujarku sambil berlalu mendahului Kevin.

Bagiku rumah Kevin sudah aku anggap rumah sendiri.
Mungkin karena keterbiasaan sejak TK.

Cekiet.

Aku buka pintu kamar Kevin,
Niatnya mau rebahan dulu.

"Nan, kau nggak malu tidur di kamar cowok?" tanya Kevin yang sudah menyusulku.

"Mendingan kamarmu dari pada kamarku" ujarku.

Jangan dibandingkan.
Kamar Kevin rapi, bersih dan tertata, sedangkan kamarku rapi, bersih dan tertata tapi hanya sehari dalam sepekan.

Ku pasang alarm dari ponselku
Aku setting pukul 3 sore.
Lumayan bisa tidur 2 jam.

Kring...kring...kring...

Ku raih ponselku, kumatikan alarmku, kemudian aku bangun.
Betapa kagetnya aku melihat Kevin didepanku sambil sedikit menahan tawa.

"Ngapain kau ketawa tawa sendiri, kesambet?" tanyaku.

Kevin hanya diam sambil menahan tawa.

Aku curiga, langsung aku bergegas menuju cermin pada almari Kevin.

Masih normal, gak kurang satu apapun.
Masih seperti biasanya, cuma ada iler yang numpang eksis juga dipipi sebelah kananku.
Tadinya kupikir ia mencorat-coret wajahku ternyata enggak.

Saat kumenoleh ketempat dimana Kevin berada, dianya sudah raib.

Dasar makhluk ghaib.
Ngilang-ilang aja kerjanya.

Saatku hendak keluar dari kamar Kevin, ku sempat melirik jam dinding disana.

"Kevin....." teriakku khas toa.

Samar-samar aku mendengar suaranya dengan tawa yang meledak ledak.

Ponselku dibajak.
Lebih tepatnya Kevin mengatur ulang jam alarmku.
Dan ternyata ini baru jam satu seperempat.
Aku baru tertidur lima belas menit.

Aku BT.
Aku kembali tidur tapi belum sempat terlelap lagi Kevin sudah menciprat-cipratkan air kewajahku.

"Eh, kampret, aku ngantuk mau tidur" omelku sebal.

"Gak boleh, akukan tadi bilang istirahat bukannya tidur" protes Kevin.

"Tidur juga istirahatlah Vin" sangkalku.

"Maksudnya istirahat itu makan Nan," jelas Kevin.

"Kamu ambigu sih" sangkalku lagi.

"Kamu aja yang rada-rada blo'on" cibir Kevin.

"Keluar aku mau tidur pokoknya" usirku.

"Yah, kalau kamu tidur, mienya nanti medok gak enak" iba Kevin.

Mie, mie makanankan bukan miabikan.

"Mie, apaan?" tanyaku.

"Mie insatan lah, makan gih" ujar Kevin sambil berlalu.

Pengen lanjut tidur sih, tapi gak enak nolak ajakan makan. Apalagi udah dibuatin.

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang