Berhubung sudah kenyang waktunya balik lagi kelas."Al, nggak ngerjain remidi?" tanya seorang siswa yang mungkin teman seangkatan atau sekelas sama Kak Aldo.
"Iya bentar, baru isi tenaga buat mikir" celetuk Kak Aldo.
"Oh ya Nan, bayarin dulu ya, dompetku ketinggal dikelas ternyata" pinta Kak Aldo memelas.
Ini orang ganggun ketenangan orlin mulu kerjanya.
"Nanti aku ganti kok sepulang sekolah" imbuh Kak Aldo.
"Ok deh" jawabku sekenanya.
*_*
Dari kantin aku tak langsung kembali kekelas.
Singgah sebentar ke toilet.Byuurr.
Air keluar dari keran.
"Eh itukan si pelakor, tumben cuma sendiri" suara desas desus dari kamar mandi.
Setelah kurasa sudah cukup bersih aku mencuci tangan, aku berniat kembali kekelas. Tapi ketiga siswi datang menghadangku.
Dilihat dari bed kelasnya sepertinya sekelas dengan Kak Aldo.
Ya ampun berurusan lagi sama kelas XI A.
"Kalau mau masih pengen hidup, jauhi Aldo" ancam seorang siswi yang aku lirik namanya di bad seragamnya bertuliskan Dessy
Sepertinya ia pentolan grubnya.
Awalnya aku diam menunduk tak merespon, karena didepan senior kita nggak boleh mendongkrakkan wajah, karena itu dianggap tidak menghormati.
"Oi kalau diajak ngomong nyaut kek" bentak siswi yang lain ku lirik nama dibad seragamnya bertuliskan Dita.
Aku sedikit mengagkat wajahku.
Sekarang posisi aku dan antara para senior itu sama.
Sedikit aku nyalakan mata leserku, 'tanda beri aku jalan'."Lis kok diem aja, labrak sekalian, diakan yang buat Aldo menjauh dari kamu" seru Dessy.
Cewek yang dipanggil Lis itu bernama Lisa, aku melihat dari nama bed seragamnya.
Lisa memang diam, tapi diantara ketiganya hanya dia yang merespon mata leserku.
Suasananya memanas, ditambah lagi dengan hadirnya siswi-siswi dari kelas lain berbagai angkatan.
Yang mengaggap ini sebagai sebuah atraksi yang wajib ditonton."Ngapain nyuruh aku jauhin Kak Aldo, kalau berani ngomong langsung keorangnya" seruku yang sudah terpancing suasana.
"Kamu berani ya.."
"Sudah Des, lain kali saja banyak yang liatin" potong Dita.
Lisa juga tak merasa keberatan.
Ia kembali ke mode normal.
Mematika leser matanya yang sejak tadi menyala merah pekat dimatanya.Hal yang sama aku alami.
Kami berempat meninggalkan toilet yang entah sejak kapan sudah menyemut begitu.
Aku langsung bergegas menuju kelas, menggingat susu kotak pesanan Sisil.
"Uih, lamanya. Kamu tak tahu aku penat" omel Sisil.
Aku hanya melempar pelan susu kotak ke Sisil.
Langsung kudaratkan bokongku kekursiku.
Kusenderkan punggungku dikursi dengan nafas ngos-ngosan.Kulirik Sisil sudah terbuai akan susu kotaknya.
Nampaknya ia sedang diet.Berulang kali aku menghembuskan nafas kasar.
"Kenapa Nan? tanya Sisil.
"Aku habis dilabrak sama senior XI A" jawabku.
"Lagi" gumam Sisil.
"Iya" jawabku sekenanya.
"Kak Dea dan Kak Diana lagi?" tanya Sisil.
"Bukan yang ini lain" jawabku.
"Lha siapa kok dari kelas yang sama?" tanya Sisil lagi.
"Lha kamu pikir cuma ada dua cecurut itu dikelas yang sama.
Sisil hanya tersenyum kecut.
Sedangkan aku hanya membuang muka."Oi kalian yang disana, nggak lihat nilai yang lain" teriak Ridho siketua kelas.
Aku dan Sisil hanya saling tatap, kemudian mengedarkan pandangan keseluruh kelas.
'Kosong' cuma ada aku dan Sisil.
Entah sejak kapan mereka menyublim begitu cepat."Kok kita nggak tahu ya ada nilai yang keluar" seru Sisil.
"Lha kalian ngobrol sendiri, nggak dengerin pengumumanku sih" seru Ridho setengah jengkel.
"Eh".
"Entar aja lah, masih ramai" elakku.
"Mapel apa Dho?" tanya Sisil.
"B.ing dan IPA" jawab Ridho seraya menenteng tas sekolahnya.
"Udah boleh pulang?" tanyaku.
"Iya, remidi sudah selesai. Yang mapel barusan yang merasa remidi ambil soal dikantor kerjain dirumah, besok rapat class meeting" imbuh Ridho.
Aku dan Sisil langsung buru-buru ngacir keluar kelas, langsung menyerbu papan pengumuman.
Dan ternyata.
Tara!.
Aku nggak remidi.
IPAnya aja tapi, B.Ing jangan harap bisa lolos.
Orang listening aja kaya suara orang kumur-kumur
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa
HumorNanda yang periang, cantik, pintar,suka menolong, dan rajin menabung di warung. Eitss... keceplosan. Maaf. Maaf. Saya ralat. Nanda yang sedikit diatas rata-rata. Iya hanya sedikit, mungkin cuma 5 cm diatas lutut. gak lah diatas rata-rata maksudnya. ...