Pose

19 1 0
                                    

Kusodorkan secarik kertas hasil kerjaku yang mikirnya tujuh keliling.

Dengan santainya Kevin sendawa saking kenyangnya disuhugin bakso yang dapat mengoda iman.

"Serius ini hasilnya?" tanya Kevin sedikit kaget dengan mata terbelalak.

Glek.

Mampus, pasti salah,  kena omel lagi dah.

Aku hanya nyengir kuda.

"Oi,"

"Hmm... "

"Nemu ide paragrafnya darimana,  kok bisa begini jawabnya?" tanya Kevin dengan muka datar,  datar banget oi, nggak ada ekspresinya.

"Nih.. " kutunjuk paragraf alenia dua. Kalimat ketiga.

Kevin hanya manggut-manggut saja.  Nggak koment blass,  membenarkan enggak,  menyalahkan juga enggak.  Udah kaya di gantungin gitu hasilnya.

Krauk

Lha kampret malah ngemil.

Kayanya dia bisa bahasa cenayang.  Dia langsung natap mataku dalam-dalam dan terus ngemil lagi.

"Bentar lagi konsentrasi dalam mekanika makanan" celetuknya tanpa melihatku.  Pandangannya tertuju pada secarik kertas yang ku berikan tadi dan tak luput sambil memasukkan rempeyek ke mulutnya.

Kulirik jam yang menempel di dinding.

Jam 22.00.
Ambil hp lah...

"Waiting... " celetuk Kevin yang menyadari aku akan beranjak

Secara otomatis aku berhenti tidak melanjutkan aktivitasku.

"Begini sudah baik" sambil menaruh secarik kertas hasil jawabanku.

"Kamu, kenapa pose kaya begitu? " tanya Kevin setengah polos,  atau emang niat ngerjain.

"Lha tadi waiting... " protesku

Kevin ngakak so hard.

"Emang aku ngajak omong kamu ya,  aku kan lagi berbicara pada diriku yang lain" seru Kevin masih dengan tertawa renyah sambil memegangi perutnya.

Aku mendengus nafas kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang