Belajar

12 2 0
                                    

Sejak siang tadi ponselku berdering nyaring.
Tapi Kevin melarangku untuk mengubrisnya.

"Silent Please Nanda" ujar Kevin yang nampaknya sedikit terganggu akan dering ponselku.

"Okay" seruku seraya mengubah profil ponselku yang tadinya umum menjadi D-I-A-M.

Kami kembali fokus ke pelajaran IPA.

*_*

Ku rebahkan tubuhku dikasur.

Kukeluarkan ponselku dari tas kecilku.

15 pesan 4 panggilan.

Gila!

Aku cek.
4 panggilan dari mama.

Katagori pesan:
1 dari mama, 3 dari Sisil, 2 dari Kak Aldo, 4 dari Operator spam, 1 dari papa, 4 dari Kevin.

Wait!

Apaan itu yang terakhir.
Baru juga pisah.

Mama.

Mama, nanti pulang malem.
Jangan lupa makan.

Sisilia.

Nan, sbk gk?

Sisilia.

Oi

Sisilia.

OK. GK JD

Busyet dah capslocknya jebol.

Aldo.

Nan, sibuk nggak?

Aldo.

Kalau udah senggang bales ya.

Kevin kamvet.

Manisnya kalau nurut gitu.

Kevin kamvret.

Nanti malam belajar IPA lagi.
Jeblok lho.

Kevin kamvret.

Besok kalau nggak bisa, kode-kodean ke aku ya.

Kevin kamvret.

Bales napa? Masih idup kan?

Dasar kampret.
Holang kaya buang-buang pulsa mulu.
Mbok yang berfaedah dikit napa.

*_*

Ponselku kembali berdering panjang menandakan ada panggilan masuk.

"Ha-halo" ucapku.

"Halo" suara dari sebrang.

"Siapa?" tanyaku kepo karena ini nomornya disembunyikan.

"Pacar!" jawab dari sebrang sana.

"Oi, aku ini single. Nggak pacaran tauk. Enak aja ngaku-ngaku jadi pacar orang." protesku setengah membentak.

Kudengar ada sedikit suara tawa disebrang sana.

Karena jengkel aku matikan saja telponnya.

Orang gila gitu amat dah.

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang