Cari Masalah

21 1 0
                                    

Pagi ini aku bangun pagi, pasalnya habis pulang nonton film aku langsung tepar.
Capek.
Seharian sibuk banget.
Jadwal padat.

Aku siapin buku pelajaran buat pelajaran hari ini.
Untung nggak ada PR.
Soalnya aku nggak belajar.

"Nanda, bangun" teriak mama seraya masuk ke kamarku.

Mama hanya mematung kaget.
Entah mungkin karena liat aku bangun pagi, nggak perlu di oprak-oprak.

"Tumben pagi ini kau nggak ileran?" tanya mama.

Aku tarik pemikiranku barusan.
Ternyata mama kangen sama ilerku.

"Ih.. Mama.., Mama suka ilerku apa, kalau suka nanti Nanda bagi" ujarku.

Seketika mama langsung memjewerku.

"Adaw, sakit Ma" rengekku.

"Cepat mandi, jadi cewek kok slebor gitu" ledek mama.

"Halah, slebor juga anak sendiri ta Ma?" protesku.

Saat itu mama akan mendaratkan jeweran ditelingaku.
Aku segera menghindar.

*_*

"Makannya pelan-pelan Nan, nanti kesedak" ujar papa.

"Laper Pa" jawabku asal.

Pletak!

Ssbuah sendok sayur berhasil mencium kepalaku.

"Adaw, sakit Ma, anak sendiri  disisiksa mulu" gerutuku.

Mama langsung melotot, sedangkan papa, ia menahan tawanya agar tidak pecah.

Seketika aku merasakan aura membunuh dari mama.
Aku sudahi makanku.
Dan langsung ngacir ke kamar.

*_*

"Nanda" teriak mama.

"Iya, Ma bentar" jawabku.

Aku langsung berlari keluar rumah.

"Nih," mama menyodorkan uang 10.000-an.

"Makasih Ma" kataku sambil mencium tangan mama.

Yes, uang saku menaik drastis.
Pasalnya kemarin papa ngasih uang jajan.

"Ayo, buruan naik Nan" seru papa.

Aku langsung berlari, membonceng papa dan kupeluk erat.
Karena ini naik motor jadi bisa main peluk-peluk.
Secara papaku itu sugar dady.
Jangan naksir ya.

*_*

"Kamu kemarin kerumah Nan" tanya Atun yang entah sejak kapan ada dibelakangku.

"Ha, iya balikin buku PKNmu" jawabku canggung.

Aku dan Atun memang tidak begitu akrab, jadi rada kikuk begitu.

"Makasih ya" ujarku.

"Oh, iya sama-sama, kamu ngebut nyalin ya kemarin?" tanya Atun lebih jauh.

"Hmm, nggak juga kok. Aku cicil kok dikit-dikit.

"Ow, kirain kamu ngebut. Soalnya kamu kan orangnya malas" kata Atun.

Entah mengapa kalau yang bila itu Atun rasanya pengen marah, mungkin karena belum akrab. Berbeda kalau yang bilang itu Sisil atau Kevin, biasa aja didenger.

Setelah bercakap-cakap dengan Atun aku permisi ke toilet.

*_*

Gubrak!

Seseorang sengaja menabrakan dirinya padaku.
Aku yang enggak siap mendapat serangan akhirnyapun terjungkal.

"Aduh" seruku.

Aku pandangi sosok yang menabrak diriku tadi.
Ia sudah menghilang.

Dasar!

Aku hanya bisa bersumpah sarapah sendiri.
Orang pelakunya udah minggat.

Ku seka sikuku, ada luka sedikit.
Lecet berdarah, tergores pinggir tembok koridor.

Sial itu orang bikin masalah aja.
Mau cari gara-gara sama aku ta.



Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang