Aku yang tadi sebel mendadak ceria.
Iya karena udah dapet dua target sasaran dan itu pas kena banget.
"Woi, nyatet sana. Nyatet" teriak Hilmi.
"Apaan sih, bari juga nyampek" elakku.
"Kamu itu udah ketinggalan catatan satu papan tulis tauk nggak. Nanti dikumpulin baru tahu rasa kamu" ancam Ridho.
Njir, ketua kelasnya ngancem.
Biasanya jadi korban bully aja kok ngancem-ngancem. Dia ikut cari pelampiasan ya.Aku ambil paksa buku Kevin.
Kenapa nggak ambil punya Sis.
Tulisan Sisil mah penuh huruf konsonan.
Kagak paham aku.
Selain lengkap tulisan Kevin itu rapi pake banget."Eh Nan...."
Aku memberi isyarat agar ia diam.
Kubuka buku Geogragiku.
Kusalin catatan Kevin yang kelewat banyak itu."Nan.."
"Pinjem bentar napa, ntatr kalau udah nulis disisi kiri aku balikin deh bukunya. Itung-itung istirahat dulu. Pegelkan tu tangan" ujarku.
"Heleh" gumam Kevin.
Aku salin ngebut pake banget.
Sedikit-sedikit aku bubihim micin, ya enggaklah maksudnya aku bubuhin huruf konsonan yang aku paham kepanjangannya."Oi, udah di kanan tu" seru Kevin.
"Nih" ujarku.
Sekarang aku gantian pinjam punya Sisil.
Tapi dengan syarat.
Sisil tetap jadi jubir atas tulisannya yang enggak aku paham."Aku dekte aja deh, lemot kamu" ledek Sisil.
Aku tersenyum kecut.
Kemudian mengangguk.
Menerima tawaran Sisil."Oi. Stop cepet amat kamu dektenya, kamu ngomong kaya kereta api aja. Nggak bisa ngetaim" protesku.
"Masalah, udah aku mau lanjut nulis" gumam Sisil.
Aku hanya diam.
Sambil memijat tanganku.Pegel coy
"Nih" ujar Kevin sambil melemparkan bukunya kearahku.
"Oke. Thanks".
Dan dengan kecepatan cahaya.
Aku bisa menyusul daya kecepatan Rina sang sekretaris kelas.*_*
Kriiiiiing......
Bel pulang sekolah telah dibunyikan.
Seharusnya ini awal kebahagian para murid yang melepas penat seharian berada disekolah.
Tapi tidak dengan kelasku.
Pasalnya kelasku garus latihan upacara.
Terlebih aku harus melaksanakan hukuman karena maen jambak-jambakaan.Aku bergegas menuju ruang BK.
Tapi ada suara-suara aneh yang menahan langkahku."Oi Nan. Mau kemana. Kamu jadi pemimpinya lho" seru Ridho.
Aku hanya tersenyum culas.
"Hello, mending kamu cari pengantiku aja deh. Aku mau cabut" teriakku.
Ridho menghampiriku.
Tatapannya kaya orang nggak makan seminggu.Njir. Mengerikan.
"Woi, tadi bilang apa?" tanya Ridho pura-pura budeg.
"Emm.. cari yang laen aja. Aku lagi kena hukuman dari Pak Yono" seruku membela diri agar tak diamuk Ridho.
Seketika ekspresi Ridho berubah dratis.
"Eh, hukuman apa?" tanya Ridho yang udah nyalain mode kepo.
"Berantem" jawabku singkat.
Ridho bukannya kaget malah tepuk tangan riuh.
"Hebat. Hebat. Hebat. Nanda sang pentolan kelas kita sudah berani unjuk gigi" ujar Ridho.
Aku yakin Ridho nggak lagi muji.
Ia menghina dibalik tampang kagumnya.Aku cuma nyengir kaku.
"Terus kamu mau ninggalin kewajibanmu" seru Ridho.
"Hehe nggak maksud sih, tapi disuruh Pak Yono cari penggantiku" seruku.
"Terus siapa Nan, yang laen udah pada pulang" teriak Ridho panik.
Aku edarkan pandanganku memandangi halaman sekolah.
Aku menemukan target baru.
Ok target terdeteksi."Itu ada Rina, Asep, juga Sisil. Suruh mereka aja. Aku buru-buru ni." seruku sambil berlalu.
"Dasar Nanda sledeng" maki Ridho.
Buaya kok dikadalin.
Siapa suruh ngerjain aku jadi pemimpin upacara.Aku temui Pak Yono diruagannya.
Tapi hasilnya nihil.
Ruangannya udah digembok.Sial.
"Eh Nanda, nyari Pak Yono ya?" tanya Pak Eko.
Aku mengagguk.
"Oh, tadi Pak Yono pesan. Katanya Nanda dan Dea haris ngosek wc. Saya disuruh memantau" tutur Pak Eko.
*_*
Kuambil ponselku dari saku rokku yang semenjak tadi bergetar nggak karuan.
Pantesan geli, wong ada pesan.
Aku buka pesan sms yang berhasil mendarat mulus diponselku.
3 dari Kevin 2 dari Kak Aldo.
Kevin kamvret.
Kamu tugas ta.
Kok malah cabut?Kevin kamvret.
Oi bales.
Awas kalau berani pulang dulu.Kevin kamvret.
Oi masih idup nggak sih kamu.
Aldo.
Nan, kok nggak latihan.
Aku tungguim lho.Aldo.
Udah pulang apa?
Sumpah dah.
Duo sejoli yang mengaggu ketentraman hidupku ini sangat menyebalkan.
Rasanya pengen aku tengelamkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa
HumorNanda yang periang, cantik, pintar,suka menolong, dan rajin menabung di warung. Eitss... keceplosan. Maaf. Maaf. Saya ralat. Nanda yang sedikit diatas rata-rata. Iya hanya sedikit, mungkin cuma 5 cm diatas lutut. gak lah diatas rata-rata maksudnya. ...