Mampir Kerumah

20 1 0
                                    

Bel pulang sekolah telah dibunyikan.
Para murid bersorak ria.
Merapikan bukunya dan langsung ngacir keluar.
Berhamburan.

"Masih ngambek?" tanya Kevin.

Aku tak menjawab, cuma memonyongakan bibir.

"Udah, nggak usah gengsi deh, ayo pulang bareng" ajak Kevin.

Sontak aku langsung tersenyum.

Kevin yang melihat kutersenyum langsung mencubit pipi kananku.

"Adaw" pekikku.

"Lebay, orang nggak sakit juga" seru Kevin.

Aku hanya meringis kecil.

Kamipun berjalam menuju parkiran.

"Nanda" teriak Kak Aldo.

Aku cuma pura-pura nggak denger.
Aku bisikin Kevin agar mencepatkan langkahnya.

"Eh, tapikan itu pa.."

"Adaw" pekik Kevin.

"Sakit Nan" seru Kevin mengusap pinggangnya yang aku cubit.

"Eh, dipanggil kok malah lari sih?" tanya Kak Aldo yang sudah berhasil menyusuk kami.

Aku hanya tersenyum kaku.

"Mau pulang bareng nggak, aku anterin" tawar Kak Aldo.

"Nggak usah Kak, udah bareng Kevin" tolakku.

Kulihat ada raut kecewa di wajah Kak Aldo.

"Yaudah, pulangnya bertiga ya, biar aku tahu rumahmu" seru Kak Aldo.

Entah wajahnya yang tadi kecewa berubah jadi berbinar-binar gitu.
Kesambet paling.

"Hmm...."

"Nggak apa-apa kok Kak" jawab Kevin memotong pembicaraanku.

Aku hanya meninju pelan lengan Kevin.

Yang punya lengan sok pura-pura sakit.

Aku langsung saja membonceng Kevin, secara aku nggak mau membonceng Kak Aldo yang pake motor kinjeng itu.
Takut encokku kumat.

Aku dan Kevin duluan, Kak Aldo berada dibelakang.

Kamipun meninggalkan parkiran yang masih menyisakan beberapa sepeda motor.
Mungkin milik kakak kelas yang lagi dapat tambahan jam pelajaran.

*_*

Klek!
Suara standar motor yang sengaja distandarkan.

"Ayo masuk Kak" seru Kevin.

Aku hanya menautkan kedua alisku.

Yang punya rumah siapa, yang nawarin siapa.
Dasar kamvret.

Kulihat Kevin sedikit berjongkok didekat pot bunga rumahku.
Ia menggambil kunci rumah.
Yah, itu cuma kunci cadangan kalau aku lupa nggak bawa kunci rumah.

Ceklek!
Kriet!

"Mari masuk" seru Kevin lagi.

"Silakan duduk Kak" seru Kevin mempersilakan Kak Aldo.

"Nah, kau sekarang buatin minum!" perintah Kevin menunjukku.

"Heleh, tadi sok jadi tuan rumah, giliran bikin minuman dilimpahkannya ke aku" gerutuku.

Kak Aldo hanya tertawa kecil.

"Mau minum apa Kak" ujarku.

"Terserah Nanda aja" jawab Kak Aldo.

"Aku OJ" seru Kevin.

"Siapa juga yang nawarin kamu, biasanya juga ngambil sendiri" celetukku.

"Aku tamu sidini, perlakukan aku dengan baik" oceh Kevin.

Aku yang kesal, menimpuknya dengan bantal yang berada di sofa.

"Buruan haus nih, kamu mau aku mati karena dehidrasi hah" celetuk Kevin.

"Iya. Iya. Lebay deh. Kebanyakan nonton sinetron" ujarku sambil berlalu.

*_*

"Kamu akrab banget ya sama Nanda?" tanya Kak Aldo.

"Ho'oh" jawab Kevin.

"Kalian pacaran?" tanya Kak Aldo.

Kali ini Kevin sedikit tercengang.

"Lah, bukannya Kakak pacarnya Nanda ya?" tanya Kevin balik.

Kak Aldo hanya mengelengkan kepalanya.

"Kalau bukan kok bisa akrab sama Nanda?" tanya Kevin.

"Nggak sengaja berpapasan tadi pagi" jawab Kak Aldo.

"Tadi pagi, dan Kakak udah ceng-cengin Nanda mulu" seru Kevin yang tak kalah kaget seperti sebelumnya

"Ha?"

"Lha aku kira..."

"Hayo pada ngomongin aku ya" seruku sambil membawa nampan berisikan tiga gelas OJ, dan satu toples wafer.

"Idih, kepedean deh" seru Kevin.

"Tuhkan idungnya nambah panjang kalau bohong" ledekku.

"Apaan, emang aku pinokio" ujar Kevin.

"Ekhem.." Kak Aldo berdehem.

Nampaknya dibuat-buat agar kami tak mencuekkannya.

"Silakan diminum" ujarku.

"Heleh, banyak basa-basi kamu" celetuk Kevin.

Sontak aku pukul Kevin dengan nampan besi yang aku bawa.

"Adaw, kalau aku gegar otak gimana, kamu mau tanggung jawab" seru Kevin sambil marah-marah yang dibuat-buat

"Kamu yang nanggung aku yang jawab" celetukku.

Kulihat Kak Aldo mulai menyeruput minumannya.

"Nan, besok senggang nggak?" tanya Kak Aldo.

"Hah, besok" jawabku sambil mikir-mikir melihat kearah Kevin.

"Senggang kok Kak, nggak ada tugas, nggak ada PR, nggak ada acara" jawab Kevin ngawur.

"Heh, kau pikir kamu siapa main jawab aja" bentakku.

"Aku ya Kevin Dwi Putra" celetuk Kevin.

"Kalau luang besok keluar ya Nan" ajak Kak Aldo.

"Masih pikir-pikir Kak" jawabku tak berani janji.

Kulihat Kak Aldo kembali menegak minumannya. Kali ini sampai kandas.

"Aku pulang dulu ya" seru Kak Aldo.

"Hmm.. masih inggat jalannya kan Kak?" tanyaku memastikan.

"Masih kok, thanks ya minumannya" seru Kak Aldo yang sudah setengah berdiri.

Aku dan Kevinpun berjalan keluar mengantar Kak Aldo sampai halaman depan.

Aku pandangi punggung Kak Aldo sampai menghilang di belokan depan.
Jangan tanya Kevin dimana, jelas dia sudah ngeloyor masuk semenjak Kak Aldo menghidupkan motornya.

Dasar kamvret.
Tamu berasa tuan rumah ya gitu kelakuannya.
Semena-mena



Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang