"Hei.Nan.Kamu udah belajar?" tanyal Sisil teman sebangkuku.
"Hmm..." jawabku enggan.
"Sip oke. Nanti aku nyontek kamu ya Nan", pinta Sisil dengan memelas.
"Ih.. ogah", jawabku singkat.
Pletak.
Sebuah jitakkan mendarat dikepalaku.
"Sakit Sil" keluhku.
"Nanti ulangan berikutnya kamu tak ku kasih contekan", ancam Sisil setelah menjitakku.
"Ha? Ulangan?" tanyaku bego.
"Pikun-pikun kamu ini emang hobi banget ya jadi pelupa", ledek Sisil padaku.
Kulemparkan senyum kecutku ke Sisil agar dia memaklumiku.
"Kita ulangan PKN setelah istirahat" jelas Sisil.
"What?" teriakku heboh sendiri.
"Kita barteran aja ya Sil, aku bantuin ulangan Matematika kamu bantuin aku ulangan PKN" tawarku."Oke deal." tanda Sisil setuju.
Kamipun berjalan menuju kelas dengan hati lega.
Walau batin kita sama sama tahu kemampuan diri masing masing.
Kita bukan bintang kelas jadi gak pinter pinter amat.Deg.
Kampret soalnya dipaket.
Nampaknya Sisil juga bisa membaca pikiraku saat ini.
Jadi kita saling lirik dan melempar senyum kecut.Oh my god...
Ampuni dosa dosa hamba-Mu yang nista ini amin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa
HumorNanda yang periang, cantik, pintar,suka menolong, dan rajin menabung di warung. Eitss... keceplosan. Maaf. Maaf. Saya ralat. Nanda yang sedikit diatas rata-rata. Iya hanya sedikit, mungkin cuma 5 cm diatas lutut. gak lah diatas rata-rata maksudnya. ...