Malam Minggu

30 2 0
                                    

Berhubung aku lagi pengen jadi anak teladan ( telat datang pulang duluan ),eits, enggak 'nding'.
Maksudku teladan beneran.
Itung-itung nyicil dulu.

Ku keluarka semua peralatan belajarku.
Ku buka buku PKN Atun yang lagi 'ngunsi' ditempatku.
Aku menjiplaknya, plagiat.
Ya kali beda, orang satu kelas sama semua catatannya.

Tak luput aku 'stel' lagu favoritku, untuk menyemangati diri sendiri.

Hiks..
Keliatan jomblo akut nih.

"Nanda" panggil mama setengah teriak-teriak.

Baru juga nyalin setengah halaman, udah diteriaki mama.

Aku cuek.
Pura-pura budeg.

Satu kali panggilan di cuekin.
Dua kali panggilan aku tutup kuping.
Tiga kali panggilan ganti aku yang teriak-teriak.

*_*

Aku berlari menghampiri mama.

"Ada apa Ma?" tanyaku kesal.

"Tolong beliin gula di warung depan Nan, mama lagi masak ni. Apa kamu aja yang masak?" suruh mama yang merangkap jadi omelan.

Aku ambil uang yang diberikan mama, dan langsung ngacir keluar sambil ngedumel sendiri.

*_*

Kalau ini dijelaskan pake gambar ilustrasi, pasti aku sudah pake ikat kepala warna merah putih plus udah nenteng bambu runcing melawan penjajah yang tak lain dan tak salah adalah materi bab PKN.
Sayangnya ini realita coy.
Enggak keliatan itu efek-efek berjuangnya.

Oke waktunya berjuang melawan penjajah.
Maksusku melawan rasa malas.
Pokoknya harus selesai hari ini.
Setidaknya ya besok.

*_*

Baru serius-seriusnya nyalin.
Pintu kamar udah kaya mau jebol.
Digedor-gedor dari luar.

Anjir, siapa sih gangguin aja.

Kriett

Kutemukan sosok kutu kupret di balik pintu kamarku yang sedang kubuka.
Sambil cengar-cengir seperti orang menang togel.

"Kamu ngapain kesini?" tanyaku sebal.

"Mau nyamperin kamu",jawabnya tanpa peralihan suasana.
Tetap aja nyengir.

Aku hanya memonyongkan bibirku.
Ini anak pasti banyak maunya.

"Langsung ke intinya deh" jawabku sebal.

"Kamu peka juga ya" ledek Kevin.

"Cepet apa, kalau nggak aku usir nih" bentakku.

Nampaknya Kevin tersentak kaget.

Jadi pengen ngakak, tapi ini lagi mode jaim.

"Nanti temenin aku malam mingguan ya" ajak Kevin.

Aku langsung terbelalak.
Dia enteng-enteng aja bilang kaya begituan ke aku.
Lha aku nanti jadi kambing congek part dua.

Aku memutar-mutar pandanganku, seolah sedang menimbang-nimbang permintaan Kevin.
Tapi aku langsung jawab tegas.

"Ogah"

Enak di kamu, nggak enak di aku.

Kevin nampaknya kecewa akan jawabanku.
Tapi ia nggak kehabisan akal.

"Aku traktri deh" godanya.

Aku menggelengkan kepalaku, sambil manyun.

"Aku nggak terima suap, aku mainya bersih" ledekku.

Kevin hanya tersenyum kecut.

"Ayolah sekali ini aja deh Nan" rengek Kevin.

"Ogah" jawabku datar.

"Kenapa nggak pacaran si tempat umum aja sih, jangan-jangan..."

Belum selesai aku bicara, tapi aku dijitak sama Kevin.

'Kanu mikir mesum ya" ujar Kevin sambil menjewer kupingku.

"Eh, nggak kok. Eh tunggu dulu, kalau kamu bisa kepikiran mesum berarti kita satu pemikiran" ledekku.

Dan Kevin tidak menyangkalnya.

"Malem Minggu di cafe, resto, bioskop atau apalah" saranku.

"Jangan di alun-alun sambil jajan some doang. Kere amat" ledekku.

Kevin hanya menyunggingkan bibirnya.
Ia berlali sambil mencubit pipi kananku.

"Makasih sarannya" ujarnya setengah berlari.

*_*

Gitu amat ya orang pacaran.
Ribet.



Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang