Pagi ini aku berencana berangkat sekolah dengan Kevin.
Sekalian nebeng gitu.Aku tekan tekan bel rumahnya karena gerbang rumahnya masih digembok.
Tak lama setelahnya seseorang datang membukakan pintu gerbang.
"Pagi Mang Ujang" sapaku ramah.
"Pagi juga neng" sapa Mang Ujang balik.
Mang Ujang ini adalah tukang kebun Kevin.
Beliau sudah mengabdi dikeluara Kevin sejak aku duduk dibangku SD.Aku berjalan memasuki rumah Kevin.
Aku 'clingak-clinguk' mencari Kevin sambil memanggil- manggil namanya.
"Iya iya, aku gak budeg Nan" ujar Kevin sambil membawa sekeresek obat dan segelas air putih.
"Kamu udah bisa berangkatkan?" tanyaku agak ragu melihat obat yang 'sekersek' itu.
"Udah, kamu pasti mau nebengkan?" tanya Kevin sambil menjejerkan obat-obatnya.
Aku hanya melempar senyum kecutku.
"Mau Nan" tawar Kevin.
"Kamu ini, aku masih normal, gak perlu obat gitu gituan" elakku.
" Ya siapa tahu aja kamu butuh obat, biar gak stres gitu" cibir Kevin.
"Woi, cepet kampret, aku gak mau telat lho" ujarku mengalihkan topik.
"Iya masih juga jam 06.15 " ujar Kevin kemudian disusul dengan pil-pil obat yang ia masukkan ke mulutnya.
Akhirnya aku berangkat bersama Kevin pukul 06.25 menit.
Seenggaknya gak telatkan.
Kita berangkat pake motor kok, dengan jarak tempuh kutang lebih 15,menit kalau normal.Sebelumnya aku yang sejak tadi udah senyam-senyum gak jelas itu membuat Kevin begidik ngeri.
Dan memutuskan berangkat lebih cepat.Klek.
Kevin menyetandarkan motornya diparkiran yang sudah mulai terisi.Kamipun berjalan beriringan menuju kelas.
Kuletakkan ranselku di laci mejaku.
Ku pandangi Sisil yang tak menyadari akan hadirku.
Lebih tepatnya aku ikut membuntuti mengarah pada ponselnya.Kumembaca sekilas sebuah nama yang sudah lama tak muncul dipermukaan kami.
"Yu-da" ejaku.
Sisil yang tersentak kagetpun reflek menarik ponselnya yang sejak tadi ia "pantengin' terus.
"Ih kamu ganggu privasi orang lain aja" cibir Sisil kelabakan.
"Kenapa kamu gak suka" bentakku.
Sisil tak menanggapiku.
Ia kembali 'memantengin' ponselnya yang udah gak risih dengan keberadaanku."Sil, itu Yuda yang waktu itukan?" tanyaku memastikan.
"Kamu pikir Yuda yang mana lagi Nan?" jawab Sisil.
"Uh, di dunia ini yang namanya Yuda iti banyak. Mungkin ya, mungkin aja itu Yuda yang lain.
Tapi apa kamu tak bisa move on dari Yuda? tanyaku setelah mengoceh tanpa jeda iklan."Aku udah move on kok" elak Sisil.
"Tapi kenapa masih ngepoin sosmetnya Yuda?" selidikku.
"Hehee.. nostalgia Nan, sekali-kali nggak apa-apa ta?" timpal Sisil.
Kevin yang mendengar nama Yuda yang disebut-sebut itu, akhirnya ikutan nimbrung.
"Ada apaan nih si Yuda?" tanya Kevin asal nimbrung.
Serentak aku dan Sisil hanya menjawab "Rahasia Wanita" kemudian langsung ngakak bareng.
"Eh, Yudakan cowok, kenapa jadi rahasia wanita?" tanya Kevin.
Aku dan Sisil kembali ngakak so hard.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa
HumorNanda yang periang, cantik, pintar,suka menolong, dan rajin menabung di warung. Eitss... keceplosan. Maaf. Maaf. Saya ralat. Nanda yang sedikit diatas rata-rata. Iya hanya sedikit, mungkin cuma 5 cm diatas lutut. gak lah diatas rata-rata maksudnya. ...