Aku siap

33 0 0
                                    

Buru-buru aku balas pesan sms dari Sisil.

Jangan tanya kok nggak dibales langsung.
Jawabannya karena tadi lagi seneng udah nggak canggung lagi sama Kevin.

Betapa bodohnya aku yang tercuci otak oleh perkataan orang yang bari aku kenal.

Bukan maksud menjelek-jelekkan Kak Aldo sih.
Ganteng kok orangnya.
Matanya bulat, hidungnya mancung, bibirnya seksi (ups keceplosan) maksudku tipis. Dan satu lagu punya dua lesung pipi yang gemesin.

Enggak, enggak naksir kok aku, cuma menjabarkan saja.

"Nanda" panggil mama dari balik pinti kamarku.

Aku bergegas membuka pintu.
Kuberikan senyum terbaikku.

"Heleh, senyam-senyum. Jatuh cinta kamu" ledek mama.

Seketika senyumku yang awalnya manis jadi kecut.

Apa salah dan dosaku.
Cinta suciku kau buang-buang.
Jarang goyang jarang goyang.

Bodo ah mama, bikin aku nyanyi dangdut gitu.

"Makan dulu" seru mama sambil berlalu.

Aku peluk mama dari belakang.
Aku ciumi aroma badannya.

Yah, bau bumbu dapur.

"Nan, kenapa sih?" tanya mama sambil berusa melepaskan pelukanku.

Aku cuma nyengir.

"Masih BT, galau, baper" tebak mama.

Busyet dah, gitu amat.

"Makasih ya Ma" ujarku sambil memeluk mama lagi.

Mama balas memelukku.

"Ekhem"

"Udah kaya film telenovela aja" sindir papa yang entah sejak kapan ada disana.

Mama bergegas melepas pelukanku.

"Yang mau pergi papa deh, kok kalian malah yang peluk-peluk" ujar papa sambil mengulurkan kedua tangannya. Minta dipeluk.

Aku berlari kearah papa.
Aku peluk erat papa.

"Jangan pergi Pa. Nanti yang kasih uang jajan tambahan siapa" ibaku.

Tuk!

"Adaw, sakit Ma" pekikku.

Mama hanya menyeringai kaku.

"Dasar tukang jajan" ledek mama.

Aku nyengir tak dapat menyangkalnya.

"Udah pada makan dulu ngih. Ngedramanya besok lagi ngih" seru mama.

"Udah bersambung" celetuk papa.

*_*

Nuutt...nutt...

Aku raih ponselku yang sejak tadi bergetar.

Ada 7 pesan 3 panggilan tak terjawab.

Aku cek ternyata dari Sisil dua pesan, dan sisanya dari Kak Aldo.

Sisilia.

Tega bener kamu Nan, besok kuis nggak aku kasih contekkan.

Sisilia

Berani nyontek aku bilangin guru besok.

Apaan sih Sisil.
Ngancem-ngancem mulu.

Me.

Maaf ( emotikon sambil nunduk)
Nggak aku ulangin deh.
Tadi cuma kelupaan aja.
Maafin dong.

Tunggu kuis.
Ampun deh PKN.
Hobi banget nyiksa otakku.

Aku langsung ngacir bolak-balikin buku PKN.

Nuut...nutt...

Dan cuma aku abaikan ponselku yang bergetar ria.

Waktunya jadi anak teladan.

Oke aku siap. Aku siap. Aku siap.

Berimajinasi.

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang