Brukkk
Dengan sontak Egi dan Mamanya melirik ke arah pintu.Ara membuka pintu dengan keras, 2 orang yang ada didalam terkejut melihat sosok wanita yang membuka pintu.
"Ra?" sapa kedua orang tersebut dengan kaget.
"Kalian jahat!" lirih Ara sembari menangis.
"Tante bisa jelasin semuanya sayang."
Tante Vera menghampiri Ara dan mencoba memegang tangan gadis itu secara perlahan.Namun Ara melerai dengan keras "Ternyata Tante ini adalah seorang pelakor! Tante tahu gak? Tante itu udah menghancurkan hidup seseorang. Bukan hanya Ara yang hancur, tapi Mama Ara juga hancur. Itu karna siapa? Karna Tante kan? Tante itu gak punya hati! Mana ada seorang Ibu yang tega menghancurkan masa depan seorang anak, meskipun itu bukan anaknya. Tante jahat. Ara benci Tante! Tante orang ketiga yang udah bikin Papa tergoda dan menceraikan Mama. Ara gak akan pernah maafin Tante. Dan Ara gak akan pernah biarin Tante hidup bahagia. Tante harus ngerasain rasa sakit yang Ara dan Mama rasain selama bertahun-tahun disakiti dan akhirnya ditinggalkan Papa." Ara mendorong Tante Vera, Namun untung saja Egi menahan nya sehingga Mamanya tidak terjatuh ke lantai.
Ara berlari keluar, Ia menatap langit yang gelap yang sama dengan suasana hatinya saat ini. Petir bergemuruh dan hujan turun. Ara tak peduli apapun yang terjadi. Kecewa, hancur, sakit hati semuanya saat ini Ia rasakan. Ia berlari ditengah derasnya hujan. Dan Egi mengejar Ara, Egi menarik lengan Ara sehingga mereka berhadapan. "Ra, kamu gak bisa bersikap kasar kaya gini ke Mama. Bagaimanapun dia itu orang tua." Bentak Egi pada Ara.
"Orang tua? Orang tua gimana yang harus dihormati dan dihargai Kak? Orang tua yang menghancurkan kebahagiaan orang lain? Iya?" Teriak Ara pada Egi, air mata terus mengalir dipipinya meskipun tak terlihat karna hujan ikut membasahi dan menutupi kesedihan yang menimpa Ara.
"Ra cukup! Dia adalah Mama Egi. Kamu gak bisa ngejelek-jelekkin dia kaya gini."
"Ara gak nyangka bisa pacaran dan mencintai orang yang punya ibu seorang pelakor, perusak rumah tangga orang."
"Ara!!" Egi semakin menyentak Ara.
"Bajingan!!!!" Ara menampar Egi dengan keras. Egi terdiam dengan tamparan Ara. Hujan terus membasahi bumi, dan menemani pertengkaran antara Egi, Ara dan Tante Vera. Hal yang tak disangka terungkap. Egi yang terlihat kaku saat bertemu Papa Roni, karna hal tersebut. Tante Vera sudah menghancurkan pernikahan antara Papa Roni dan Mama Arin yang sudah 21 tahun menikah. Karna perlakuan wanita itulah Ara menjadi anak korban perceraian, dan kurang kasih sayang dari seorang Ayah. Ara pun harus dapat menerima 2 orang baru yang menjadi Mama sambung dan Papa sambungnya.
Dengan sontak Tante Vera menghampiri Ara dan Egi "Ara sayang Tante minta maaf nak. Tante yang salah. Tolong kamu jangan marahi Egi seperti ini. Egi dan kamu hanyalah korban dari kelakuan Tante."
"Minta maaf? Tante kira dengan kata maaf bisa mengembalikan keluargaku seperti dulu? Yang utuh dan gak terpisah seperti sekarang. Bisa Tante? Jawab!"
"Cukup Ra!" bentak Egi, Ia tidak menerima perlakuan Ara yang sudah kasar pada Ibunya.
Ara mengabaikan bentakan Egi. "Tante tahu? Pedihnya kehidupan Ara, Mama dan Kak Shelly saat kasih sayang kami direbut, saat kebahagiaan keluarga kami Tante ambil. Saat dunia kami masih utuh, tapi tiba-tiba badai menghancurkan surga kami. Dan badai itu adalah Tante!"
Ara semakin menangis, air matanya yang menetes mengalir bersama air hujan yang membasahinya.
"Karna Tante Ara trauma, depresi, dan menjadi orang yang sangat rapuh. Tante dan Kak Egi gak pernah tahu bagaimana pedihnya kehidupan yang kami lalui setelah Papa meninggalkan kami. Hati kami bagai tercabik-cabik. Kami kehilangan tulang punggung keluarga. Kami kehilangan seseorang yang selalu melindungi kami!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alur Kehidupan [REVISI]
Ficção AdolescenteJalan cerita kehidupan yang berliku Takdir kehidupan seseorang tak pernah bisa ditentukan oleh seseorang itu sendiri. Pasti ada yang berkuasa diatasnya. Dan Alur kehidupanku sudah ditentukan oleh Sang Maha Pencipta, aku hanya dapat menjalaninya dan...