Hari Kedua

7 1 0
                                    

Hari ini adalah hari kedua ulangan semester.

Untung saja otakku sudah diisi penuh oleh amunisi dari Kevin.

Pokoknya emang dia yang paling ngertiin aku deh.

"Oi Nan, ngalamun aja" seru Sisil

Aku hanya menatapnya datar sambil manyun.

"Aku baru adaptasi tauk" ujarku.

"Adaptasi apaan?" tanya Sisil.

"Kan ini lagi musim-musimnya ulangan otak kering sudah diperas menyisakan ampasnya saja" celetukku.

Sisil hanya tertawa terbahak-bahak.

"Aku ogah temenan sama orang yang otaknya tinggal ampasnya doang" cibir Sisil.

Aku langsung memincingkan mataku.
Kutandai seseorang yang duduk di sampingku.

"Ngomong apa tadi?" tanyaku setengah menantang.

"Becanda kok. Becanda deh" ujar Sisil sambil menunjukkan jarinya seperti huruf "V".

Sekarang gantian aku yang terkekeh-kekeh.

Padahal aku tadi ngancemnya becanda, dikira ngancem beneran.

"Oi, pada ngomongin apa sih?" tanya kevin "gosipin aku ya" tebak Kevin.

Aku dan Sisil kompakkan langsung jawab "ogah" sambil nempelengin kepala Kevin kanan kiri.

"Kompak amat dah, kalau bab bantai-membantai gini" celetuk Kevin sambil mengusap-usap bekas tempelengan kami tadi.

Aku dan Sisil hanya ngakak so hard.

"Kalian berdua harus tanggung jawab, kalau nanti pas ngerjain soal aku langsung kliyengan" ujar Kevin.

"Heleh lebay kamu, orang kita nempelenganya nggak kenceng kok" ujarku sambil cengegesan.

"Udah yuk, masuk bentar lagi bel lho" ajak Kevin.

Kami bertiga bergegas meninggalkan ruang perpustakaan, menuju ruang kelas masing-masing.

Aku dan Kevin berada dalam satu ruang dikarenakan absen kita berdekatan.

Sementara Sisil diruang sebelah.
Karena absen Sisil jauh dari aku dan Kevin.

Kriiiiingggggg......

Suara bel masuk telah dibunyikan.
Para muris berhamburan keluar menaruh HP, serta buku yang sebelumnya mereka pelajari.

"Oke. Pagi anak-anak. Kerjakan semaksimal mungkin, dan jangan menyontek. Ini sebagai tolak ukur kemampuan kalian. Oke sebelum itu mari kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa mulai."

Iya hari ini yang menjaga ruanganku adalah Pak Yono selaku guru BK.

Anjir, soal macam ini.
Seperti tulisannya Sisil.
Huruf konsonan.

Aku langsung tertunduk lemas saat mengintip beberapa soal yang barusan aku terima.

*_*

Setelah membolak-balikkan soal.
Aku belum juga menemukan titik terang dari masalah pelik ini.

Dari semua soal ini
Hanya 45% yang aku pahami.
Sisanya bikin budrek.

Ampun deh, pas KKM juga tak apa asal jangan remidi.

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang