Kulihat papa hanya mengagguk-anggukkan kepala.
Namapknya papa sudah tahu kalau tadi Kevin hanya bergurau."Om ayo tanding main Ps" ajak Kevin.
Papa mengedarkan pandangannya.
Nampaknya sedang menimbang-nimbang ajakan Kevin."Oke ayo" seru papa yang udah setengah berlalu.
Kevin berlari menyusulnya.
Kutatap dua punggung itu sampai hilang dibelokan ruang keluarga.
"Mau ikutan Kak?" tanyaku setengah menawari.
Kak Aldo hanya menggelengkan kepalanya.
"Emm..ada perlu apa Kak main kesini" seruku memulai obroran yang canggung pake banget.
"Kamu kenal Dea?" tanya Kak Aldo.
Aku menggelengkan kepalaku cepat.
Aku yakin tidak mengenalnya."Dea, kayanya pernah tahu gitu. Tapi dimana ya" ujarku sambil mikir keras.
"Oh aku liat nama Dea di chat pesan Kevin.
Entah kenapa Kak Aldo reflek tersenyum.
Menarik ujung bibirnya hingga tercipta lesung pipi yang ok banget.Satu kata buay Kak Aldo.
Bukan maksudnya buat lesungnya.W-O-W.
Aku sedikit tercengang dengan sikapnya barusan.
Sampai-sampai Kak Aldo melambaikan tangannya ke wajahku.
"Eh".
"Kenapa ngalamun?" tanya Kak Aldo.
Ya kali aku bilang.
Karena senyumanmu mas.
Kesung pipimu.
Bikin adek meleleh."Nggak" sangkalku cepat.
"Dea itu suka Kevin..."
"Eh, bukannya Kevin pacaran sama Kak Diana ya?" potongku cepat.
"Enggak tuh" jawab Kak Aldo enteng.
"Kakak tahu dari mana kalau mereka nggak pacaran?" tanyaku penun selidik.
"Tauklah. Mereka kan sekelas sama aku" jawab Kak Aldo.
"Diana cuma sebagai pelantaran aja, yang suka itu Dea.
Dan yang nabrak kamu kemarin itu Dea. Kayanya di sebel sama kamu, makannya nabrakin diri gitu." jelas Kak Aldo.Aku hanya diam.
Tak bergemimg sedikitpun.Aku baru mencerna apa yang dikatakan Kak Aldo.
"What..." pekikku.
Kak Aldo tersedak melihat responku, pasalnya Kak Aldo lagi minum GJ.
Sumpah deh, low respon banget aku.
Jadi makin tulalit gini."Makanya cobalah jaga jarak sama Kevin. Mungkin Dea cemburu kamu nempelin Kevin terus." seru Kak Aldo.
Hah, musti jaga jarak.
Apaan posesif banget deh."Sebentar deh, kalau aku jaga jarak sama Kevin. Berarti aku juga harus jaga jarak sama Kakak juga dong" gerutuku.
"Hah, kenapa harus?" tanya Kak Aldo sambil mencomot Rengginang.
"Besok-besok ada cewek nggak aku kenal disekolah terus nyakar-nyakarin aku karena cemburu buta gimana" ujarku sambil manyun.
"Heleh, lebay Nan. Aku single kok" seru Kak Aldo.
"Single atau jomblo nih" godaku.
"Sigle Nan, single sama jomblo kan beda" elak Kak Aldo.
"Heleh, mau sigle atau jomblo tetap aja sama. Sama-sama nggak punya pasangan" cibirku.
"Huh".
"Cie yang lagi ngomongin pasangan" seru Kevin ikut nimbrung.
"Apaan kamu dateng-dateng main nimbrung aja" ejekku.
"Heleh, cuma ngambil GJ kok, nggak ganggu ta aku" seru Kevin.
"Huss.. pergi kamu. Ganggu banget tahuk" usirku.
"Cie aku bilangin Om lho. Kalau kalian ngomongin pasangan" ancam Kevin.
Aku hanya tersenyum kaku, sambil melayangkan kepalan tanganku.
"Kabur ah" seru Kevin yang nggak mau ngobrol sama kepalan tanganku.
"Banci. Gitu aja takut" ledekku.
Kak Aldo hanya ngakak so hard.
Udah kaya nonton drama penganiayaan.Heleh, malah jadi hiburan tersendiri buat Kak Aldo tinjuku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa
HumorNanda yang periang, cantik, pintar,suka menolong, dan rajin menabung di warung. Eitss... keceplosan. Maaf. Maaf. Saya ralat. Nanda yang sedikit diatas rata-rata. Iya hanya sedikit, mungkin cuma 5 cm diatas lutut. gak lah diatas rata-rata maksudnya. ...