Bergulat

42 2 0
                                    


Prak.
Sebuah piring mendarat dengan mulus tanpa hambatan, walaupun tanganku sudah berupaya mencegahnya.

Kalau aku sering-sering remidial, ujung ujungnya aku cuma jadi babu begini.

Ting tong... Ting tong...

Tiba-tiba saja suara bel rumahku berbunyi.

Siapa sih, gak tau orang lagi ribet apa?

Ku intip dari balik horden, mungkin  itu hanya orang tanya alamat.
Karena aku tidak mengenal orang itu.

Ku abaikan orang itu, ku lanjut aktifitaku lagi.

*_*

"Nanda" panggil mama setelah pulang dari arisan.

Aku masih enggan untuk beranjak dari kamarku.

"Nan, ini ada ketoprak, kau mau makan gak?" tanya mama didepan kamarku.

"Taruh di meja aja Ma, nanti Nanda makan." jawabku setengah memerintah mama.

"Makan dulu, habis itu belajar. Nanti Kevin kesini" kata mama seraya pergi.

Si semprul ini ngapain mau kesini?

Tiba tiba saja kesadaranku mulai hilang.
Seketika itu aku langsung berlayar di negri kapuk nan empuk.

*_*

Ku seka ilerku, ketika mendengar suara pintu kamarku diketuk ketuk.

Cekiet.

Huauumm...

Aku menguap lebar, dengan sisa iler yang sudah agak kering.

"Kamu jorok sekali sebagai cewek", ledek Kevin.

"Hmm..," gumamku.

Kulirik jam di kamarku.
Sudah menandakan pukul empat sore.

"Baru saja, aku terlelap satu jam Vin, aku masih ngantuk." seruku sebal.

"Satu jam, tapi ilermu udah kaya iler semalam." ledek Kevin.

Andai dia tau iler malamku seperti apa, mungkin dia akan ilfil sendiri.

"Woi, kamu udah bangun ta?" tanya Kevin setengah membentak.

Sontak saja aku langsung tersadar dari lamunanku barusan tentang iler semalam.

"Iya udah" jawabku ketus.

"Mandi sana, sepuluh menit lagi kita belajar bareng" suruh-suruh Kevin.

Apaan sih, sepuluh menit.
Mana cukup.
Kesadarakun belum balik sepenuhnya masih piknik-piknik di negri kapuk.

"Woi Nan, malah melamun, cepat mandi gih" serunya lagi.

"Hei kamu siapa, berani-beraninya mendekteku?" protesku.

"Hus, sana kamu bau iler" usir Kevin sambil mengibas-ibaskan tanganya.

Habis mandi perutku keroncongan gak karuan.
Ku buka kulkas ternyata dalamnya nihil.

Kubuka tudung saji dimeja.

Hmm... Ketoprak yang mengiurkan.

Kumakan dengan lahap, seperti orang tiga hari tidak makan apapun.

"Woi, ditungguin malah makan sendiri". seru Kevin

"Laper, barusan aku jadi babu karena kau" cibirku.

"Babu?" tanya Kevin oon.

"Iya, kau aduin aku remidial ke mama kan?" tudingku.

"Iya" jawabnya datar.

Kevinpun berlalu sambil membawa segelas air putih dari galon.

"Cepat, waktu belajar kita terpotong banyak," ujarnya seraya menoleh padaku.

"Cih" dengusku kesal.

Kuhampiri si semprul itu di ruang tamu.

"Vin, panggilku lirih tapi masih bisa didengar.

"Apa" jawabnya datar.

"Aku ngantuk belajarnya nanti malem saja ya," ibaku pada Kevin.

"Apa, karena kamu kenyang sekarang kau mengantuk," gerutu Kevin.

"Habis molor, mau molor lagi. Stok ilermu banyak apa?" ledek Kevin.

"Banyak, kau mau? aku akan memberikan setengahnya bila kamu mau," tawarku setengah ngakak.

*_*

Bruk.

Dia mengeluarkan buku peketnya, yang tebal.

"Kamu baca rangkuman yang ini, hapalkan pasal-pasalnya juga", dekte Kevin lagi.

Sepertinya aku harus bergulat hebat melawan beberapa hal.

Melawan kantuk, sebalnya dengan soal soal yang diberikan Kevin, dan melawan ledekan Kevin yang sedaritadi selalu ngoceh mulu.

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang