Bab 14

616 51 7
                                    

'Jika kamu memang mempunyai hati, setidaknya menoleh lah ke belakang. Ada aku disini!'

**********

Isakan tangislah yang menjadi jawaban sentakan Angga. Baru kali ini ia dibentak oleh Angga dan diusir dari rumahnya.

Apa sebegitu terlukanya Angga sampai Ia tega memperlakukan Ara seperti itu.

Tanpa Angga ketahui , cuaca diluar ternyata sangatlah tidak mendukung, hujan yang deras mengguyur disana. Ara yang sudah keluar dari rumah Angga, sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Hatinya saat ini sedang berkecamuk. Walau hujan deras Ia harus tetap pulang, karena jika masih menetap disana untuk berteduh tidaklah memungkinkan.

Ara berjalan melewati derasnya hujan. Entah sudah berapa banyak tetes hujan yang jatuh dari matanya. Ara membuka pintu rumahnya dengan lemas dan menggigil. Semua badannya dingin dan basah kuyup.

"Kamu dari mana Ara?" tanya Tante Ina yang melihat Ara basah kuyup. Ia menghampiri Ara dan memeluknya.

"Tante?" lirih Ara lemas.

"Ayo sayang masuk, kamu bawa handuk dan mandi ya!" suruh Tante Ina membawa Ara menuju kamarnya.

Ara mengeringkan rambutnya yang masih basah, Ia langsung menuju kasurnya dan menyelimuti tubuhnya.

Tantenya datang ke kamarnya membawa secangkir susu putih hangat dan roti yang sudah ada dinampan.

"Ini kamu minum dulu," memberikan susu itu untuk diminum oleh Ara.

"Makasih Tante."

"Kamu pasti nangis ya tadi, waktu ujan ujanan." tebak Tante Ina.

"Hmmm,"

"Ingat ya sayang, hujan mengajari bahwa kamu tidak pernah sendirian, untuk itu saat air mata kamu jatuh, Ia ikut menemani." ucap Tante Ina dengan penuh kelembutan.

"Iya Tante, makasih." Ara memeluk Tantenya erat, ia merasakan kehangatan didalamnya. Sungguh Ia merindukan Mamanya saat ini.

**********

Sinar matahari pagi menyelinap dari balik jendela yang besar, suara burung-burung makin nyaring seiring meningginya matahari, tetapi Ara masih berada dibalik selimut tebal hello kitty pinknya.

Ara membuka matanya yang masih terasa berat, Ia merasa ada yang menepuk-nepuk pipinya. Ara mengerjapkan matanya berkali-kali hingga terlihat jelas Tante Ina dan Alif yang sudah berpakaian rapi.

"Ara, kamu kenapa? Kamu gak akan sekolah? Dari tadi alarm kamu bunyi, kamu kok pucat." ucap Tante Ina, punggung tangannya menempel ke dahi Ara, untuk mengecek suhu tubuh Ara.

"Badan kamu panas, tapi Tante harus pergi sekarang karna Tante ada meeting penting mengenai butik. Dan Alif juga sedang diwajibkan untuk kerja." Fisik Ara begitu lemah sehingga mudah sekali tumbang.

"Gapapa Tante, kalian pergi aja." lirih Ara pelan.

"Tante ambil kompresan dulu yah."

"Lo kenapa? Bisa panas dingin gini." tanya Alif.

Baru saja Ara akan membuka mulut untuk menjawab, Seketika terdengar suara bel dan ketukan pintu dibawah. Alif segera berlari dan melihat siapa yang datang.

Alur Kehidupan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang