Wejangan

25 1 0
                                    

Setelah perut terisi kenyang, saatnya kamipun pulang.

"Tumben kamu ada uang Nan?" tanya Kevin.

"Emang didunia ini yang punya uang hanya kamu apa" gerutuku.

Kevin hanya ngakak.

"Ayo cepetan, keburu malem nih" ujarku.

"Eh, baru inget, nanti temenin aku kencan lagi ya" pinta Kevin

"Ogah, kamu ini malam Jumat kencan, malam Minggu kencan, mosok malam Senin juga mau kencan" ledekku.

"Kau iri ya nggak ada yang ngajak kecan" ledekk Kevin.

Aku hanya meninju pelan bahu Kevin.

"Jangankan ngajak kencan, ngajak jadian aja nggak" ujar Kevin sambil ngakak.

Aku yang udah sebal jadi sebal kuadratpun menendang bokong Kevin.

"Eh, kau mesum. Nendang aja milih" ujar Kevin.

Aku hanya tersenyum kecut.
Tak dapat menyangkal.
Bukan berarti aku beneran mesum ya, tapi aku milih tempat yang empuk untuk mendaratkan kakiku.

"Ayo buruan" bentakku.

"Tapi temenin ya" iba Kevin.

"Ogah" jawabku dingin.

*_*

Aku langsung  berlari ke arah papa, ninggalin Kevin tanpa bilang makasih.
Kupeluk erat-erat, seolah nggak mau lagi dipisahin.
Lebay.

"Papa...." teriakku.

"Pesanan Papa mana?" tanya papa langsung ke intinya.

Aku manyun, papa hanya kangen sama nasi padangnya nggak sama aku.

"Sini" ujar papa.

"Sore Om" sapa Kevin yang udah dibelakangku.

Papa hanya mengernyitkan dahiya,

"Senja Vin" sapa papa.

Kami bertigapun langsung ngakak.

Emang bisa gitu juga ya.
Salam pagi, siang, sore, malam, dan sekarang senja.
Benar-benar papa yang mengelitik.

"Nih Pa kembaliannya" ujarku sambil memberika satu lembar 50.000-an, dua lembar uang 10.000-an dan dua lembar uang 5000-an.

Tadi papa ngasih satu lembar uang 50.000-an, dan satu 100.000-an, dan itu kembalian dari 100.000-an yang udah membelah diri.

"Udah ambil aja, jarang-jarangkan dapet uang saku banyak" ledek papa.

Aku tersenyum kecut.

"Tahu aja Pa" ujarku.

"Enakan tempe deh Nan" gurau papa.

Papa sama Kevin itu sebelas dua belas, seneng bergurau.
Tahu...tempe...tahu...tempe, itu aja muter-muter.

"Om, nanti malem saya mau ijin keluar sama Nanda, Om" tutur Kevin.

"Nggak boleh" jawab papa dingin.

Aku dan Kevin hanya terbelalak saling pandang.

Apa ini efek kelaparan.

"Nggak boleh Vin, kamu kan nggak pacaran sama Nanda" seru papa.

"Cuma keluar bentar kok Om" tawar Kevin.

"Heleh, kamu ini mau jadiin Nanda obat nyamuk, lagian kalian ini masih berstatus pelajar. Harusnya belajar bukannya koblangan aja" tutur papa memberi wejangan.

Aku hanya menjulurkan lidahku.
Aku peletin Kevin, sambil goyang-goyangin kepala.

"Syukur nggak dapet ijin" ledekku.

Kevin hanya mendengus kesal, karena aku ledek.

"Udah, kamu juga sama aja Nan" seru papa.

Sama?
Akukan nggak pacaran.
Papa nyebelin deh.

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang