Mimpi Buruk

36 3 0
                                    

Pagi ini adalah hari kramat untuk kelas X IPS.
Pasalnya sekarang adalah mata pelajaran PKN yang gurunya sumpah killer pake kebangetan.
Terlebih untuk kesepuluh siswa yang terjerat pasal remidial seperti aku ini.

"Yang meresa kemarin remidial PKN angkat kaki" bentak Pak Agus.

Deg!

Seketika kelas menjadi hening, sepertinya Pak Agus tidak sedang toleran akan hukumannya.

"Yang merasa kemarin remidial PKN angkat kaki" suruh Pak Agus lagi.

Sekitar sepuluh murid, termasuk aku berdiri hendak berdiri keluar kelas.
Tiba tiba dihentikan oleh Pak Agus.

"Kalian ngapain keluar?" tanya Pak Agus tanpa mengubah nada bicaranya.

"Tadi disuruh angkat kaki Pak" jawab salah satu murid yang hendak keluar.
Yang pasti bukan aku yang bilang.

"Sayakan suruh angkat kaki, bukan suruh pergi" bentak Pak Agus masih dengan nada suara meninggi.

"Angkat kakikan pergi Pak" protesku memecah keheningan.

Bukan prostes sebenernya,lebih tepatnya aku keceplosan bercanda yang tak tau sikon ini.

"Tapikan angkat kaki itu ambigu Pak artinya" sanggahku

"Pantas saja kalian remidial ternyata kalian ini goblok semua, ini pelajaran PKN bukan Bahasa Indonesia yang punya persamaan kata. PKN itu mutlak tidak boleh ditawar" tutur Pak Agus.

"Kalian tunggu apalagi, kenapa masih bengong, cepat maju kedepan kelas dan angkat kaki atau mau lari 5 kali keliling lapangan" bentak Pak Agus.

Seketika kesepuluh murid tadi maju kedepan kelas, tiba-tiba aku tersandung dan.

Bug!

Kumerasakan ngilu dilututku.
Yang terjatuh dari tempat tidurku.

Seketika itu aku langsung membuka kedua mataku.
Ternyata aku mimpi.

Sumpah dah mimpinya serem banget. Biasanyakan cuma ngapalin pasal.
Kenapa sekarang suruh angkat kaki.

Kuseka ilerku yang sudah tumpah ruah semenjak tadi.

Kulirik jam di kamarku.
Jam setengaj tujuh pagi.

Gawat kalau sampai telat.

Kubergegas mandi bebek favoriteku itu.
Sejenak aku melihat kalender diponselku.

Setidaknya masih punya tiga hari untuk belajar, sebelum besok lusa pelajaran Pak Agus tiba.

Tiba tiba aku teringat suatu pesan yang mendarat pada ponselku tempo hari lalu.
Sepertinya aku butuh bantuannya.

Oh Tuhan, mungkinkah ini pertanda.
Bahwa aku harus jadi murid teladan.

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang