Menagih Janji yang Pernah Ada

51 2 0
                                    

Prak prak prak

Suara langkah kakiku yang sedikit aku hentak hentakkan ke lantai.

"Vin.." panggilku lirih tapi masih dapat didengarnya.

"Sebentar Nan, ini masih nangung" pungkas Kevin tanpa melihatku.

"Hah, kamu buta apa. Ini sudah dua keranjang belanja Vin." protesku.

"Sepuluh menit lagi Nan" tawar Kevin.

Setahuku Kevin itu memang pintar dan tepat waktu.
Tapi hari ini ia agak rada-rada oon atau gimana sih.
Ini sudah tiga puluh menit, ini diluar perjanjian.

Diakan pintar harusnya masih bisa membedakan mana yang sepuluh menit mana yang tiga puluh menit.

"Eh, Nan udah nih, bantu angkatin ke kasir ya" pinta Kevin.

"Kamu bawa saja sendiri, aku capek Vin. Laper pula." keluhku.

"Ayo pulang Nan" ajak Kevin sambil membawa dua kantong besar berisi buku-buku yang ia beli.

"Udah gitu aja, kita langsung pulang nih?" tanyaku pura-pura oon, ngasih Kevin kode-kode gitu. Sambil kedip kedip gak jelas.

"Kamu kelilipan Nan?" tanya Kevin dengan tampang oon-nya gitu.

"Heh kamu kan mau traktir aku nasi padang, ingat ngak?" bentakku dengan keras.

Plek

Suara Kevin menepuk jidatnya sendiri.

"Maaf Nan, lain kali saja ya. Uangku tinggal Rp 10.000," iba Kevin sambil menunjukan uang sepuluh ribuan.

Srek

Langsung saja aku sambar.
Untung saja uangnya gak robek.

"Oke antar aku ke rumah padang deket sini Vin" pintaku sambil mengibas-ibaskan uang sepuluh ribu tadi.

Krit.

Suara standar motor Kevin yang telah didepan rumah padang.

Oh, akhirnya kita berjumpa. Setelah sekian lama.
Ouww..ouww..

"Bang nasi padang sepuluh ribu lauk ati ampela dibungkus, nasinya yang banyak ya bang" pesanku.

"Nih mbak, yakin cuma pesen satu mbak? Itu pacarnya gak sekalian dipesenin?" tunjuk abang tukang nasi padang nunjuk ke arah Kevin.

"Oh itu bukan pacarku kok bang, dia itu tukang ojek yang lagi aku sewa" tangkasku dengan bohong.

Hahaa...
Haaahaaa...

Aku dan abang nasi padang tertawa bareng karena siabang salah mengira kalau Kevin itu pacarku.

"Udah Nan?" tanya Kevin saat aku menghampirinya.

"Iya, ayo pulang aku dah laper" tunjukku kearah perut yang dalamnya cacing-cacing lagi pada demo.

"Makasih ya nasi padangnya Vin." sambil nunjuk buntelan dalam plastik putih ini.

"Iya sama-sama" jawabnya datar.

Krett krett krett

"Nan bam motorku kempes" kata Kevin.

Yahhh...

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang