Aku pulang dengan hati riang bin gembira dengan senyuman yang merakah indah tersungging di wajahku.
"Lumayan buat jajan besok. Batagor, soto, bakso ..."
"Aih, aku nggak sabar nunggu jam istirahat di kantin. Rasanya kaya pasangan LDR yang udah lama nggak ketemu" gumamku penuh kegirangan.
Bruk
"Aduh" seruku.
Kuusap-usap bokongku dan meringis kesakitan.
Pfft
"Mama, kok nabrak aku sih" gerutuku.
"Lah, orang kamu yang jalan nggak lihat-lihat" sangkal mama tegas.
"Makanya kalo di panggil itu nyaut Nanda, bukan malah senyam-senyum sendiri" omel mama yang khas dengan suara toanya sambil menjewer telinga kananku.
"Sakit Ma," seruku mengiba pasang efek wajah puppy eyes.
"Jangan pasang ekpresi wajah seperti itu. Terkesan mama sedang menganiaya kamu, nanti orang lihat jadi salah sangka" omel mama lagi.
Aku tetap pasang wajah puppy eyes.
"Udah mau maghrib Nanda, buruan masuk terus mandi" seru mama.
Aku langsung ngacir sambil megangin tas slempangku yang isinya uang dari Kevin tadi.
"Eits, tunggu. Memang aku belum mandi apa?" gumamku pada diri sendiri.
Bodo amat, mandi lagi aja. Terus siap-siap nerima pencerahan dari Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa
HumorNanda yang periang, cantik, pintar,suka menolong, dan rajin menabung di warung. Eitss... keceplosan. Maaf. Maaf. Saya ralat. Nanda yang sedikit diatas rata-rata. Iya hanya sedikit, mungkin cuma 5 cm diatas lutut. gak lah diatas rata-rata maksudnya. ...