Kuis

17 1 0
                                    

Pagi ini sebenernya kau ingin absen sekolah.
Pasalnya papa akan balik dinas hari ini juga.
Berhubung karena hari ini juga diadakan kuis PKN, jadi aku batalkan niatan absen tadi.

"Belajar yang rajin Nan, biar bisa mengarungi lautan kaya papa" seru papa.

"Lautan kok dikarungi Pa" ledekku.

Iya.
Papaku ini seorang nahkoda.
Jadi ya tukang ngarungi lautan.

"Ayo Pa kita berangkat. Nanda udah ditunggu Kevin didepan tu" ujar mama.

"Ok Nanda berangkat dulu" pamitku sambil mencium tangan mama dan papa.

"Yang rajin ngih" seru mama.

Aku hanya tersenyum kecut.

Aku hampiri Kevin yang entah sejak kapan menungguku.

"Ayo" ajakku.

Kevin hanya diam.
Tatapannya kosong.
Raut wajahnyapun juga menggambarkan kesedihan.

"Halo.." teriakku.

"Eh".

"Bentar"

"Aku ada perlu" ujar Kevin sambil berlalu masuk kerumahku.

Eh.
Kok dirumahku sih.

"Om, jadi pulang sekarang ta" renggek Kevin

"Iya. Nitip Nanda ya" seru papa.

Kevin mengangguk.

"Tapi nanti Kevin nggak punya rival buat maenin GTA. Ditunda dulu deh Om" renggek Kevin.

"Udah-udah kita sudah mau berangkat ini. Kalian juga nanti terlambat lho" seru mama.

"Oke permisi Om, Tante. Hati-hati ya" ujar Kevin.

"Udah" seruku.

"Iya" jawab Kevin dengan suara agak parau.

"Nggak udah lebay lah. Jangan nangis lah" ujarku sambil puk-puk Kevin.

"Tapi nanti aku nggak punya rival maen PS Nan" seru Kevin.

Gubrak.

Kalau ini dunia anime.
Aku pasti udah jatuh dengan posisi kaki diatas.

Untungnya ini realita.
Jadi ya nggak usah susah-susah jatuh.

*_*

"Oke pagi anak-anak, silakan kumpulkan buku kalian didepan sini, dan ambil soalnya sekalian" seru Pak Agus penuh penekanan.

Para muridpun mulai berhamburan maju kedepan kelas.

"Udah belajar Nan?" tanya Pak Agus yang nampak tersenyum culas.

Apa-apaan senyum itu.
Kok firasatku buruk ya.

Soalnya sih cuma lima tapi essay.
Satu soal jawabannya menjalar-jalar kaya ular naga.

Aku tepuk pelan dahiku.

Nomor satu aja udah blenk.
Nggak paham coy.

Kalau soalnya model begini mana bisa nyontek dah.
Terpaksa gunakan skill khusus baru.

Aku keluarkan tempat pensillku.

Aku kode-kodein Kevin agar memperbesar tulisannya.

Aku pantau ia dengan rautan bercermin punyaku waktu aku SD.

Jeduk.

Sisil menyikut-nyikut lenganku.
Memberi isyarat agar aku tak terlalu mantengin layar kaca rautanku sehingga lupa kalau ini juga dipantau.

"Oke waktu habis. Silakan kumpulkan jawaban kalian disini" ujar Pak Agus.

Para murid cuma berdengus kesal secara berjamaah.
Memohon minta tambahan waktu.

Aku mah masa bodo.
PKN itu mutlak tak bisa ditawar.

Dari lima soal tadi aku nyontek ke Kevin hanya dua.
Sisanya aku karang sendiri, sambil menggingat-ingat hasil belajarku.

"Oke besok Senin bapak tempelkan hasilnya dipapan pengumumannya. Ya merasa dibawah KKM harap temui saya dikantor. Akan ada tugas tambahan" seru Pak Agus sambil berlalu pergi.

Apaan tugas mulu.

Aku langsung tertunduk lesu nggak karuan.

"Udah nggak apa-apa. Tenggok jadwal Ulangan Semester yuk" ajak Kevin.

Aku tambah down.
Nggak punya nyali liat yang kaya begituan.

"Ayolah Nan" seru Sisil.

Aku bangkit dengan langkah kaki yang aku seret.
Males tandanya.

Udah Ulangan aja.

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang