Ting... tong...
Ting... tong...
Ting... tong..."Iya bentar" seruku dengan kesal.
Cekiet.
Suara pintu rumahku ketika dibuka."Ada apa?" tanyaku langsung tanpa basa-basi setelah tau ternyata tamunya sitengil Kevin.
"Gak disuruh masuk ni." sindir Kevin yang sejak tadi berdiri ditempatnya.
Akupun mempersilakan dia masuk.
"Ada apa?" tanyaku lagi karena pertanyaanku tadi tak ia jawab.
"Minum mana minum" ujar Kevin sambil pura mencari cari di kolong meja.
Kumenuju dapur mengampir sesuatu untuk makhluk tengil itu.
"Nih" sodorku sebuah es teh manis untuk Kevin.
"Nan ketoko buku yuk" ajak Kevin tiba-tiba membuka obrolan yang dari tadi kian membeku sedingin es teh yang diteguk Kevin.
"Oke tapi traktir aku nasi padang ya" pintaku dengan antusias untuk syarat ngajak aku pergi.
"Oke" jawabnya singkat.
Glek...glek..glek suara Kevin meneguk es teh suguhanku tadi
"Ayo" ajaknya tiba-tiba.
"Ha? sekarang?" tanyaku memastikan
"Besok nunggu lebaran monyet" gerutu Kevin sebal.
"Oke aku ganti baju dulu" menyadari aku masig mengekan seragam sekolahku.
"Udah gitu aja" pinta Kevin.
Tanpa aba-aba Kevin meraih tanganku dan menariknya.
"Dasar tengil" ledekku.
"Kamu mau nasi padangnya hangus tak jadi kau makan" anjamnya.
"Buset dah nganjam" gerutku kesal.
Cuma butuh waktu dua puluh menit kita menempuh perjalanan.
Iyalah Kevin ngebut kaya orang menghindari kena tilang pak polisi ditanggal tua.
"Ayo masuk Nan" ajak Kevin.
"Gak ku tunggu diluar saja ya" tolakku dengan halus.
"Kamu mau nasi padangnya melayang Nan" ancamnya lagi.
"Oke-oke deh aku ikut masuk" jawabku enggan.
Ini semua demi nasi padang gratisan aku rela menemanimu Vin.
Manusia setengah kampret kamu Vin.
"Kau bawakan ini. Ini juga yang ini juga" perintah Kevin tanpa menghiraukanku yang kualahan membawa buku bukunya.
Pantas saja dia mengajakku masuk, ternyata ada udang dibalik batu.
"Nan cepat sini. Kamu bawa ini juga pake keranjang sana" seru Kevin keras tanpa memperdulikanku.
"Nan cepat mumpung diskon gede gedean nih Nan, kamu jaga baik-baik buku ini ya, aku mau cari yang disebelah sana.
Nanti susul aku ya" ujarnya lagi."What? diskon." seruku.
Pantas saja kamu ajak aku untuk jadi babumu hari ini gara-gara diskon.
"Dasar kampret manusia tengil gak tau diri." umpatku kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa
HumorNanda yang periang, cantik, pintar,suka menolong, dan rajin menabung di warung. Eitss... keceplosan. Maaf. Maaf. Saya ralat. Nanda yang sedikit diatas rata-rata. Iya hanya sedikit, mungkin cuma 5 cm diatas lutut. gak lah diatas rata-rata maksudnya. ...