'Berhenti dari segala hal tentang dirimu.'
**********
Angga sudah sampai dirumah Rina. Tubuh Rina semakin dingin dan menggigil. Wajahnya kini semakin pucat, bibirnyapun pucat pasi.
Angga menggendong Rina dan membawa ke kamarnya. Bibi, Asisten Rumah Tangga Rina terlihat panik saat membukakan pintu dan melihat orang yang datang. "Bu tolong gantiin bajunya Rina ya," ucap Angga meminta tolong menggantikan baju Rina agar Ia tak masuk angin kepada Asisten Rumah Tangga dirumah Rina dengan sopan.
Angga mengeringkan rambutnya dengan handuk yang diberikan bibi, setelah itu Ia meminum teh hangat untuk menghangatkan badannya yang sedikit menggigil. Ia masuk ke dalam kamar Rina. Disana sudah ada Rina yang masih terbaring dengan mata terpejam, rambut yang basah dan wajah yang pucat.
Angga mengusap kepala Rina. Lalu mengompres Rina dengan kompresan yang sudah bibi siapkan. Ia memandang wajah Rina dengan begitu dekat dan fokus. "Apa setulus ini lo mencintai gue?" tanya Angga dalam batinnya. Rasanya Ia merasa begitu bersalah, karna dirinyalah yang sudah menjadi penyebab Rina seperti ini.
Mata Rina perlahan membuka. Badannya masih sedikit terasa menggigil. Ia menatap seseorang yang ada disampingnya dengan perlahan.
"Angga?" suara parau Rina terdengar ditelinga Angga.
Angga menjawabnya hanya dengan senyuman di bibirnya, senyuman yang berbeda dari biasanya. Senyuman yang begitu sangat tulus yang datang dengan sendirinya. Rina menatap jam dinding yang ada di kamar nya. Waktu sudah menunjukkan pukul 19.54 menit.
"Kamu kok masih ada disini?" tanya Rina. Ia merasa heran dengan adanya Angga dirumahnya.
"Gak boleh?" tanya Angga balik. Ia meraih tangan Rina dan menciumnya. "Aku cuma mau nemenin kamu," lanjutnya.
"Ini udah malem, mending kamu pulang."
"Ngusir?" tanya Angga sedikit sinis.
"Bukan gitu," jelas Rina terbata-bata. Ia benar-benar bingung apa yang harus Ia katakan pada Angga.
"Oke oke. Aku pulang sekarang. Kamu jangan lupa makan, istirahat dan minum obat." Angga memberikan perhatian pada Rina. Perkataannya berhasil membuat Rina seakan terbang melayang karna terlalu merasakan kebahagiaan. Rina meraih tangan Angga "Makasih ya Ga," ucapnya sambil tersenyum.
Angga balik menggenggam tangan Rina. "Sama-sama. Yaudah aku pulang dulu ya. Inget! Besok kan hari minggu, jadi kamu jangan kemana-mana, cukup istirahat aja dirumah! Besok aku latihan, dan pulang latihan aku langsung datang kesini. Aku harap Hari Senin kamu bakal sembuh dan jadi penyemangat aku di barisan paling depan penonton." ucap Angga pada Rina. Rina mengangguk dan mengembangkan senyuman dari bibir pucatnya.
*********
Semua sedang berkumpul Di Ruang Tengah, Alif, Kak Shelly, Kak Zaky dan Ara. Sementara Faiz jam 9 malam sudah harus masuk kamar. Rencananya tadi sore Ara akan pulang, Namun cuaca sama sekali tidak mendukung sampai saat ini. Maka dari itu, pulangnya Ara hari ini ditunda. Dan besok pagi Alif akan menjemput kembali Ara dan mengantarkan ke rumahnya. Ia akan kembali ke rumah yang menemani perjuangan selama hidupnya dari awal hingga akhir.
"Besok gue jemput lagi," ucap Alif seraya pamit kepada Kak Shelly dan Kak Zaky.
"Jangan telat! Jam 8 pagi loh ya!" pinta Ara seraya menyindir karna Alif sering telat ketika menjemput Ara ke rumah Kak Shelly.
"Siap,"
"Jangan ngebut-ngebut! Hati-hati ya!" Kak Shelly menasihati Alif.
"Inget cuma punya nyawa satu," cetus Kak Zaky menepuk pundak Alif pelan. Mereka terlihat sangat akrab, layaknya seseorang yang sering bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alur Kehidupan [REVISI]
JugendliteraturJalan cerita kehidupan yang berliku Takdir kehidupan seseorang tak pernah bisa ditentukan oleh seseorang itu sendiri. Pasti ada yang berkuasa diatasnya. Dan Alur kehidupanku sudah ditentukan oleh Sang Maha Pencipta, aku hanya dapat menjalaninya dan...